Lonceng pintu toko bunga Alley berbunyi yang artinya seseorang baru saja masuk, wanita itu langsung berbalik memasang senyum terbaiknya menyambut pelanggan.
"Welcome! Can i..." belum sempat melanjutkan kalimatnya ia menemukan wajah pria yang selama seminggu lebih ini tidak pernah menemuinya. Mengirim pesan juga tidak pernah dan hal itu membuatnya lega dan sedih secara bersamaan. Lalu sekarang pria itu kembali datang dengan wajah sayu. Pria itu seperti tidak terurus, rambutnya memanjang dan membiarkan janggut disekitar rahangnya tumbuh. Tidak ada kalimat yang keluar dari mulut mereka berdua, keduanya terdiam saling menatap dengan penuh kerinduan.
Alley yang lebih dulu memalingkan wajahnya, rasanya ia ingin menangis karena merindukan pria didepannya. Sedangkan pria itu masih tetap menatap Alley, ia juga sama rindunya.
"Ada yang bisa aku bantu?" Berusaha bersikap profesional ia menatap pria itu dengan senyum yang dipaksakan.
"Bisakah kita berbicara? Hanya lima menit."
"Maaf, aku sangat sibuk."
"Kalau begitu aku menunggumu sampai tidak sibuk,"
"Jangan membuang waktumu. Lebih baik kau pergi dari sini, tidak ada yang harus dibicarakan lagi."
"Aku akan tetap menunggu di cafe depan sana sampai jam berapapun." Tanpa menunggu jawaban Lucas langsung pergi membiarkan Alley yang menatap pria itu kesal. Berusaha tidak peduli ia melanjutkan pekerjaannya, biar saja pria itu menunggu. Lama-lama juga akan pulang dengan sendirinya. Hingga tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul enam sore, Alley mengunci pintu tokonya lalu berjalan menuju halte bis. Langkahnya berhenti ketika melihat dari jendela cafe pria itu masih disana, tebakannya salah.
Dengan berat hati, Alley masuk kedalam cafe. Sambutan dari pelayan membuat Lucas mengangkat wajahnya lalu tersenyum tipis merasa senang Alley datang. Dengan wajah datar wanita itu duduk mengalihkan tatapannya ke segala arah selain Lucas.
"Kau ingin pesan apa?" Alley menggeleng tidak ingin apa-apa.
"Apa yang mau dibicarakan? Hanya lima menit, aku tidak mau ketinggalan bus."
"Aku bisa mengantarmu,"
"Kau sendiri yang bilang hanya lima menit." Desis Alley. Wajah kecewa Lucas tidak bisa disembunyikan membuat wanita itu membuang pandangannya tidak mau merasa kasihan.
"Aku masih tidak tahu kenapa kau menjauhiku dan mengatakan bahwa kau membenciku. Sebelumnya kita tidak memiliki masalah apapun lalu keesokannya kau langsung mengatakan hal menyakitkan itu." Lucas benar-benar ingin mendengar jawaban Alley, apa yang membuat wanita itu berubah dalam sekejap.
"Itu sudah berlalu, apa yang perlu dibahas dari hal itu? Itu kenyataannya, kau membuatku kehilangan Alexa. Seharusnya kau membiarkanku tertangkap bersamanya, aku tidak akan sendirian sekarang!"
"What do you mean? Kau berharap disekap juga oleh para gangster itu? Ada apa dengan otakmu itu? Are you insane?" Kesal Lucas tidak mengerti dengan jalan pikiran wanita didepannya.
"Yes, i am! Kau yang membuatku menjadi seperti ini! You makes me lost my sister and now i'm alone! Aku tidak mempunyai siapa-siapa selain Alexa." Lirihnya.
"You have me, aku sudah mengatakannya berulang kali padamu. Aku yang akan menjagamu menggantikan Alexa, ia yang menitipkanmu padaku."
"So, kau melakukannya karena Alexa kan? Bukan karena kemauanmu sendiri. Aku tidak mau merepotkanmu, jadi tidak usah menjagaku. Urusi saja tunanganmu itu dan waktumu sudah habis!" tanpa basa-basi Alley pergi begitu saja meninggalkan Lucas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEWHERE, SOMEDAY [On-Going]
Romance#The Twin Series Alleysia mencintai sahabat kembarannya, Lucas. Lalu terluka ketika mengetahui pria itu sudah dimiliki wanita lain. Tidak ada yang bisa Alley lakukan, kecuali menghindari pria itu jika ingin sakit hatinya terobati. Lucas sahabat deka...