Grandfather

5K 388 7
                                    

Sejak kecil, kami kehilangan sosok seorang ibu

Tapi kami tak begitu saja menyerah pada takdir kami

Lihat? Kami sudah berada di atas

Kami membalas semua hinaan yang mereka berikan

Ingatlah satu hal,
Usaha tak pernah mengkhianati hasil

...

Seoyun bersiap untuk menghadiri meeting.

"Nona, semua orang sudah menunggu anda di ruang meeting." - Mina

"Baik, aku akan segera kesana." - Seoyun.

Ia melangkahkan kakinya menuju lift, sesampainya di lift, ia menekan tombol berangka 10.

Lift tertutup. Tak lama kemudian lift terbuka di lantai 10. Seoyun menuju ke ruang rapat.

Mereka membahas proyek yang cukup besar, proyek pengembangan perusahaan menuju ke jenjang internasional. Mereka ingin mengikuti DK Group yang telah di akui dunia.

Beberapa jam berlalu, rapat telah selesai. Meskipun Seoyun masih sangat muda, namun semua karyawan menghormatinya. Seoyun merupakan wanita yang tegas, berpendirian, anggun. Ia terlihat sempurna, tapi nyatanya tidak. Setiap orang memiliki kekurangan, yang harus dilakukan adalah mengembangkan kelebihan untuk menutupi kekurangan.

Seoyun, ibunya meninggal saat ia masih berumur 5 tahun. Ingatan tentang bagaimana ibunya meninggal seolah hilang ditelan bumi.

Ia tak bisa mengingat apapun yang berhubungan dengan kematian tragis ibunya. Sejak ibunya meninggal, Seoyun memiliki phobia dengan kegelapan, gudang kosong, dan suara tembakan. Sebenarnya apa yang terjadi dengan ibunya? Berkali-kali ia bertanya kepada sang ayah, namun ayahnya tak ingin menjawab pertanyaan Seoyun.

Seseorang memanggil Seoyun, membuyarkan lamunannya.

"Halo cucu kakek." - panggil seorang pria paruh baya yang berusia sekitar 60 tahunan, suaranya berat dan terdengar sedikit mengerikan bila kau tidak terbiasa. Pembawaannya sangat berwibawa, tenang, dan tidak mudah di tebak. Tatapan matanya tajam mengintimidasi, terkecuali saat pria itu menatap Seoyun. Tatapannya berubah menjadi lembut dan penuh kasih sayang. Ya, dia kakek Seoyun, Lee Song Hwa.

Seoyun mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Matanya membelalak memandang kakeknya yang tengah berdiri di ambang pintu, Seoyun berlari ke arah kakeknya. Ia merasa bahagia bisa bertemu kakeknya setelah sekian lama tidak berjumpa.

"Kakek?" - seru Seoyun bersemangat.
"Kakek, Seoyun kangen sekali. Kakek darimana saja? Sudah 3 bulan Seoyun tidak bertemu dengan kakek." - lanjutnya sambil memeluk erat kakeknya.

"Hahaha, kakek juga merindukan cucu kesayangan kakek ini. Kakek memiliki beberapa urusan akhir-akhir ini jadi tidak bisa mengunjungimu." - jawab kakek.

"Baiklah, bagaimana kabar nenek? Apa dia baik-baik saja? Seoyun sangat ingin berkunjung ke rumah kakek dan nenek. Bolehkan?" - pinta Seoyun sembari menggandeng kakeknya menuju ke sofa depan meja kerjanya.

"Tentu saja boleh, nenekmu sangat merindukan Seoyun kecil. Bagaimana keadaanmu? Ayahmu tidak menyusahkan mu kan? Apa dia memberimu banyak pekerjaan?" - Song Hwa.

"Tidak kek, aku senang bisa menjalankan bisnis ini. Awalnya memang cukup sulit, tapi sekarang Seoyun sudah terbiasa hehe." - Seoyun.

"Bagus bagus, itu baru cucu kakek. Kalau kamu bahagia kakek juga akan bahagia." - Song Hwa.

"Hehe iya kakeekk." - kata Seoyun sambil tersenyum.

Mereka berdua berbincang-bincang seputar pendidikan dan bisnis. Memang suatu percakapan yang membosankan bagi sebagian orang, namun tidak bagi mereka. Pendidikan dan karir merupakan hal yang sangat utama, terlebih lagi perusahaan mereka yang telah merambah dunia internasional yang membuat mereka lebih bersemangat dalam merintis karir.

Kakek dan cucu ini memang memiliki pemikiran yang sama, IQ mereka cukup tinggi. Meski begitu, kakeknya tak pernah memaksa Seoyun untuk meneruskan bisnisnya, karena Ia tak ingin cucunya terbebani dengan masalah perusahaan. Ia hanya ingin cucunya bisa hidup dengan bebas, tak seperti dirinya yang memiliki banyak tanggung jawab. Bahkan ia memiliki suatu rahasia besar yang disembunyikan dari keluarganya, hanya istrinya yang tau rahasia itu.

Tapi apalah daya. Seoyun memilih untuk bekerja keras ketimbang bersantai menikmati hasil kerja orang tuanya.

"Seoyun, apa kamu sedang bekerja sama dengan DK Group?" - Song Hwa.

"Iya kek, kenapa?" - Seoyun.

"Tidak ada, kakek hanya ingin mengingatkanmu agar tidak terlalu dekat dengan Taehyung." - Song Hwa.

Seoyun mengernyit bingung.

"Memangnya kenapa kek? Apa ada sesuatu yang salah?" - Seoyun.

"Kamu tidak perlu tau alasannya, kakek hanya menghawatirkan keselamatanmu. Jauhi Taehyung." - Song Hwa.

"Tapi kenapa kek? Dia tidak terlihat jahat, yah memang sikapnya sedikit dingin. Tapi dia tidak jahat." - Seoyun.

Song Hwa menghela nafas panjang,
"Seoyun, kita tidak bisa menilai seseorang dari penampilannya. Kita tidak akan pernah tau isi hati seseorang." - Song Hwa, ia mengelus lembut rambut Seoyun.

"Kakek hanya ingin melindungi mu, kamu percaya pada kakek kan?" - lanjutnya.

Seoyun mengangguk pasrah, entah mengapa dadanya terasa sesak.

Memangnya ada apa dengannya? Kenapa kakek memperingatiku untuk menjauhinya? Apa ini berhubungan dengan bagaimana Taehyung terluka beberapa hari yang lalu? Batin Seoyun.

"Iya kek, aku akan mencoba menjaga jarak dengan Taehyung." - Seoyun.

Song Hwa tersenyum, ia tau kalau cucunya kecewa dengan apa yang ia katakan. Tapi apa boleh buat? Ia tak ingin cucunya terlibat dalam dunia yang keji. Cukup dirinya yang merasakan kengerian dalam dunia mafia, dunia yang dipenuhi darah, keringat, dan air mata.

Sudah cukup, ia tak ingin berurusan dengan mafia lagi. Walaupun kekuasaannya masih sangat besar, kekuatan yang bahkan bisa menghancurkan sebuah negara kecil. Namun ia sudah memutuskan untuk mundur dari dunia mafia.

Ya... Lee Song Hwa, seorang mafia misterius yang ditakuti banyak kelompok. Dikenal dengan julukan Masked Devil, sesuai julukannya. Ia adalah seorang iblis yang selalu memakai topeng saat meluncurkan serangan.

Siapapun yang berani melawannya, akan mati dengan tragis.

***

Tetep ikuti Fanfiction ini yaa! Jangan lupa vote nya hehe:*
Gomawoyooooo💜

B.O.S.S - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang