Malem, Gengs!
Skuy dilanjut Claralivia-nya. Buat yang nunggu-nunggu, dimaklumi saja ya, karena aku orangnya sangat mencintai proses, jadi waktuku terbagi antara ngetik dan mengurus penerbitan yang serba mandiri.
Saat bahagia menjalaninya, semuanya terasa maksimal, heheh
Makasih buat kalian yang setia di lapak Claralivia, aku suka mantau satu-satu lho siapa saja yang vomment, yang vote saja, atau yang comment saja, seneng rasanya pas deretan vommentnya memenuhi notif. Terima kasih pokoknya ya ...Mari dilanjut, tapi sebelum mulai, tap bintangnya dulu boleh ya, silakan ...
Selamat membaca!
🌿☘️🏵️🏵️🏵️☘️🌿
"Ayolah Sayang ya, kali ini sajaaa, Bunda minta kamu temenin Galang jalan. Kata orang tuanya, dia itu romantis banget lho anaknya."
Sejak kapan ya Bunda jadi memelas ke aku begitu? Sejak aku pulang dari Surabaya, tentu saja. Dulu mah padahal enggak pernah dia bersikap mencocok-cocokkan aku dengan anak teman-temannya, atau bahkan anak teman Papa yang tajir-tajir.
"Cukup kakakmu Ratsy aja yang susah dibilangin hingga sampai hari ini nggak nikah-nikah, bahkan Revano yang katanya mau ngelamar saja malah kayak lenyap ditelan bumi. Kamu jangan mencontoh Kak Ratsy ya, Sayang. Kalau mencontoh Kak Skyla justru boleh, masih muda, pendidikan bagus, karir bagus, dinikahin pengacara, bahkan bentar lagi dia wisuda lagi."
Astaga, Bunda, kok jadi banding-bandingin segala sih, hiks hiks, batinku yang hanya bisa mengangguk-angguk, pengen kujawab: 'Bunda aja atuh yang jalan sama Galang', tapi takut dosa akunya.
"Iya Om, Jet Pribadi papi saya lagi dipakai Bang Andre, Kakak saya di Malaysia, nanti kalau udah balik, saya ajak deh Claralivia keliling Indonesia."
Shit! Di ruang tamu sana, Galang lagi meracuni pikiran Papa dengan obrolannya yang serba ketinggian dan belum tentu ada buktinya.
Aku yang lagi di ruang makan pagi ini sambil nyemilin kukis jadi merasa eneg, apalagi seolah seisi rumah ini telah berkomplot menjodohkanku dengan Galang.
"Kamu yakin nggak akan merias diri dulu, Sayang?" Bunda mengusap rambutku lembut, ia yang telah selesai memberesi meja makan bareng Mbok Gimah lantas duduk di sampingku.
Aku memang sudah mandi pagi tadi, cuma karena rencananya mau di rumah saja, aku jadi nggak memikirkan riasan. Pakaianpun sederhana banget, cuma kaos lengan panjang hijau tosca bergambar Little Pororo, dan celana babydoll panjang warna madu.
Rambutku kubiarkan terurai, biarlah begini saja.
Aku menoleh ke arah Bunda dan menggeleng.
"Clara Sayang! Udah belum sarapannya, ini kasihan Nak Galang lho, nungguin lama!" Suara Papa tiba-tiba terlantun dengan santainya.
Uwaaa! Hatiku menangis oleh keadaan ini.
Paaak Johvaaan, I miss you so much. Please, Pak, segera temui saya biar orang tua saya sadar ada pria yang jauh lebih baik dari Galang.
Dengan malas-malas dan menutupi sebagian wajahku dengan rambut, aku melangkah ke ruang tamu.
Kuacak-acak rambutku biar Galang ilfeel duluan, tapi …
"Kamu cantik banget, Clar," ucap Galang setiba aku di ruang tamu.
Sambal balado dikasih tomat, sebodo amat, batinku jutek dan segera berlalu menuju teras.
Galang membuntiku.
🌿☘️🏵️🏵️🏵️☘️🌿
"Clar."
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARALIVIA ✓ (Selesai - Lengkap - Terbit)
Romansa|Wanita Karir VS Cold Boss| Bukan Claralivia kalau hidup di suatu tempat tanpa digandrungi banyak pria, parasnya yang mempesona bahkan membuatnya dikejar empat cowok sekaligus di SMA-nya dulu, dan itu termasuk guru olahraganya, Johvan Raitama. Men...