12

113 21 0
                                    

Tidak ada yang dapat Lucas lakukan, ia begitu bosan mendengarkan pembicaraan antara ayahnya dan ayah Teresia. Keluarga mereka berdua sedang mengadakan makan malam bersama di salah satu restoran mewah yang hanya dapat didatangi oleh kalangan atas. Pria itu hanya mengaduk makanannya dengan garpu tanpa berniat memakannya karena tidak bernapsu sama sekali. Lucas benar-benar ingin pergi dari tempat ini, begitu menyesakkan karena ia harus bersikap sopan dengan menggunakan kemeja dan jas. Kalau bukan karena permintaan ibunya, Lucas tidak akan pernah menerima makan malam bersama seperti ini. Ia tahu apa yang akan dibahas setelah basa basi antara dua orang pria paruh baya itu selesai.

"Kau tidak suka makananya? Mau aku pesankan yang lain?" Teresia bersuara dengan lembut berusaha menarik perhatian Lucas namun hanya dibalas dengan gelengan samar. Menghembuskan napas kesal, wanita itu lebih memilih kembali fokus pada makanannya.

Terdengar suara dentingan gelas mengalihkan perhatian dua keluarga itu, mereka berada di bagian yang private yang hanya bisa dipesan lebih dulu sebelum dipakai. Ayah Lucas tersenyum ramah kepada calon menantunya yang dibalas dengan ramah pula oleh Teresia.

"Acara makan malam ini diadakan untuk mengumumkan hal yang selalu kita tunggu-tunggu," ucap ayah Lucas.

"Pertunangan Lucas dan Teresia akan segara dilaksanakan pada akhir bulan ini," sambung Eddie, ayah Teresia membuat senyum anaknya melebar bahagia.

Lucas membanting garpu yang sedari tadi dipegangnya, pria itu menatap tajam pada ayahnya. Bagaimana bisa pria paruh baya itu menentukan sendiri tanpa dirinya tahu, Lucas berdiri membuat pandangan semua orang jatuh padanya.

"Ini tidak adil! Aku bahkan tidak tahu apapun dan seenaknya daddy menentukan tanpa membicarakannya dulu padaku?" Geramnya kesal. Teresia berdiri mengajak Lucas untuk kembali duduk dan pria itu menepisnya.

"Jangan menyentuhku!" Desisnya membuat Teresia terkesiap dan kembali duduk dengan wajah penuh amarah.

"Setiap orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya dan pertunangan ini adalah hal yang terbaik untukmu dan Teresia, untuk masa depan kalian berdua. Aku sudah merundingkan ini bersama dengan Eddie, kami sudah menyetujuinya dan kalian hanya tinggal menjalani saja. Kami yang akan mengatur persiapannya," jawabnya santai.

Lucas tersenyum miring, " Yang akan menjalankan pernikahan ini nantinya aku, mengapa kalian para orangtua yang harus mengatur? Kalian tidak punya hak untuk menentukan semuanya sendirian!"

"Lucas, tidak apa-apa. Aku setuju dengan apa yang orang tua kita inginkan," Teresia berusaha membuat Lucas luluh dengan mengusap lengan pria itu.

"Kau saja yang setuju! Aku tidak akan pernah menyetujui hal ini! Asal kalian semua tahu, aku menolak perjodohan ini." Semua yang berada disana menatap terkejut Lucas, mereka tahu Lucas memang menolak sedari awal dan hanya terpaksa menerima perjodohan ini tetapi mereka tidak menyangka jika pria itu akan mengatakannya secara gamblang.

"Lucas! Apa yang kau katakan?" Teresia berdiri menatap kesal ke arah Lucas.

"Kau bahkan tahu aku tidak pernah setuju dengan acara tidak jelas ini! Dan kau tetap memaksakan kehendakmu dengan menggunakan ayahmu sebagai tameng, kau pikir aku akan takut? Tidak! Aku sudah tidak peduli apakah aku akan menjadi pewaris atau tidak! I don't fucking care anymore!" Lucas pergi meninggalkan ruangan bersama Teresia yang mengejar pria itu.

"Lucas!" Teresia mengejar Lucas susah payah karena ia memakai high heels. Teresia langsung menarik lengan Lucas ketika ia bisa dan menampar pria itu. Lucas hanya diam saja memegang pipinya tanpa menatap Teresia yang matanya sudah memerah.

"How dare you!" Desisnya.

"Mengapa kau melakukan ini padaku? Kau tahu aku begitu mencintaimu, kenapa kau tidak sekali saja berkorban untukku?"

SOMEWHERE, SOMEDAY [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang