39

118 16 4
                                    

Alley baru saja selesai makan malam, sendirian. Walaupun ia sedih karena seharusnya Alexa hari ini datang untuk merayakan ulang tahun mereka yang tinggal beberapa hari lagi. Alexa mengatakan ia bisa datang nanti setelah lewat dari tanggal ulang tahun, padahal ia sudah menyiapkan kue yang dibuat sendiri. Alley mengusap perutnya perlahan, setidaknya ada dua nyawa yang sekarang menemaninya jadi ulang tahun kali ini tidak terasa sendirian.

Alley memeriksa kue di dalam kulkas, ia akan memotongnya tepat jam 12 nanti malam. Sekarang ia membuka bagian freezer dan menatap lapar pada es krim yang semenjak hamil selalu tersedia. Hendak mengambil salah satu tub namun perkataan Rey tadi siang membuatnya mengurungkan niat, mendengus sebal Alley menutup kulkas sedikit keras dan berjalan menuju ruang tamu. Ia menyalakan televisi dan menatap bosan karena tidak ada acara yang seru. Hingga 30 menit kemudian, Alley terlonjak dari tidurnya mendengar suara bel. Sekarang sudah pukul dua belas kurang lima belas malam, Alley sedikit ketakutan. Wanita itu berjalan pelan menuju pintu dan melihat lebih dulu siapa yang ada di depan. Matanya membulat terkejut dan langsung membuka pintunya.

"Alexa?!" Alley memeluk Alexa erat namun tidak bisa karena perutnya menjadi penghalang.

"Astaga, pelan-pelan saja. Kasian keponakanku terjepit!" Alexa menegur dengan senyum lebar tidak hilang dari bibirnya. Alexa bisa merasakan tubuh Alley bergetar dan suara isakan mulai terdengar.

"Hei, mengapa menangis?" Alley melepaskan pelukannya dan mengusap kedua pipinya.

"Aku terharu, kukira kau benar-benar tidak bisa datang dan aku akan merayakan ulang tahun sendirian." Alley masih saja mengeluarkan airmatanya.

"Tentu saja tidak, aku tidak akan membuatmu sendirian di hari ulang tahun kita." tersenyum sebagai jawaban, Alley menoleh ke sebelah kanan dan menangkap wajah Rey yang tersenyum geli.

"Rei! Kau juga datang?" Alley memeluk Rei juga, ia begitu senang hingga tidak sadar sedikit melompat untuk memeluk Rei  dan membuat mereka yang berada disana khawatir. Alley merasakan tangan lain memeluk pinggangnya dan ia yakin ini bukan tangan Rei karena kedua tangan Rei berada di belakang menahan tubuhnya, Alley melihat ke bawah dan dua tangan kekar menahan perutnya hingga terasa tendangan yang begitu kuat dari bayinya membuat ia meringis kecil. Tangan yang memeluk perutnya itu menjadi kaku dan tidak lama langsung mengelus perutnya.

Alley tidak bisa bergerak ketika tahu siapa pemilik kedua tangan ini, Rei sudah melepaskan tangannya dan berpindah ke samping Alexa. Alley bahkan tidak bisa membalikkan tubuhnya karena begitu terkejut.

"Hei, i miss you so much." bisiknya membuat airmata Alley yang sedari tadi ditahan perlahan menurun membasahi kedua pipinya, dengan terisak Alley membalikkan tubuhnya dan melihat langsung wajah Lucas yang sudah basah dengan airmata. Lucas menjatuhkan kepalanya ke bahu Alley dan memeluknya semakin erat namun tetap menjaga perut Alley agar tidak terlalu ditekan.

Perlahan, tangan Alley terangkat dan memeluk Lucas menumpahkan tangisnya yang penuh kerinduan. Alexa menahan airmatanya yang ingin jatuh hingga membuat matanya menjadi merah.

"Ayo, kita masuk dulu. Takut tiba-tiba ada yang melintas," Alexa dan Rei lebih dulu masuk diikuti Alley dan Lucas yang sudah melepaskan pelukan mereka.

Alley tiba-tiba saja langsung berjalan ke lantai dua menuju kamarnya meninggalkan ketiganya di bawah.

"Kau ke atas saja, sepertinya Alley kembali menangis." ucap Rei yang dibalas anggukan oleh Lucas.

Sementara Alexa yang haus langsung menuju dapur dan membuka kulkas mencari minuman dingin, matanya lebih dulu melirik kue yang bertulisan Happy Birthday yang begitu cantik. Sepertinya Alley membuat sendiri kuenya dan pasti akan sangat sedih ketika tahu Alexa bilang tidak bisa datang. Alexa mengeluarkan kue tersebut dan membawanya ke meja dekat Rei.

SOMEWHERE, SOMEDAY [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang