Lucas mengantarkan Alley kembali ke rumah wanita itu, ia menahan senyumnya ketika melihat Alley berjalan sedikit tertatih. Sialan, mengingat semalam membuatnya ingin kembali mengulang. Tetapi tidak mungkin, Alley akan memarahinya habis-habisan.
"Apa yang kau pikirkan?" Lucas menggeleng lalu menuntun Alley masuk kedalam rumah.
"Kau tidak ke bengkel?"
"Aku akan kesana setelah mengantarmu,"
"Kau sudah mengantarku, sana bekerjalah." Alley hendak berjalan menuju kamarnya ketika Lucas menarik tangannya membuat wanita itu menabrak dada bidang Lucas.
"You'll wait for me right?" Lucas memeluk Alley erat, ia sangat takut kehilangan wanita ini.
"I don't know." Balas Alley lirih, Lucas melepaskan pelukannya menyentuh dagu Alley untuk mendongak menatapnya.
"Aku berjanji akan kembali padamu, aku tidak akan menikahinya. You have to believe me dan aku bahkan tidak yakin ia benar-benar sedang hamil, aku akan membuktikannya." Alley mengangguk ragu dan Lucas memakluminya.
"Kalau begitu, aku pergi sekarang. Berendamlah air hangat jika masih terasa sakit," Alley mengernyit bingung dengan apa yang Lucas ucapkan tetapi ketika melihat seringai menyebalkan pria itu wajahnya memerah.
"Cepat pergi!" Alley mendorong Lucas keluar rumah dan pria itu pasrah saja sembari tertawa meledek. Alley menutup pintunya lalu menyenderkan tubuhnya di pintu, ia memegang kedua pipinya yang pasti sudah memerah seperti kepiting rebus. Tidak ingin memikirkannya ia masuk kedalam kamar.
•°•
Mendengar suara pintu yang diketuk, Alley segera keluar untuk melihat siapa yang datang. Matanya membulat terkejut ketika melihat Alexa dengan senang yang tidak dapat ditahan ia memeluk Alexa erat dan dibalas sama eratnya. Setelah melepaskan pelukannya, Alley mengernyit bingung karena Alexa langsung saja masuk kedalam kamar wanita itu bahkan sebelum Alley menanyakan tentang Leonardo. Alley terlihat bingung dengan sikap Alexa namun ia juga tidak berani menanyakan apapun.
"Alexa." Panggilnya sambil mengetuk pintu dengan pelan, bukan seorang Alley jika tidak melakukan sesuatu dengan pelan."Alexa." Panggilnya lagi dan Alexa pun menjawab dari dalam.
"Ayo makan, aku sudah memasak. Kita sudah lama tidak makan bersama." Lalu keluarlah Alexa dan duduk di depan meja makan.
"Kau terlihat kurus, Alexa. Apa dia tidak memberimu makan di sana?" Alexa pun hanya diam dan mengangguk.
"Aku tidak bisa makan makanan selain makananmu." Alley pun terkekeh dan menepuk tangannya dua kali.
"Pandai sekali kau ya." Alexa pun tersenyum dan memakan makanannya dengan pelan. Padahal biasanya wanita itu makan dengan lahap seperti orang kelaparan. Tetapi, tampaknya bahkan makanan yang ada di piringnya ini tidak akan habis.
"Jadi, kali ini kau pulang sungguhan?" tanyanya hati-hati, entah mengapa sebenarnya saat Alexa pulang ia takut. Ia bahkan sudah tidak suci lagi saat Alexa pulang, bagaimana caranya agar ia menceritakan semua hal yang telah ia lalui dengan Lucas kepada Alexa?
"Ya, sepertinya begitu." Alexa menjawab dengan malas.
"Kau tidak akan pergi lagi?" Alexa pun menatapnya dengan tajam.
"Kenapa? Kau sudah terbiasa tanpaku? Jadi cuma aku saja yang tidak terbiasa tanpamu hingga kurus seperti ini?" Alley pun tertawa kecil tapi hal seperti itu tidak akan lolos dari Alexa, kembarannya ini sangat hebat mengintimidasi seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEWHERE, SOMEDAY [On-Going]
Romance#The Twin Series Alleysia mencintai sahabat kembarannya, Lucas. Lalu terluka ketika mengetahui pria itu sudah dimiliki wanita lain. Tidak ada yang bisa Alley lakukan, kecuali menghindari pria itu jika ingin sakit hatinya terobati. Lucas sahabat deka...