26

117 15 0
                                    

Alley bersenandung pelan, ia sedang memasak sarapan untuk Alexa dan tentu saja Lucas. Memasak lebih banyak karena Lucas pernah bilang jika sarapan yang dibuatkannya terlalu sedikit.

"Kau terlihat senang," Alley menatap Alexa yang baru keluar dari kamarnya.

"Aku? Biasa saja." Alexa mencibir.

"Bersenandung, bergoyang-goyang, dan senyum-senyum terus. Apa aku salah lihat?" Alley menangkup kedua pipinya. wanita itu mendekati Alexa memperlihatkan senyum lebarnya.

"Aku senang karena kau kembali, aku sangat kesepian ketika kau pergi. Jangan pergi-pergi lagi ya, aku tidak akan bisa melewati semuanya tanpamu." Alexa tersenyum tipis dan memeluk Alley.

"Kau bisa melaluinya sendirian, percaya pada dirimu sendiri semua yang terjadi adalah jalan untuk menuju kebahagiaanmu." Alley mengangguk sebagai jawaban, Alexa benar ia harus bisa percaya jika ia mampu melewati semua ini.

"Jadi, apa yang sedang kau masak?" Alexa mengintip dapur yang berantakan dengan segala bumbu dan perkakas dapur.

"Makanan kesukaanmu, aku membuatnya dalam porsi banyak. Tolong berikan pada Lucas ya,"

"Ya, tentu saja Lucas akan mendapatkan yang paling banyak." Sindir Alexa jenaka membuat wajah Alley memerah.

"Awas saja pria itu, ia akan habis denganku nanti. Bisa-bisanya ia membuat kakakku tidak polos lagi," Alexa berpura-pura marah.

"Jangan berkata seperti itu!" Kesal Alley malu.

"Itu adalah kenyataan Alleysia, berdoa saja ia bisa menyelesaikan semua urusannya." Alley mengaminkannya dalam hati.

Tidak lama terdengar klakson mobil berbunyi tiga kali. Alley langsung ingin keluar ke depan tapi Alexa menahannya.

"Biar dia yang kemari, kuberi dia kejutan." Mereka kembali mendengar klakson mobil Lucas dan tak lama mesin mobil pria itu mati. Alexa paham sekali, pria itu pasti akan naik dan mencari Alley.

"Alley." Ketuk pria itu tiga kali lalu membuka pintu utama rumah mereka dan langsung berhadapan dengan Alexa yang dari kejauhan sedang meminum dan tak lama kemudian membanting gelas ke meja.

Membuat Alley maupun Lucas langsung terkejut.

"KEMARI KAU!"

Lucas pun maju pelan-pelan dan berkata, "Alexa, semua ini bisa kujelaskan pelan-pelan." Tidak, Lucas tidak bisa diberi ampun.

"PELAN-PELAN KAU BILANG? KAU SAJA BERHUBUNGAN DENGAN KAKAKKU TIDAK PELAN-PELAN, SIALAN!" Suara Alexa mungkin terdengar hingga para tetangga, demi apapun, suaranya bahkan sudah mencapai oktaf tertinggi yang ia punya.

"Setidaknya jika kau sudah meyudahi hubunganmu dengan tara-tara itu.." Ucapan Alexa dipotong oleh Lucas.

"Namanya Teresia, Alexa." Langsunglah tatapan tajam Alexa menerkam Lucas.

"Kau pikir aku peduli namanya siapa, huh? Setidaknya setelah kau putus dari wanita itu, pacari dulu kakakku, setidaknya kalian bisa berhubungan pelan-pelan! Tidak langsung membuat anak! Kau pikir aku siap menjadi seorang bibi? Wah, aku tidak percaya kalian berbuat seperti ini!"

Alexa pun langsung memegang kepalanya yang berdenyut membuat Alley yang sedari tadi terlihat takut menatap Alexa khawatir.

"Kepalaku bahkan sakit sekali sekarang." Yang benar saja, ia memang tidak bisa tidur semalaman

"Maka dari itu kau tenang dulu, Alexa." Rasanya setiap Lucas berbicara emosi Alexa naik.

"Kau pikir aku bisa tenang jika begini situasinya? Pikir pakai otakmu itu! Mau kau sahabatku pun jika kau menghamili kakakku dan tidak bertanggung jawab, aku akan mematahkan lehermu dengan kakiku sendiri." Lucas pun mengangguk-anggukkan kepalanya.

SOMEWHERE, SOMEDAY [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang