Selamat morning!
Ah, dilanjut yok Clara-Johvan-nya, langsung saja ya!Happy reading!
Tap bintangnya dulu, ya!
🌿☘️🏵️🏵️🏵️☘️🌿
Aku terbangun setelah tidur hanya sebentar, mendengar Pak Johvan membangunkanku.
Ketika membuka mata, kulihat mobil yang dikemudikan Pak Johvan menepi lalu masuk ke aula sebuah hotel. Di luar hujan turun dengan derasnya beserta angin kencang.
Aku melongo. Lho, kok belok ke hotel? batinku seraya menengok ponselku yang menunjukkan pukul 00:21. "Kita sampai mana, Pak?"
Mobil pun masuk ke basement hotel sesuai arahan satpam yang membawa payung sambil memegang lampu parkir.
"Surakarta, Cla. Tidak saya duga-duga akan ada hujan badai seperti ini, kita istirahat dulu, soalnya jarak pandang juga sangat minim kalau meneruskan perjalanan."
Deg! Deg! Deg!
Jantungku berdebar kencang. Tapi kenapa di hotel?
"Baik, Pak," jawabku akhirnya yang mengerti keadaan. Sebab ketika mobil berhasil diparkirkan, aku mendengar suara guntur yang menggelegar. Selain itu, dari jam keberangkatan kami pukul 21:00 tadi, kurasa Pak Johvan sudah sangat lelah menyetir. Maka, kumaklumi itu hingga akhirnya aku turun dari mobil dan berjalan beriringan dengannya menuju lobi hotel.
"Dua kamar ya, Mbak, untuk malam ini saja," ucap Pak Johvan ketika sampai di meja resepsionis.
"Baik, Tuan."
Nyesss! Hatiku terasa melega mendengar Pak Johvan memesan dua kamar terpisah untuk kami berdua.
Udara dingin kian merasuki tubuhku, setelah pemesanan kamar selesai dan dibayar, aku segera mengikuti langkah Pak Johvan yang diiringi seorang room service yang mau menunjukkan letak kamarnya.
🌿☘️🏵️🏵️🏵️☘️🌿
Kamar di lantai tiga dari hotel bernama Mustika Hotels ini adalah kamar kelas satu, aku dan Pak Johvan menempatinya bersebelahan untuk istirahat malam ini hingga melanjutkan perjalanan besok pagi.
Entah kemana tujuan kami selanjutnya, itu masih dirahasiakan Pak Johvan. Dan aku tidak terlalu memikirkannya karena yang penting keadaanku aman dan dia sangat bertanggung jawab.
Aku mencuci wajahku dengan air hangat pada washtafel kamar mandi hotel ini, sejak berpisah dengan Pak Johvan beberapa menit yang lalu dan masing-masing dari kami disuguhkan hidangan kue hangat dan segelas teh panas oleh pihak hotel, aku pun siap membersihkan wajah sebelum beranjak tidur.
Saat kugunakan face wash untuk wajahku dan aku bermain-main dengan busanya, tiba-tiba pintu kamarku diketuk Pak Johvan.
"Cla, tolong bukakan sebentar!" Suara Pak Johvan mengalun dari luar sana.
"Sebentar, Pak!" Aku pun buru-buru membilas wajahku dan menyambar handuk hotel sebelum akhirnya beranjak membukakan pintu.
Klek!
Setelah membuka pintu lebar-lebar, aku dibuat mematung.
Pak Johvan datang hanya mengenakan handuk yang melingkar di pinggangnya, menampilkan tubuh perkasanya yang mempesona dan segera membuatku mengalihkan pandangan ke vas-vas dengan tamaman hias di depan kamar. Guru olah raga gitu lho, batinku.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARALIVIA ✓ (Selesai - Lengkap - Terbit)
Romance|Wanita Karir VS Cold Boss| Bukan Claralivia kalau hidup di suatu tempat tanpa digandrungi banyak pria, parasnya yang mempesona bahkan membuatnya dikejar empat cowok sekaligus di SMA-nya dulu, dan itu termasuk guru olahraganya, Johvan Raitama. Men...