19

95 18 0
                                    

"Apa ada yang terasa sakit?" Dokter melakukan pemeriksaan pada Alley yang baru saja sadar. Wanita itu mengatakan hanya kepalanya saja yang masih pusing dan dokter berkata itu karena benturan yang terjadi pada kepalanya.

"Nona Alley sudah tidak apa-apa tetapi jangan banyak bergerak lebih dulu, kalau begitu saya permisi dulu." Setelah dokter dan perawat itu pergi kini hanya tinggal Alley, Alexa dan Lucas.

Alley dan Alexa saling menatap dengan rindu yang tidak bisa mereka hindarkan, hidup sebagai anak kembar membuat keduanya merasakan hal yang sama.

"Aku sangat merindukanmu," Alexa memeluk Alley dengan hati-hati, mereka berdua tidak bisa menahan air mata karena begitu senang dapat bertemu walaupun pertemuan mereka disebabkan oleh kecelakaan yang menimpa Alley.

"Me too, aku sangat khawatir ketika mendapat telepon dari Lucas bahwa kau kecelakaan." Alley menatap Lucas yang terdiam di belakang Alexa, ia hampir lupa dengan pria itu saking senangnya bertemu dengan Alexa.

"Aku tidak tahu harus merasa senang atau sedih, senang karena dari kecelakaan ini kita bisa bertemu atau sedih karena pertemuan kita setelah sekian lama harus karena hal ini." Alexa menepuk pelan punggung Alley, wanita itu melepaskan pelukannya dan menatap tajam pada Alley.

"Jangan berkata seperti itu! Entah bagaimana caranya dan dalam keadaan apapun aku akan berusaha sebisa mungkin untuk dapat menemuimu walaupun memang sulit,"

"Apakah kau baik-baik saja?" Alley menatap Alexa mulai dari rambut sampai kaki namun ia tidak melihat ada luka atau bekas pukulan.

"Dia tidak menyentuhku, kau tenang saja aku bisa menjaga diriku dengan baik." Alley menghela napas lega.

"Kau sudah tidak disekap olehnya? Apa sekarang kau akan terus disampingku?" tanya Alley penuh harap. Jawaban dari Alexa berupa gelengan membuat tubuhnya lemas, ia tidak ingin Alexa meninggalkannya lagi.

"Pria itu membiarkanmu menemuiku, itu artinya kau sudah bebas bukan?"

"Tidak Alley, setelah kau sadar aku harus kembali kesana. Pria itu akan menjemputku,"

"Don't go. Aku tidak ingin sendirian lagi, ini menyakitkan. Tidak ada yang bisa menjadi sandaranku," Alley memegang erat tangan Alexa meminta wanita itu untuk tetap disini bersamanya seperti dulu.

"Hei, kau tidak sendirian. Ada Lucas yang akan menemanimu, dia sudah mengatakannya padaku. Pertunangannya sudah ia batalkan dan kalian bisa bersama, aku yakin Lucas akan menjagamu dengan baik." Alley menggeleng.

"Tidak Alexa, aku tidak mau bersamanya. Aku hanya ingin bersamamu, hanya kita berdua bisakan?"

"I'm sorry," lirih Alexa.

"Alley, apa yang dikatakan Alexa benar. Aku yang akan menjagamu," setelah sekian lama berdiam akhirnya Lucas bersuara.

"Aku tidak mau dijaga olehmu! Urusi saja tunanganmu itu, jangan menggangguku!" Desisnya hampir berteriak tetapi kepalanya langsung sakit membuatnya menahan ringisan dan mendapatkan tatapan khawatir dari Lucas dan Alexa.

"Alley, sudah-sudah. Hei, mengapa kau tidak ingin bersama Lucas? Bukankah kau sudah mengungkapkan isi hatimu? Lucas juga memutuskan pertunangannya lalu apa yang salah?"

"Salah Alexa! Pria itu..." tunjuknya pada Lucas dengan mata memicing marah.

"Pria itu sudah menghamili tunangannya lalu kau ingin aku bertahan dengannya?"menatap nanar Alexa yang terkejut dan juga Lucas yang menutup matanya frustasi.

"Lucas, is that true?" Alexa menoleh pada Lucas.

"Aku tidak tau! Waktu itu aku terlalu mabuk dan tidak tau apa aku melakukannya atau tidak," lalu pipinya terasa panas.

SOMEWHERE, SOMEDAY [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang