18

100 15 2
                                    

Suara langkah kaki yang tergesa terdengar di lorong rumah sakit, Lucas berdiri menatap wanita berwajah sama dengan Alley. Pria itu langsung memeluk erat Alexa yang tentu saja dibalas wanita itu, tidak memperhatikan tatapan tajam yang diberikan oleh pria didepannya. Alexa melepaskan pelukannya menatap Lucas yang begitu berantakan, tidak jauh berbeda dengannya yang sedari tadi menangis mengkhawatirkan kembarannya.

"Bagaimana dengan Alley?" suara Alexa terdengar serak.

"Dia sangat membutuhkan donor darah dan tipe darah yang dimilikinya sangat langka, awalnya aku tidak bisa memikirkan siapapun hingga teringat dirimu. Tolong Alley, ia sangat membutuhkanmu."

"Tanpa kau meminta, aku pasti akan menolongnya. Alley satu-satunya keluarga yang aku punya," Alexa tentu akan melakukan apa saja untuk menolong Alley.
Ia menatap sinis ke arah Leonardo. Ia tak mengerti lagi akan pikiran pria itu, entah mengapa angkuh sekali, mengecewakan.

"Permisi, apakah kami bisa secepatnya mendapatkan darah untuk pasien? Keadaannya akan semakin kritis jika tidak ada darah yang sama dengannya."
Alexa mengusap matanya lalu mengajukan dirinya, perawat itu terkejut ketika menatap wajah Alexa lalu menyadari wanita itu adalah kembarannya. Alexa langsung dibawa untuk melakukan donor darah meninggalkan dua pria yang menunggu di lorong rumah sakit. Rei sudah lebih dulu pergi, pria itu berkata mempunyai urusan dan akan kembali lagi nanti.

"Jika sampai terjadi sesuatu aku akan menyalahkanmu," Leo mendengus sinis mendengar kalimat pria tidak tahu diri itu.

Ini sudah kesekian kalinya Leonardo mendengarkan ucapan itu, "Setidaknya kau masih beruntung sekarang dirinya berada disini." Desisnya.

Leo tidak punya rasa takut sedikit pun pada ancaman Lucas begitu pun Lucas tidak peduli dengan jabatan yang dimiliki pria itu sebagai ketua gangster. Mereka sama-sama mempertahankan apa yang mereka miliki. Lalu pria itu keluar begitu saja. Lucas sendiri pun tidak mementingkan pria itu, belahan jiwanya sekarang sedang berjuang di dalam sana, apakah hal lain harus ia pikirkan saat ini?

Setelah beberapa jam Alexa kembali dengan sebelah tangan memegang kapas pada pergelangan tangan yang sebelahnya lagi.

"Bagaimana? Apakah cocok?" Alexa mendengus geli.

"Tentu saja cocok, kami saudara kembar dan aku memang pernah melakukan test bersama Alley jadi kami tahu golongan darah masing-masing."

Setelah beberapa menit mereka berbincang dan sedikit merasa lega karena tidak telat pun Alexa menyadari sesuatu.

"Dimana Leonardo?"

"Aku tidak tahu, tadi pria itu keluar dan belum kembali." Lucas mengedikkan bahunya, ia tidak mau peduli dengan pria seperti Leonardo. Sedangkan Alexa ia sedikit merasa cemas, masalahnya sebelum kemari, ia sudah mencaci maki Leonardo, tapi memang pria itu pantas dicaci maki! lagi pula, ia juga tidak ingin pergi kemanapun hingga Alley sadar. Alley adalah prioritasnya, ia akan mengesampingkan urusannya dengan Leonardo sekarang.

"Alexa, maaf. Aku sampai tidak menanyakan keadaanmu, apa dia berlaku jahat padamu? Aku bisa membantumu pergi dari sana kalau kau mau,"

"Well, kita urus Alley saja dulu, kini aku berada di sisi kalian, kita bahas yang sekarang-sekarang saja."

"Apakah kau menyukai dirinya?"
Satu pertanyaan itu membuat Alexa membelalak.

"What? Are you crazy? Of course not!" sergahnya menolak ucapan Lucas.

"Lalu mengapa kau menolak aku yang ingin menolongmu?"

"Ada sesuatu yang harus aku selesaikan sendiri, mungkin setelahnya aku baru akan mencari cara untuk membebaskan diri." Alexa tentu saja tidak memberitahu apapun pada Lucas walau pria itu terlihat sangat penasaran. Sebelum Lucas sempat membalas pintu ruangan Alley terbuka dan sekarang menampakkan dokter yang menangani wanita itu.

SOMEWHERE, SOMEDAY [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang