Perasaan Andra

18 6 0
                                    

***

Malam sudah mengambil gilirannya hari ini. Jalanan sudah mulai padat oleh kendaraan dengan kelip lampu berwarna merah di belakang sebelum perlahan berhenti lalu kembali melaju pelan. Malam minggu memang selalu ramai dan sesak.

Malaka menyesap tehnya pelan. Kondisi batin Dan fisiknya tidak begitu bagus hari ini. Seharian ia Hanya di butik menyelesaikan gaun pesanan kliennya. Lagi-lagi hidup Malaka Hanya tentang orang lain.

Malaka mengalami insomnia yang cukup parah akhir akhir ini. Sudah empat hari ia tidak tidur, terhitung sejak pertemuannya dengan Andra tempo hari. Malaka tak menyangka pertemuannya dengan Andra membuatnya sampai sepatah ini. Malaka dibuat frustasi sendiri.

Malaka beranjak mencari tempat yang lebih terbuka. Ia memilih duduk di bangku kosong yang berada di ujung rooftop kafe.

"Gila, rame banget jalanan. Emang ya kalau malem Minggu selalu gini. " Gumam Malaka sambil menyesap kembali tehnya yang tinggal sedikit.

"Halo semua..." Sapa Malaka pada orang orang yang menonton live-nya di Instagram.

"Hai Ratna."

"Hai Fey21"

"Hai Andi Putri ia malem juga"

"Kok nggak aplod video? Hehe kemarin kan udah. Ditunggu aja besok insyaallah ada video baru."

"Eh, ada telepon. Udahan dulu ya temen temen. Dah... Semalat malam mingguan!" Malaka mengakhiri acara live streaming di Instagram dan segera menerima panggilan yang masuk.

"Halo,"

"Di pojokan."

Malaka tersenyum melihat laki laki dengan jaket coklat tua menghampirinya.

"Kenapa nggak ganti baju dulu sih, Dra?"

"Males pulang. Lagian nggak keliatan ini ketutupan jaket." Ucap Andra sambil mengambil duduk.

"Bodoh. Sepatu kamu itu!"

Andra memutar bola matanya jengah, "Kenapa sih gini aja kamu ributin. Aneh banget."

"Dra, please. Come on!"

"Malaka! Please... Sikap kamu yang kayak gini gue nggak suka. Lo bener bener jatuhin martabat gue loh. Lo ngehina profesi gue. Asal Lo tahu!"

Malaka terkesiap. Baru kali ini Andra marah pada Malaka karena sikap Malaka yang tidak suka profesinya. Ah tidak dulu ia pernah mendiami Malaka selama dua bulan karena Malaka tidak setuju ia masuk ke akademi.

"Apa Lo nolak lamaran gue karena ini, karena profesi gue?"

"Andra-"

"Lo nggak bisa jawab, jadi gue anggep iya!"

"Andra!" Lelaki itu beranjak dari duduknya meninggalkan Malaka. Ia sudah muak dengan tingkah Malaka yang semakin hari semakin menyebalkan baginya. Malaka tidak pernah mengerti posisinya. Tidak mengerti perasaannya. Malaka benar-benar egois bagi Andra sekarang.

Malaka berusaha mengejar Andra, tapi laki-laki itu sudah meninggalkan cafe. Malaka kembali ke bangkunya, menghabiskan sisa minuman yang ada dan mengambil tasnya lalu bernjak pergi.

oOo

Bagi Malaka Andra adalah teman yang hangat. Teman yang pengertian dan memahami Malaka dengan baik. Andra adalah definisi sempurna untuk laki-laki. Tapi Andra tidak pernah bisa memasuki ruang di hati Malaka lebih dalam lagi. Setidaknya belum. Laki-laki itu masih tetap berusaha meskipun berakhir menyedihkan lagi.

Malaka hanya diam di balik jendela kamarnya. Baru saja ia menyelesaikan pekerjaannya malam ini. Sekarang pukul 02.00. Ia menatapa jendela kamar Andra yang gelap. Tidak ada rona cahaya di sana. Bahkan bulan pun tidak.

Malaka tahu suasana hati Andra sedang buruk. Ia akui ia salah. Malaka hanya merasa tidak nyaman dengan keberadaan atribut pekerjaan yang Andra gunakan. Ia sungguh tidak nyaman, tapi Andra tidak mengerti juga. Malaka hanya menghela napas. Kecewanya besar, tapi tidak lebih besar dari rasa bersalahnya. Pada Andra, ibunya, temannya, semuanya. Malaka mendadak frustasi.

"Bahkan aku sudah tidak tahu perasaan apa yang aku miliki untuk semua ini, Andra. Aku-" Malaka mengusap lelehan air mata di pipinya. Ia benar-benar lelah dan kesulitan.

Jika malam adalah dunianya Malaka adalah bulan yang ditinggalkan bintang satu persatu. Semakin lama sinarnya pun semakin meredup. Bintangnya, penyinarnya, sudah tidak lagi memeluknya. Ia sendiri dalam dekapan malam yang semakin gelap. Ia tenggelam, hilang dimakan dunianya sendiri.

oOo

27 Januari 2021.
2 Juni 2022

MALAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang