11

122 21 3
                                    

Lucas memberhentikan motornya dekat dengan toko bunga milik Alley, menyandarkan dirinya dimotor menunggu wanita itu keluar. Ketika mengunjungi rumah Alley, didepan masih gelap tanda wanita itu belum kembali maka dari itu Lucas mendatangi tempat wanita itu sekarang berada.

Tidak lama, Alley keluar dari toko bunga dan menguncinya. Wanita itu berjalan menuju halte yang jaraknya tidak jauh dari toko bunga miliknya. Alley duduk dan diam dengan pandangan kosong, memikirkan apa yang ia katakan tadi pada Lucas. Tidak tau darimana keberanian itu datang, namun hal itu juga membuatnya sangat lega. Setidaknya, Lucas akan berhenti mendekat untuk menjaga perasaan tunangan pria itu.

Mendengus kasar ketika mencoba membandingkan dirinya dengan wanita itu, ya namanya Teresia kalau ia tidak salah ingat. Dengan pakaian modis, wajah cantik rupawan dan tubuh seperti model sudah dipastikan tipe ideal Lucas sangat tinggi. Sama seperti wanita yang bertemu dengannya di supermarket kemarin, ia tau Lucas bukan pria polos yang tidak tau dunia malam. Dari penampilannya yang seperti itu, semua orang sudah tau Lucas seperti apa.

"Alley," mendongak menatap pria yang memanggil namanya.

Lucas menatapnya tajam dan Alley menunduk tidak mau menatap lebih lama, ia harus bisa tegas sekarang jika ingin hatinya tidak terluka lebih jauh dari ini.

"Pulang denganku," Lucas memegang pergelangan tangan Alley namun dengan cepat wanita itu menepisnya.

"Aku bisa pulang menggunakan bus, sebentar lagi akan tiba. Jangan pikirkan aku, kau bisa pulang duluan." Suaranya begitu datar, tidak seperti yang Lucas kenal. Nada lembut, pelan dan wajah yang selalu memerah menatap Lucas namun sekarang semuanya sirna dalam sekejap.

"Ini sudah malam! Tidak baik untuk wanita pulang sendiri, ayo Alley. Jangan sampai aku memaksamu," mendengus sinis Alley memalingkan wajahnya menatap jalan tidak peduli dengan Lucas yang menggeram marah. Pria itu menarik tangan Alley untuk berdiri dan berjalan terpaksa karena ditarik oleh Lucas.

"Lepaskan! Aku bilang lepaskan!" Alley menggigit lengan Lucas membuat pria itu mendesis sakit lalu melepaskan tangan Alley.

"Jangan campuri urusanku!" Dengan tegas Alley mengatakannya.

"Aku tidak mencampuri urusanmu! Aku hanya ingin mengantarmu pulang, ini sudah malam. Kau tau aku berjanji pada Alexa untuk selalu melindungimu dan aku akan menepati janji itu," tertawa miris mendengar kalimat yang Lucas ucapkan.

"Apa yang aku harapkan? Kau benar-benar mengkhawatirkanku, karena nyatanya itu hanya bentuk rasa tanggung jawab kepada Alexa." Walaupun suara Alley lirih namun Lucas masih bisa mendengarnya, terdiam tanpa bisa berkata apapun. Alley mengangkat wajahnya menatap Lucas lalu tersenyum tipis.

"Tidak usah melakukannya, aku sudah dewasa dan sendirian pun bukan masalah untukku. Aku tidak butuh diawasi seperti bocah kecil, aku bukan urusanmu Lucas. Hanya satu permintaanku, tolong jaga bengkel milik Alexa dengan baik karena itu adalah hasil kerja kerasnya." Alley kembali ke halte lalu duduk dan memainkan ponselnya berusaha tidak peduli dengan pria itu yang masih terdiam diseberang sana dan juga menahan air mata yang ingin jatuh.

Kau harus kuat, Alley! Sekarang kau sendirian, jaga dirimu sendiri dengan baik. Jangan bergantung pada orang lain.

Tidak lama, bis yang ditunggu Alley datang. Setelah wanita itu masuk, bis segera melaju menuju tempat selanjutnya meninggalkan dua pria yang menatap kendaraan tersebut menjauh.

~~~

Lucas masuk kedalam apartemennya yang sunyi dan langsung kekamar lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur, menatap langit yang malam ini bulannya bersinar terang. Mengapa rasanya sesak? Alley menjauh darinya membuat sesuatu terasa hilang dan kosong. Setiap kalimat yang dikatakan oleh Alley tadi pagi benar-benar mengganggu pikirannya, ia bahkan tidak fokus kerja hingga ditegur oleh beberapa pekerja karena melamun.

SOMEWHERE, SOMEDAY [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang