Selamat pagi, masih bersama Claralivia yang dalam masa penyembuhan setelah pulang dari rumah sakit karena jatuh pas benerin atap kost-kost-an waktu itu ya!
Masih inget ya alurnya, kost-an Clara tuh disulap jadi penuh fasilitas -mirip kamar hotel- oleh Johvan ...
Nah, ingat, kan?
Happy Reading!
🌿☘️🏵️🏵️🏵️☘️🌿
Aku menyisir rambut tergeraiku di depan cermin pagi ini. Setelah mandi tadi, perban yang melingkari kepalaku sudah kubuka, sebab sakit di keningku sudah berkurang. Ternyata, setelah dibuka, lukanya sudah rapat dan tinggal nunggu kering saja. Maka, sesuai saran dokter yang mengatakan, setelah dibuka jangan sampai kena air dulu, akupun menurutinya, tadi aku mencuci wajahku tanpa menyentuh area lukaku.
Wah malah jadi kayak Harry Potter nih, batinku sambil tersenyum simpul. Ah, akhirnya sembuh juga. Wah kudu menghindari video call sama orang rumah dulu nih, biar Papa dan Bunda nggak tahu lukaku!
Pagi ini aku mengenakan blouse biru dan rok tutu sepanjang betis yang bergambar dedaunan tropis, karena masih libur kerja, hari ini aku berencana keluar sebentar untuk membeli paket data seluler untuk ponselku. Konternya sih tidak jauh dari kompleks kost-kost-an ini, itu saja sih paling yang ingin kubeli, selebihnya, kalau soal makanan dan minuman, semuanya sudah disediakan Pak Johvan, dan gratis. Yay!
Untuk sarapan saja tadi aku sudah makan enak sama nasi rendang yang tinggal kupanasi, tahu aja Pak Johvan sama seleraku.
Kuraih Gucci parfume beraroma tropical di nakas dekat ranjang, aku lalu menyemprotkannya ke tangan dan mengusapkannya ke leher dan tengkuk, selanjutnya aku menyambar dompet keroppi-ku dan siap jalan keluar.
Melewati cermin lagi, aku tersenyum melibat pantulan tubuhku yang jadi ideal karena sakit kemarin. Turun berapa kilogram ya BB-ku? Kok seramping itu? batinku sambil terikik bahagia.
Namun …
Tok tok tok!
Sebelum aku sampai di pintu, kudengar seseorang mengetuk pintu di baliknya. Pak Johvan, kah? Atau si ibu kost? Eh, nenek kost?
Cepat-cepat aku bergegas membuka pintu, dan …
"Pagi, Nak Clara."
Dugaaan-dugaanku terpatahkan! Astaga!
"Ma-mama Yani?"
Kulihat mamanya Pak Johvan tersebut berdiri di hadapanku dengan anggunnya, blouse warna madu berbahan jatuh dan celana kulot oranye pastel membalut tubuhnya dengan pas. Wajahnya yang keibuan begitu semringah.
Kulihat di tangannya ada parsel berisi aneka buah segar yang lantas diserahkan kepadaku. "Terimalah, Cla," ucapnya sambil tersenyum, mencipta kerutan-kerutan di tepi bibirnya.
Aku segera menutupi kegugupan sekaligus rasa 'tak menyangka' ini dengan senyuman sopan, kuterima parsel tersebut sambil mengucap kata terima kasih lalu kujabat tangan beliau dan kucium.
"Astaga, Clara, kamu cantik banget pagi-pagi begini, mau kemana?" Mama Yani tampak semringah saat menanyaiku, membuatku tersipu.
Aku lantas mempersilahkannya masuk, dan dia mengangguk dengan terus tersenyum. Kuseret dua kursi plastik dari bawah pantry dan kupersilahkan dia duduk.
"Ah, cuma mau beli paket data saja, kok, Ma, tapi itu bisa nanti soalnya ini belum habis sepenuhnya." Kupanggil dia Mama soalnya waktu itu dia nggak mau dipanggil 'Bu'.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARALIVIA ✓ (Selesai - Lengkap - Terbit)
Romance|Wanita Karir VS Cold Boss| Bukan Claralivia kalau hidup di suatu tempat tanpa digandrungi banyak pria, parasnya yang mempesona bahkan membuatnya dikejar empat cowok sekaligus di SMA-nya dulu, dan itu termasuk guru olahraganya, Johvan Raitama. Men...