33

96 17 4
                                    

Rei menoleh ke arah Alley yang lebih memilih menatap jalanan menyembunyikan matanya yang basah, pria itu melihat ketika Lucas memeluk Alley dan wajahnya yang begitu tidak rela melihat Alley menjauh tanpa bisa mengejarnya.

"Sepertinya rencana itu tidak usah dijalankan saja," ucapnya. Alley menggeleng tegas menolak gagasan Rei untuk menggagalkan rencananya.

"Aku tidak bisa terus disini, rasanya aku tidak akan kuat jika tidak sengaja melihat Lucas dengan Teresia."

"Lalu bagaimana dengan kandunganmu? Bagaimana jika tiba-tiba ia meminta bertemu dengan ayahnya?" Alley secara tidak langsung memeluk perutnya memberikan usapan pelan.

"Aku bisa mengatasinya," ucapnya lirih membuat Rei menghembuskan napasnya kasar. Alley sangat keras kepala, pria itu tidak bisa melakukan apapun untuk menggagalkan rencana Alley yang ingin pergi dari negara ini.

Alley meminta bantuannya untuk bisa pergi, wanita itu berkata ia ingin menenangkan diri dan tidak ingin siapapun mencari dan mengetahuinya. Rei tidak bisa menolak ketika Alley memberikan wajah memohonnya dan alasan kandungannya.

•°•

"Apa? Kau ingin pergi ke luar negeri? Sendirian?" Alexa tidak habis pikir dengan apa yang dikatakan dengan Alley.

"Tidak, aku tidak akan mengizinkanmu. Bahkan kandunganmu masih begitu kecil dan lemah, tidak mungkin kau bisa bepergian kemana-mana seenaknya dan sendirian." Alley tidak meminta persetujuan Alexa, ia membutuhkan dukungan dari saudaranya ini.

"Aku sudah dewasa dan akan menjadi ibu, aku tentu bisa menjaga diriku sendiri. Aku yakin bahwa apa yang ku pilih menjadi yang terbaik."

"Tapi tidak begini, Alley. Kalau begini kau membahayakan dirimu sendiri." Alley menggelengkan kepalanya.

"Tentu saja tidak, aku sudah membuat rencana sebaik mungkin sampai aku bisa bepergian dengan baik." Alexa mungkin lupa bahwa saudaranya ini adalah orang yang teliti dan juga sangat siap menjadi seorang ibu.

"Aku akan bepergian melalui darat sampai kandunganku masuk ke trisemester ke dua. Aku sudah mengecek dan bertanya kepada dokter bahwa aku bisa aman naik pesawat jika usia kandunganku masuk minggu ke - 14. Nah, rute yang telah ku buat ini sudah yang paling sangat aman." Alexa masih heran dengan apa yang diinginkan oleh Alley.

"Apa kau tidak bisa di sini saja?"
Ia masih ingin bernegosiasi, mana tahu kembarannya ini dapat berubah pikiran setelah melihat wajah melasnya yang tidak ada imut-imutnya ini.

"Apa kau tega melihat aku tertekan di sini?" Alley menjawab Alexa dengan kembali mengeluarkan pertanyaan agar membuat Alexa menjadi berada di pihaknya.

"Bahkan tertekan lebih bahaya dari pada bepergian..."

Ia sengaja agar Alexa membolehkanmya pergi, kalau tidak Alley juga bisa tidak tenang, ia selalu berpikiran yang tidak-tidak dan sedih. Dan, ini bukan hanya sekedar perkataan, ini benar-benar alasan yang membuatnya ingin pergi.
Kalau tidak, mana mungkin ia akan sekeras ini ingin pergi berjauhan dengan saudara kembarnya?

"Kalau begitu aku akan menemanimu." Alley hanya tersenyum.

"Kau tidak akan bisa pergi dengan tenang jika kau memikirkan pria itu." Alexa mengernyitkan dahinya.

"Siapa?" Alexa ingin pura-pura tidak tahu siapa yang dimaksud oleh Alley.

"Tidak usah pura-pura, aku tahu bahwa kau menyukai gangster itu. Siapa namanya?" Alley sudah peka sejak melihat gerak-gerik adiknya saat di rumah sakit saat ia kecelakaan, sudah pasti adiknya ini terjerat oleh pria yang salah menculiknya itu dan demikian juga pria itu.

SOMEWHERE, SOMEDAY [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang