Hari-hari berjalan biasa. Seoyun dan Taehyung tengah pergi berkencan di sebuah restoran mewah di atas bukit, dengan pemandangan kota dan langit malam yang dipenuhi bintang.
Pemandangan indah yang menentramkan hati setiap orang yang melihatnya. Malam ini benar-benar indah.
Restoran itu telah dipesan seluruhnya oleh Taehyung, jadi sekarang hanya ada mereka berdua.
Taehyung menatap Seoyun, ia kemudian meraih tangan Seoyun dan mengusapnya lembut.
"Maaf karena aku merahasiakan identitasku yang sebenarnya padamu." - Tae.
Seoyun menggeleng lalu tersenyum.
"Setiap orang memiliki banyak rahasia, kau juga sama. Aku tau kenapa kau merahasiakan ini dariku, dan aku merasa senang karena kau mau berbagi rahasiamu denganku." - Seoyun.Tae tersenyum, ia mengecup punggung tangan Seoyun.
"Terimakasih karena telah menerimaku apa adanya. Aku merasa sangat beruntung karena bertemu denganmu." - Tae.
"Aku juga beruntung bisa mengenalmu dan mencairkan hatimu yang dingin." - Seoyun.
Mereka berdua tertawa. Tae kemudian beranjak dari duduknya, ia kemudian meminta Seoyun menutup matanya menggunakan sebuah kain. Tae lalu menggandeng tangan Seoyun dan menuntunnya menuju ke suatu tempat.
Mereka berdua berhenti di sebuah gazebo di atas bukit. Gazebo itu telah dihias sedemikian rupa menggunakan bunga mawar, beberapa lampu berwarna kuning dan juga beberapa lilin.
Mata Seoyun berbinar-binar setelah penutup matanya dibuka. Pemandangan seindah itu dengan seseorang yang sangat penting baginya membuatnya bahagia.
Tae mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya.
"Seoyun." - panggilnya.
Seoyun menoleh, Tae kemudian berlutut layaknya seorang pangeran yang hendak melamar wanita pujaannya.
Ia kemudian membuka sebuah kotak yang tadi ia keluarkan.
Kotak itu berisi sebuah cincin berlian yang sangat cantik.
Berlian itu merupakan Wittelsbach-Graff Diamond Ring. Berlian termahal nomor satu di dunia dengan harga mencapai 1,07 triliun rupiah.
Seoyun tertegun melihat keindahan cincin berlian di hadapannya itu.
"Seoyun, aku tidak bisa menjadi sepengertian Jimin dalam memperhatikan wanitanya, aku tidak bisa se-peka Hoseok hyung dalam memahami wanitanya, aku bahkan tak seromantis Minhyun dalam memberikan kejutan. Tapi aku tidak akan menjadi sedingin Suga dalam hal berhubungan antara lelaki dan perempuan. Aku akan berusaha untuk memahamimu dan memperlakukanmu sebaik mungkin. Jadi... Will You be Mine?" - Tae.
Seoyun terkejut, apakah apa yang dikatakan Tae itu nyata? Tae berlutut untuknya dan melamarnya?
"K-kau serius?" - Seoyun.
"Iya, aku serius ingin memilikimu seutuhnya." - Tae.
Seoyun tersenyum bahagia, matanya berkaca-kaca saking bahagianya. Ia kemudian mengangguk.
"Iya, aku mau." - Seoyun.
Tae sangat bahagia, ia tidak percaya apa yang Seoyun katakan itu nyata.
"Kau benar-benar menerimaku? Benarkan? Kau tidak bercandakan?" - Tae.
"Tentu saja aku serius." - Seoyun tertawa.
Tae hampir saja ingin meloncat saking bahagianya, tapi ia masih menjaga imagenya.
"Aku akan memasangkan cincin ini untukmu." - Tae.
Seoyun mengangguk lalu tersenyum. Tae memasangkan cincin itu ke jari manis Seoyun, ia kemudian mengcup punggung tangan Seoyun.
Tanpa aba-aba dan peringatan, Tae beranjak dari berlutut lalu memeluk Seoyun.
Seoyun terkejut. Tapi ia juga senang bisa mendapat pelukan hangat dari Tae.
"Terimakasih karena mau menerimaku." - Tae.
"Iya, aku juga berterima kasih karena kamu telah memilihku sebagai pendamping hidupmu." - Seoyun membalas pelukan Tae.
Dinginnya malam tertutupi oleh sebuah pelukan hangat yang keduanya berikan. Indahnya langit malam dan pemandangan membuat momen saat ini terasa sangat menganggumkan.
Seorang CEO tampan nan dingin yang dicairkan hatinya oleh seorang wanita. Bukankah itu kisah yang diidam-idamkan oleh banyak gadis di dunia ini?
Wanita mana yang tidak mau menjadi satu-satunya alasan perubahan sikap seorang pria untuk menjadi lebih baik?
Seoyun dan Tae melepas pelukan mereka. Mereka saling bertukar pandangan dan senyuman. Tae mengacak rambut Seoyun sambil tertawa pelan.
Tae kemudian mengajak Seoyun untuk melihat pemandangan dan menikmati anggur merah.
Sementara itu dari kejauhan....
"Aih sialan, apakah V yang akan menikah terlebih dahulu?" - oceh Jimin sembari menenggak winenya.
Ia, Suga, Minhyun, Hoseom dan Namjoon tengah duduk di dalam restoran, di suatu bilik di dekat jendela yang mengarah langsung keluar, mereka menyaksikan segala yang terjadi dengan Tae dan Seoyun.
Keirian mereka melonjak naik.
"Kenapa kau yang marah? Bukankah seharusnya aku yang marah karena aku dilangkahi adikku sendiri?" - Namjoon.
"Makanya cepatlah cari pasangan bodoh." - Jimin.
"Wanita-wanita itu tidak mau dekat-dekat dengan orang jahat sepertimu." - Hoseok.
" Hei jangan ungkit masalalu." - Namjoon.
"Diamlah! Apa kalian ingin tertangkap oleh V, dan menjadi makanan untuk peliharaan-peliharaannya yang di luar nalar itu?" - Minhyun.
Mereka terdiam, mengingat-ingat apa saja yang V pelihara.
Hmm... Seekor harimau putih, ratusan ekor kalajengking, ratusan ekor piranha, aligator, puluhan ekor ular berbisa, seekor puma, beberapa ekor serigala putih dan kucing...
Black-footed cat.... Yes, kucing paling berbahaya di dunia.
Mereka langsung bergidik ngeri. Lebih baik menutup mulut mereka daripada nyawa mereka yang akan ditutup sekerang juga.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
B.O.S.S - [END]
FanfictionPepatah mengatakan, 'Yang kuat menindas yang lemah dan yang lemah hanya bisa tunduk pada kekuatan.' Entah itu dalam harta maupun kekuasaan. Dalam dunia politik, pengusaha, maupun MAFIA. Perkenalkan. Dia adalah Victor, sang penguasa dunia bawah. BOSS...