Menangislah Malaka

38 8 0
                                    

Entah bagaimana hari berlalu begitu saja tanpa Malaka sadari. Gadis itu saat ini sedang duduk berhadapan dengan Andra di sebuah kafe di dekat butiknya. Mereka memiliki janji makan siang bersama. Mumpung Andra dinas malam.

Hanya hening saja sejak lima belas menit yang lalu. Keduanya fokus mengahiskan desert yang mereka pesan.

"Malaka!" ucap Andra memulai pembicaraan setelah kue coklatnya habis.

"Hmm?"

"Jangan mencoba adopsi anak lagi." ujar Andra to the point.

Malaka mengeryit tak suka.

"Kenapa?" pasalnya Malaka sudah benar-benar mengurus adopsi anaknya Sandi.

Tangan Andra bergerak untuk meraih jemari Malaka. Namun ditepis oleh empunya. Tidak seperti biasanya.

"Malaka, ayo menikah denganku. Jika kau menginginkam seorang anak, aku akan berikan." Andra berbicara mantab, tanpa keraguan sedikit pun.

Malaka mencoba menelesiknya di balik mata Andra yang tajam. Tapi ada setitik rasa tak suka di sana.

"Kenapa aku tak suka kata katamu, Andra?" tanya Malaka. Andra menatap Malaka lekat. Merasa tak nyaman karena Malaka memanggil namanya langsung.

"Kenapa kamu terus ingin aku menikah sama kamu? Tujuan kamu apa?" tanya Malaka.

Andra terkesiap. Tak menyangka akan bertanya demikian.

"Kenapa kamu tanya begitu? Apakah ada yang salah dengan sebuah pernikahan, di antara kita?"

Malaka menggeleng, "Nggak ada. Tapi coba kamu pikirin. Kita hidup bersama bertahun-tahun sebagai teman. Kita dekat, sangat dekat sampai aku kira kita ini saudara." Terang Malaka penuh penekanan.

"Kenapa kamu bilang begitu? Seberapa dekat apa pun Kita nggak akan Ada masalah jika Kita memutuskan untuk menikah. Kita hanya dua anak kecil yang bertemu dan tumbuh bersama hingga menjadi laki-laki dan perempuan dewasa, seperti sekarang." Balas Andra mengungkapkan reaksi atas pernyataan Malaka.

Malaka menghembuskan nafasnya dan menatap Andra lekat.

"Tapi aku tidak pernah sekali pun memandangmu sebagai laki-laki dewasa yang mungkin akan mendampingiku hingga nanti.
Aku— selama ini aku menganggapmu sebagai seorang teman dan kakak laki-laki.
Teman yang akan menemaniku dan kakak laki-laki yang akan membantuku tumbuh."

"Aku cuma ingin kamu hidup seperti orang orang pada umumnya di sini. Memiliki anak tanpa suami akan menyulitkan kamu sendiri nanti," Andra meraih tangan Malaka untuk ia genggam.

Malaka menghela nafas lalu tersenyum, "Andra, menikah denganku hanya akan menyulitkan dirimu. Kita akan sama-sama kesulitan."

"Aku nyaman hidup begini. Sedari kecil hidupku memang berbeda dengan orang lain. Kau tak perlu mengkhawatirkannya. Lagi pula, aku tidak siap menerima penghianatan. " Tambah Malaka.

Andra menghela napas dan mengusap wajahnya. Merasa tak habis pikir dengan perkataan Malaka.

"Apakah kamu merasa kalau aku akan menghianati kamu nanti? Apakah demikian?" tanya Woonwoo.

"Andra, kita sudah saling mengenal sejak kita belum tahu dunia itu seperti apa. Aku mengerti kamu lebih dari cukup. Dan aku tidak ingin menjalin hubungan lebih dari hubungan kita sekarang."

Andra kembali meraih jemari Malaka. Laki laki itu mengenggamnya erat penuh keyakinan.

"Malaka, kau masih merasa takut?"

Malaka terdiam.

"Malaka, kau ingat apa yang aku katakan padamu dulu? Jika kau butuh telinga untuk mendengar keluh kesah kamu, ada aku. Kalau kamu butuh bersandar, aku siap menopangmu. Kalau kamu butuh teman, aku siap untuk selalu ada buat kamu."

Malaka menunduk. Benar yang Andra katakan. Selama ini yang ia janjikan pada Malaka selalu ditepati.

"Tapi aku nggak mungkin bisa selalu ada buat kamu jika kita tidak menikah."

"Malaka, lihat aku." Andra mengarahkan wajah Malaka kepadanya. Dilihatnya wajah Malaka yang sudah merah, menahan tangis. Andra terluka karenanya.

"Malaka, kamu pasti bisa ngelewati ini semua. Kita pasti bisa. Setial cerita gidak memiliki akhir yang sama. Aku yakin setiap cerita memiliki akhir yang indah." Ucap Andra sambil menghapus setitik air mata di ekor mata Malaka.

"Aku mohon, menangislah di bahuku. Jangan lagi menyimpannya sendirian."

*
*
*

4 Juli 2020

Dua kalinya tanggal ini aku tes nih hehehe🌸

27 Desember 2020.

Oke mendekati akhir tahun nih...
Aku nggak tahu sih apakah cerita ini menarik atau nggak. Part ini banyak aku ubah Karena aku ngerasa Wonwoo terlalu jahat hehe... Dan juga agak berbelit belit. Jadinya aku pusing sendiri mikirin plotnya. Haduhhhh... Oke. Terimaksih semuanya....

20 Feb 2022

I am not okay ahahaha

MALAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang