41

86 13 0
                                    

Sambil mengelus-elus perutnya, Alley memegang salah satu buah kering yang dibeli Alexa.

"Ini apa? Kalau yang ini aku tahu." Alley menunjuk buah kismis sebagai buah yang ia tahu. Ya, yang benar saja, manusia mana yang tidak tahu kismis?

Alley mencoba buah yang tidak ia tahu namanya dengan pelan, rasanya manis dan chewy di mulutnya, lucu sekali.

Alexa yang sedari tadi menatap tajam ke arah Lucas langsung mengalihkan perhatiannya pada kakaknya. Akhirnya, Lucas bisa lepas dari tatapan intimidasi Alexa. Gila, padahal ia sudah bersahabatan bertahun-tahun, tapi jika sudah diperlakukan seperti itu oleh Alexa, ia juga sangat menyayangi nyawanya, ia takut dibunuh tengah malam oleh Alexa walaupun hal itu minim akan terjadi.

"Itu Jujube! Kurma merah." Alexa mendekat dan ikut mengelus perut besar Alley.

"Enak kan? Aku juga sudah mencicipinya ada tester di toko tadi. Kandungan oksidannya tinggi sekali bagus untuk ibu hamil, walaupun bagus tapi hanya boleh satu sajian untuk dimakan, karena mengandung gula yang tinggi, aku membaca bahwa kalau kau memakan buah kering begini dapat membantu pelebaran serviks dan menurunkan risiko induksi pada saat persalinan."

Alley pun langsung tersenyum dan memegang tangan Alexa, "Ya ampun, sejak kapan kau jadi rajin membaca Alexa? Nak, lihatlah aunty kalian rela membaca demi kalian! Biasanya ia hanya baca buku panduan motor saja, loh." seketika Rei dan Lucas sedikit terkekeh dan langsung mendapatkan tatapan tajam oleh Alexa, dalam sekian detik mereka langsung diam dan kaku lagi.

"Terima kasih banyak, Alexa. Aku sangat terberkati mempunyai saudara seperti mu." Alley memeluk Alexa pelan dan tentu saja terhalangi oleh perutnya yang mulai membesar.

"Sudah sewajarnya aku memberikan apa yang aku punya untukmu, Alley. Apapun untukmu." jika romantis ditujukan untuk pasangan, maka tidak berlaku untuk kedua saudara ini. Karena mereka melebihi pasangan.

"Aku masih memiliki 5 hari lagi di sini, aku akan menjagamu dengan baik, sekalian juga kita kelilingi London."

Lalu setelah Alexa memberikan saran begitu, Rei pun ikut berkata,"Ya, jangan lupa bawa bekal buah-buahan. Pisang, alpukat, mangga dan kawan-kawan. Sampai 5 hari ke depan pun belum tentu itu semua bisa habis oleh kita berempat!"

Alexa pun tersenyum dengan sangat lebar, "Sepertinya kau sudah tidak niat hidup ya? Kemari kau!"

Baru saja Alexa ingin mengejar Rei yang sudah siap berlari, tetapi tiba-tiba ponselnya bergetar dan membuatnya terhenti. Alexa memilih untuk mengambil ponselnya dan menjauh, Alley sangat tahu jika yang menghubungi wanita itu adalah Leonardo.

"Mengapa kau bertengkar dengan Alexa?" Alley mendekat ke arah Rei dan Lucas yang sedang duduk di sofa, Lucas menarik tangan Alley pelan membuat wanita itu duduk dipangkuannya. Alley yang malu berusaha melepaskan diri tetapi Lucas menahannya.

"Lanjutkan saja, tidak ada orang disini." sindir Rei mendengus sebal.

"Segera cari pasanganmu sendiri agar tidak iri," Alley memukul pelan bahu Lucas dengan senyum kecil di bibirnya.

"Jadi, mengapa kau seperti sedang bermusuhan dengan Alexa?" tanya Alley sekali lagi pada Rei.

"Kembaranmu itu membeli banyak sekali buah yang dapat mencukupi 7 anggota keluarga selama seminggu, sedangkan kita disini hanya berempat. Siapa yang mau menghabiskan? Buah-buahan itu akan busuk duluan," benar saja, Alexa memang membeli banyak sekali buah-buahan yang tidak mungkin habis jika dimakan oleh mereka berempat.

"Selama Alexa senang, aku tidak masalah. Aku bisa membagikannya ke tetangga nanti kalau memang tidak habis." Alley tersenyum manis.

•°•

SOMEWHERE, SOMEDAY [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang