Killer

4.6K 360 15
                                    

Di bunuh atau membunuh
Mengampuni atau meminta ampun

Dunia mengajarkanku untuk menjadi kejam

Untuk bertahan pada kerasnya kehidupan


...

Seoyun bersiap, ia mengenakan pakaian feminim bernuansa putih-pink. Dengan atasan blouse putih polos dengan bahan yang mengkilap, bawahan rok pendek diatas lutut berwarna pink. Ia juga mengenakan sepatu boots putih.

Tas Channel pink, rambut bergelombangnya ia biarkan terurai. Sekarang ia siap.

.

Seoyun dan supir pribadinya mengendarai mobil menuju Kota Daegu, kota kelahirannya sekaligus tempat tinggal Kakek dan Nenek Seoyun berada.

Perjalanan ini memakan waktu selama 3 jam lebih.

Setelah tiga jam, akhirnya mereka sampai. Kakek dan Nenek Seoyun menyambut kedatangan Seoyun.

"Kakek, nenek." - Seoyun memeluk mereka satu persatu.

"Ya ampun cucu nenek sudah besar. Ayo masuk, nenek sudah menyiapkan makanan spesial untukmu." - Seowoon.

"Terimakasih nenek hehe." - Seoyun.

"Ayo masuk Seoyun-a." - Kwang Sun.

Seoyun mengangguk senang, ia masuk ke dalam rumah kakeknya yang mewah.

Seoyun mengangguk senang, ia masuk ke dalam rumah kakeknya yang mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Apa sudah ada pergerakan dari RM?" - Tae, ia berbicara pada seseorang di telpon.

"Belum tuan, sepertinya mereka masih merencanakan sesuatu untuk mencuri kunci kastil." - Suga.

"Heh. Mereka hanya bisa bermimpi." - Tae.

"Tapi baru-baru ini gank kita yang ada di Daegu di serang." - Suga.

"Hmm. Aku tau karena RM ada di Daegu, dia mencoba melumpuhkan markas kita di Daegu. Malam ini ada makan malam keluarga dan aku akan hadir." - Tae.

"Tapi tuan, pasti akan banyak masalah saat di perjalanan nanti. Ijinkan saya untuk ikut untuk melindungimu tuan." - Suga.

"Apa aku terlihat seperti seseorang yang takut masalah? Tapi baiklah, akan sangat merepotkan mengurus sekumpulan semut sendirian." - Tae.

Sambungan telpon terputus. Ia bersiap menuju ke Daegu, kota kelahirannya.

*Note : RM, Nama samaran dari Namjoon.*

Tae dan Suga sedang dalam perjalanan menuju Daegu. Dan benar saja saat sedang di perjalanan, mereka disergap sekelompok orang dari AG di jalanan yang sepi.

Taehyung mengangkat sebelah bibirnya tersenyum.

Ia mengambil pistol dari dalam jasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia mengambil pistol dari dalam jasnya. Ia membuka pintu mobilnya, ingin keluar dan membunuh mereka. Sudah lama sejak terakhir kali ia membantai manusia.

"Tunggu tuan." - Suga menghentikan Tae.

Tae mengernyit,

"Kenapa?" - Tae.

"Biar saya yang mengurus cecunguk itu." - Suga, hasrat membunuhnya kembali.

Taehyung memunculkan smirk di wajah tampannya, lalu mengangguk.

"Baik, hancurkan mereka sampai mereka lebih memilih untuk mati." - Tae.

Suga keluar membawa pisau dan pistol.

"Hoo? Hanya kalian?" - Suga.

"Heh. Cukup dengan kami untuk membunuh Victor." - balas pemimpin gank.

"Hahaha. Bahkan Victor tak pantas turun tangan hanya untuk mengurus kecoa rendahan seperti kalian." - Suga.

"Brengsek!" Mereka mulai mengeroyok Suga, dengan berani dan gesit Suga melumpuhkan mereka satu persatu. Mematahkan kaki dan tangan mereka.

Seseorang menyerangnya dari belakang, tapi dengan sigap Suga langsung mencengkram tangan musuh, membantingnya lalu memelintir leher musuh hingga patah. Musuh telah tumbang.

"Hahahaahahaha." - Suga tertawa puas.

"Hmm, sepertinya ada yang kurang." - Suga.

"Oh pemimpin gank, kau masih hidup. Jadi, biar aku perbaiki dulu wajah dan beberapa bagian tubuh mu. Hahahaaha." - Suga mengeluarkan pisau kecilnya.

"Apa yang ingin kau lakukan?!" - teriak orang itu.

"Apa yang akan aku lakukan? Aku hanya ingin memberikan tontonan yang bagus kepada Mr.V, dan kau tokoh utamanya. HAHAHAAHAHA." - Suga.

Ia menjambak rambut pria itu hingga mendongak ke arahnya. Lengan dan kaki pria itu telah patah, kepalanya terluka parah akibat dibenturkan ke aspal oleh Suga. Suga menyayat bibir orang itu hingga telinga.

Arghhhhh

Orang itu meraung kesakitan. Tae yang melihat kejadian itu tertawa senang. Begitu juga Suga, ia puas dengan hasil 'karya seni' yang ia buat.

Masih belum cukup sampai disitu,
"Hei. Matamu sepertinya bagus." - Suga smirk.
"Aku menginginkan matamu." - Suga mencongkel mata orang itu menggunakan pisaunya.

"Arghhhhh brengsek! Bunuh saja aku! Kalian iblis!" - teriaknya.

Tae keluar dari mobilnya,

"HAHAHAHAAHA, bagus Suga! Kau telah memberikan pertunjukan yang bagus." - Tae.

Suga tersenyum, senyuman seorang psikopat.

"Akhiri saja pertunjukan ini, aku terburu-buru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhiri saja pertunjukan ini, aku terburu-buru." - Tae.

Tae mendekat ke arah pria yang telah terkapar tak berdaya. Ia menginjak wajah pria itu tepat di bekas sayatan pisau.

"Kau beruntung. Kalau aku tidak sedang terburu-buru, aku akan mencincangmu hidup-hidup." - Tae smirk.

Suga menembak mati pria itu. Lalu membersihkan tangannya dari darah. Mengganti bajunya, ia memang selalu membawa baju ganti berjaga-jaga untuk situasi seperti ini.

Tae menelpon seseorang.
"J-Hope. Urus mayat disini." - Tae.

"Oh? Kau membunuh lagi?" - J-Hope tampak terbiasa dengan situasi seperti ini.

"Bukan aku, tapi Suga." - Tae.

"Yah terserah, kau pergi dulu saja. Biar anak buah ku yang mengurusnya." - J-Hope.

"Hmm." - Tae.

Suga dan Tae meninggalkan tkp begitu saja. Mereka kembali melanjutkan perjalanan.

B.O.S.S - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang