KUSELIPKAN rambut panjang tergeraiku ke atas telinga, sebagai wanita yang akan menjalani hari pertama bekerja di sebuah perusahaan impian, aku memang terlalu antusias pagi ini, memakai pakaian terbaik, riasan terbaik, parfum terbaik, serta sudah beberapa hari berlatih berbicara sebaik mungkin, sebab aku merasa sudah sangat beruntung diterima di sebuah perusahaan impianku tanpa harus diminta interview.Namaku Claralivia, wanita dua puluh tahun yang baru dua hari tinggal di kota ini, Kota Surabaya. Berperawakan tinggi semampai, berkulit putih berseri, rambut mengombak sepanjang pinggang dan aku penyuka warna-warna kalem, seperti kemeja warna madu yang kukenakan, juga rok span cokelat selututku, lengkap dengan high heels 7cm berwarna kulit yang kukenakan.
Hi-Car yang kupesan di gang dekat kost baruku sudah tiba, aku pun segera naik dan duduk, siap berangkat bekerja.
"Glow Touching ya, Mbak?" ucap sang driver, seorang lelaki paruh baya bertubuh tambun.
"Betul, Pak," jawabku singkat seraya meraba saku kemejaku yang berisi uang pas untuk ongkos perjalananku pagi ini.
Kalau dibilang perusahaan impian, sebenarnya Glow Touching ini belum terlalu kukenali, tapi kenapa aku langsung mau berangkat ke kota ini dan meninggalkan kota kelahiranku, Jakarta, itu karena perusahaan distributor kosmestik dengan brand kelas internasional ini telah menjadi perusahaan ke sekian puluh yang kulamar dan aku langsung diterima.
Terhitung setidaknya 20 lebih perusahaan serupa yang kulamar di beberapa kota besar di Indonesia, dan aku selalu ditolak.
Tanpa interview, training, langsung disuruh datang + diberikan tempat tinggal gratis, siapa yang tak senang coba? Yah walaupun lokasinya sangat jauh dari Ayah dan Bunda di Jakarta sana, tapi aku tertantang menjalani pekerjaan ini karena sudah tiga tahun lamanya sejak lulus SMA, aku telah jungkir-balik menjalani bisnis yang berkaitan dengan dunia kecantikan ini, jadi reseller produk skincare pernah, jualan dengan brand buatan sendiri pernah, jadi beauty vlogger pernah, semuanya pernah, tapi aku selalunya gagal dan hanya menghambur-hamburkan uang Papaku saja untuk modalnya.
Jadi, berangkat ke Kota Surabaya ini semacam caraku yang ingin membuktikan ke Papa dan Bunda kalau aku bisa kok sukses di dunia kecantikan ini dengan usaha sendiri.
Edie Herlambang, papaku, sebenarnya masih mau memberiku modal lagi dan lagi untuk mendukung kecintaanku di dunia kosmetik ini, tapi aku memang sudah menyerah dan ingin berhenti saja berjualan, terlebih aku semakin tak enak dengan beliau, dikuliahkan aku tak mau, dibuatkan perusahaan sendiri, aku juga tak mau. Aku hanya ingin seperti dua kakak perempuanku yang sukses tanpa harus ribet dengan merepotkan orang tua, Kak Ratsy bekerja sebagai manajer hotel ternama di Bandung sana, sementara Kak Skyla sudah sukses jadi selebgram di Jakarta sana dan dinikahi seorang pengacara. Adik mana yang tidak kepengen coba?
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARALIVIA ✓ (Selesai - Lengkap - Terbit)
Storie d'amore|Wanita Karir VS Cold Boss| Bukan Claralivia kalau hidup di suatu tempat tanpa digandrungi banyak pria, parasnya yang mempesona bahkan membuatnya dikejar empat cowok sekaligus di SMA-nya dulu, dan itu termasuk guru olahraganya, Johvan Raitama. Men...