Hari terlalui

34 7 0
                                    

Gatau kalau banyak typo

*****

Malaka turun dari mobil Nadhi sesaat setelah mobil berwarna kuning itu terparkir rapih di garasi. Lantas gadis itu segera mengambil kopernya di bangku penumpang.

"Kak Malaka..." suara perempuan yang sangat dikenali Malaka mengisi gendang telinganya.

"Eh, Nadia... Hai..." ucap Malaka setelah mengetahui adik perempuan Nadhira, Nadia, berjalan ke arahnya dengan merentangkan kedua tangan. 

"Haa... Kakak kangen. Lama banget ga ketemu kita," ucap Nadia sambil memeluk tubuh Malaka erat.

"Iya. Aduh... Udah gede aja kamu," ujar Malaka.

"Iya dong. Masa aku kecil mulu." Nadia melepas pelukannya dan memanyunkan bibirnya. Membuat Malaka terkekeh.

"Eh, kak ayo masuk. Kita makan malem. Ditungguin sama mama papa sama abang Jio sama Abang Saka," ucap Nadia sambil manarik tangan Malaka agar masuk ke rumah.

"Loh, bang Saka di rumah?" tanya Malaka terkejut. Pasalnya ia mengira bahwa kakak laki laki  Nadhira itu sedang berada di London.

"Iya, kakak nggak tahu? Baru banget pulang minggu lalu. " jawab Nadia.

"Nggak tahu kakak," ucap Malaka.

"Eh, Nadia dari pada narik narik tangannya si Malaka mending bantuin bawa kopernya dia aja." ucap Nadhira setelah melihat aksi Nadia yang menarik tangan Malaka dengan brutal.

"Eh, iya. Yaudah, siniin kopernya, Kak. Hehehe...." Nadia nyengir sambil mengambil alih koper Malaka.

"Ayo masuk. Nadia kopernya tolonh di taruh di kamar tamu ya," ucap Nadhira.

"Siap, Kak."

Malaka berjalan beriringan dengan Nadia. Sedang Nadhira sudah berbelok ke arah kamar mandi di garasi karena gadis itu kebelet.

"Malaka... " itu suari mama Nadhira menyambut Malaka di ruang tamu.

"Assalamu'alaikum, tante..." ucap Malaka sambil menyalami mama Nadhira.

"Wa'alaikum salam. Udah lama banget ga kesini." ucap Mama Nadhira sambil mengusap lengan Malaka.

"Hehehe... Iya tante. "

"Ke kamar dulu ya naruh barang. Habis itu langsung ke ruang makan ya—makan malem—biar kamu cepet istirahat juga nanti. Capek kan?" titah mama Nadhira. "Dek, kakaknya dianterin ke kamarnya ya,"

"Siap, Ma." Nadia menggandeng tangan Malaka untuk diajak ke kamar tamu. "Ayo, Kak"

Malaka mengikuti Nadia ke kamar tamu yang sudah disiapkan untuknya singgah beberapa hari ke depan. Gadis itu meletakkan tasnya di atas nakas.

"Kak, kopernya aku taruh sini ya. Kakak bebenah bentar dulu gapapa. Nanti join ke meja makan ya," pesan Nadia pada Malaka sebelum gadis itu meninggalkan kamar Malaka.

"Iya, makasih ya, Nad." ucap Malaka sambil tersenyum.

Setelah Nadia benar benar pergi Malaka mengeluarkan ponselnya dari tas selempangnya. Pertama tama dia memberi tahu ibunya bahwa ia telah sampai di rumah Nadhira dengan selamat berbonus bertemu dengan Seungcheol dan Vernon di Indomaret tadi.

"Halo, udah sampai?" tanya ibu di telepon.

"Alhamdulillah, udah rebahan di kasur hihihi habis ini mau makan malem," ucap Malaka.

"Yaudah kalau gitu. Hati hati ya,"

"Iya. Eh, Bu tahu nggak aku tadi ketemu Seungcheol dong di Indomaret," ujar Malaka.

MALAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang