🏵️Claralivia 27

275 41 6
                                    

  Baru jam tujuh malam lebih sedikit, sehabis sauna dan mandi, aku diajak Pak Johvan turun ke lantai satu gedung resort ini, menuju dinning room luas dimana banyak penginap yang sedang makan malam juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Baru jam tujuh malam lebih sedikit, sehabis sauna dan mandi, aku diajak Pak Johvan turun ke lantai satu gedung resort ini, menuju dinning room luas dimana banyak penginap yang sedang makan malam juga.

  Ruangan ini dibatasi kaca besar yang menghadap pantai, dindingnya berwarna putih dengan banyak hiasan berupa lukisan dedaunan tropis yang menyegarkan mata.

  Serangkai lampu kristal besar menghiasi langit-langit ruangan yang tinggi, memantulkan cahaya terang pada lantainya yang berbahan marmer. Meja-meja bundar dari kayu mengkilat menghiasi setiap pandangan, suara-suara piring beradu dengan sendok menghiasi suasana, ditambah suara obrolan orang-orang yang sesekali mengudara bersama canda tawa dan riuh rendah.

  Pak Johvan menggandeng tanganku dan membawaku ke meja di tengah ruangan yang sudah terhidang bermacam makanan nusantara, Pak Johvan sendiri memastikan aku menyukainya karena dia sedikit banyak telah tahu selera makanan kesukaanku, --tentu saja yang paling ia tahu, aku suka rendang.

  Setelah kami duduk berhadapan, aku masih dibuat terpana dengan penampilannya malam ini, ia mengenakan kaos cokelat muda yang pas sekali di tubuh tegapnya , celananya denim dan berikat pinggang hitam. Selain itu rambut basahnya disugar ke samping. Begitu fresh, wajah tampannya pun berseri-seri namun tetap berwibawa oleh tindakannya yang sederhana namun memikat -seperti menarikkan kursi untukku, lalu mulai membicarakan hal ringan tapi cukup menyanjungku.

  "Saya suka wangimu, Cla," ucapnya lembut dengan tatapan kagum ke arahku, saat mengucapkan itu ia tersenyum sambil menyesesap dengan mata terpejam sesaat, begitu imut ekspresinya.

  "Trims, Pak," jawabku lembut. "Tapi semoga enggak terkalahkan dengan wanginya aroma rendang ini ya Pak." Aku menunjuk sepiring rendang daging sapi yang tampak menggoda selera.

  "Itu lain ceritanya, Cla, hahaha!" Tawanya mulai mengudara.

  Kami pun lantas membalik piring tengkurap di hadapan masing-masing dan siap memulai makan malam.

  Iringan lagu 'You' nya Raisa mencipta suasana menenangkan di ruangan ini sekalipun orang-orang di sesisi ruangan ini ada yang bersenda-gurau dengan teman makan malamnya, namun seolah memiliki dunianya masing-masing, aku hanya fokus dengan kebersamaanku dengan Pak Johvan saja.

  Pramusaji berlalu lalang dengan membawa beberapa gelas wine dan sampanye, lalu Pak Johvan meminta dua gelas minuman berwarna cokelat bening itu.

  "Hanya segelas wine, takkan memabukkanmu, Cla," ucap Pak Johvan seraya menyodorkan gelas pesta berisi wine itu ke arahku.

  Aku hanya mengangguk karena sedang menikmati rendang yang kulahap bersama selada. "Thanks, Pak," ucapku selanjutnya. "Um, kenapa Bapak lihatin saya terus?" tanyaku yang menyadari dari tadi ia memperhatikanku.

  "Menatapmu membuat perasaan saya selalu dipenuhi kebahagiaan, Cla," ucap Pak Johvan, membuatku tersenyum karena jadi salah tingkah. Kulihat ia lantas meraih tisue dan diusapkan ke bibirku. Pipiku pasti sudah semerah buah cherry.

CLARALIVIA ✓ (Selesai - Lengkap - Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang