Note : Jangan lupa vote & comment!
Selamat membaca!
<♡>Alley mengerjapkan matanya perlahan, silau cahaya matahari membuat matanya sedikit sakit ketika dibuka. Dengan setengah sadar ia beranjak duduk memperhatikan sekelilingnya, ini kamar Lucas. Wanita itu berjalan perlahan menuju pintu yang diyakini sebagai pintu keluar dan benar saja dari atas sini ia bisa melihat Lucas yang sedang sibuk dengan segala macam peralatan masak.
Lucas merasakan kembali sup buatannya, lumayan setidaknya tidak hambar. Setelah memindahkannya kedalam mangkuk, pria itu berbalik hendak menaruhnya dimeja dan sedikit terkejut melihat Alley yang berdiri menatapnya.
"Kau ingin makan?" Membawa mangkuk yang lebih kecil dan menuangkan sup tersebut lalu ditaruh dimeja, Lucas menuntun Alley untuk duduk dimeja makan bersama dengannya.
"Aku tidak lapar," ucapnya pelan.
"Tidak? Kau belum makan apapun dari semalam, aku yakin kau lapar. Atau ingin yang lain? Akan aku pesankan untukmu." Alley tetap menggeleng dan Lucas bisa melihat tatapan wanita itu kosong dan hampa.
"Alley, kau harus makan. Bagaimana kita bisa menolong Alexa jika kau seperti ini? Aku yakin Alexa akan marah jika tahu kau tidak mau makan. Kau tidak mau membuatnya kecewa kan?" Alley menggeleng dengan air mata yang mulai menetes, ia merindukan kembarannya. Seperti ada yang kosong dihatinya ketika tidak didekat Alexa.
"Maka dari itu makanlah, setelah itu kita cari jalan bagaimana cara menyelamatkan Alexa hm?" Lucas mulai memakan miliknya, ia benar-benar lapar karena dari kemarin tidak makan apapun.
"Mau aku suapi?" Suara Lucas terdengar kembali menatap Alley yang hanya mengaduk-aduk supnya. Lucas mengambil sendoknya dan menyodorkan sendok berisi sup itu pada Alley.
"Aku bisa sendiri,"
"Aku tahu kau tidak akan makan, biarkan aku yang menyuapi. Sekarang buka mulutmu!" Perintahnya tegas. Jarang sekali Lucas menggunakan nada seperti itu dan mau tidak mau Alley membuka mulutnya menerima suapan Lucas. Pria itu terus menyuapinya sampai tandas lalu melanjutkan miliknya yang masih banyak dan sudah dingin.
"Mandilah, bajumu sudah aku siapkan dkamar. Pakai baju dan celana training milikku dulu ya," Alley bagai robot yang dapat diperintah, ia mengikuti apa yang dikatakan oleh Lucas. Pria itu mengerang frustasi setelah Alley masuk kamar. Sekarang ia harus memikirkan cara untuk membuat Alexa kembali.
~~~
Alley menyaksikan tayangan televisi didepannya, matanya memang mengarah pada layar persegi panjang tersebut tetapi hanya tatapan kosong yang berada disana. Ia ingin melakukan sesuatu untuk membuat Alexa dapat keluar dari tempat terkutuk itu, tetapi jika ia lemah seperti ini bagaimana caranya.
"Apa yang kau pikirkan?" Mengerjap pelan menatap Lucas yang duduk disampingnya.
"Cara untuk melepaskan Alexa dari tempat itu, apa kau sudah ada ide?" Lucas menggeleng kecil membuat Alley menghela napas pelan.
"Alexa akan baik-baik saja, percaya padaku. Kembaranmu itu sangat kuat, aku yakin ia bisa menghadapi para gangster itu dan aku yakin tidak akan ada yang berani menyakitinya."
"Ya, Alexa memang wanita yang kuat." Tersenyum sedih memorinya kembali kepada ketika orang tuanya terlibat dalam kecelakaan pesawat yang menewaskan keduanya, Alley menangis sangat kencang hingga pingsan namun Alexa tidak. Wanita itu berada disamping Alley tanpa air mata namun tatapannya tidak bisa dibohongi.
"Kenapa kau tidak menangis? Kehilangan kedua orangtua tidak membuatmu merasakan kesedihan?" Alley merasa marah karena Alexa seperti tidak peduli dengan kematian kedua orangtuanya
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEWHERE, SOMEDAY [On-Going]
Romance#The Twin Series Alleysia mencintai sahabat kembarannya, Lucas. Lalu terluka ketika mengetahui pria itu sudah dimiliki wanita lain. Tidak ada yang bisa Alley lakukan, kecuali menghindari pria itu jika ingin sakit hatinya terobati. Lucas sahabat deka...