Confuse

30 6 0
                                    

Happy reading:)

*****

Berhari hari berlalu. Andra seakan lenyap dari hidup Malaka. Tidak pernah berhubungan lewat telepon atau pun secara langsung. Laki laki itu hilang dari kehidupan Malaka. Begitu saja. Tanpa pesan.

Sebenarnya itu tidak mengganggu Malaka sama sekali. Gadis itu tidak pernah mempermasalahkannya. Namun rasaya sedikit aneh. Andra tidak pernah seperti itu sebelumnya. Apakah ada sesuatu yang terjadi?

Ngomong ngomong, masalahnya dengan Seungcheol dan juga Jeonghan di Kota Tua tempo hari—sebenarnya bagi Malaka itu bukan masalah—perlahan mereda. Tertutup oleh berita berita lain. Baik pihak Malaka maupun pihak Seungcheol dan juga Jeonghan tidak mengeluarkan statemen apapun. Menurut Malaka ia tidak merasa ada masalah dengan hal itu. Pihak agensi pun tidak mempermasalahkan. Carat, fans saventeen, juga tidak mempermasalahkannya. Ya meskipun ada beberapa yang tidak suka, tapi itu tidak menjadi masalah bagi mereka.

Semua baik baik saja sekarang. Meskipun awal awal berita tersebut muncul, akun sosial media Malaka menjadi ramai. Tapi Malaka tidak peduli. Ia tetap bekerja dan tetap beraktivitas seperti biasanya.

Hari ini Malaka berniat jalan jalan ke mall bersama dengan Balqis dan juga Hana. Sarah tidak ikut karena ada acara keluarga.

Saat ini ketiganya sudah berada di parkiran mall. Tentu saja mereka berangkat bersama dengan mobil Malaka.

"Kalian mau cari apa?" tanya Malaka sambil berjalan masuk ke mall.

"Mau cari skin care. " ujar Hana. " Aku keracunan review nya, Mbak kemarin—yang terbaru. Emang sebagus itu ya, Mbak? Aku pengin nyoba."

Malaka mengangguk, "Iya. Tapi cocok cocokan sih."

"Biasanya kalau di, Mbak cocok di aku juga cocok," ujar Hana sambil tersenyum.

"Hahaha... Iya juga. Kalau kamu, Qis?" tanya Malaka pada Balqis.

"Mau beli pembersih kamera. Punya aku kemarin kesempar trus kena lilin. Nggak paham lagi aku ko bisa begitu," jawab Balqis sambil memutar bola matanya. Pasalnya gadis itu tidak habis pikir dengan tingkahnya sendiri. Bisa bisanya ia merusakkan barang yang esensial baginya.

"Mungkin emang waktunya kamu buat beli yang baru, hehe" gurau Malaka.

"Iya kayaknya emang gitu. Terlalu hemat aku," ujar Balqis membuat Malaka meringis.

"Kalau, Mbak sendiri mau beli apa?" tanya Balqis penasaran.

"Umm... Aku cuma pengen beli mcflurry sama main di time zone aja sih. Hehehe..." jawaban Malaka membuat Hana dan Balqis membulatkan mata tidak percaya.

"Wah... Gila sih, Mbak. Kalau aku ada waktu luang kayak gini mending buat tidur." ujar Hana.

"Aku juga," sahut Balqis.

"Emang capek banget ya pekerjaan kalian? Maaf ya..." ucap Malaka lirih, tapi tetap bisa didengar yang lain.

"Eh, enggak gitu, Mbak. Maksud kita tuh-" Hana panik. Begitu pula Balqis. Mereka tidak ingin bosnya itu salah paham.

"Santai aja kali. Ya ampun kalian lucu banget. " ucap Malaka sambil menggiring Hana dan Balqis ke kedai mcflurry.

"Maaf, Mbak." sesal Hana dan Balqis bersamaan.

"Gapapa, kok. Ayo kalian mau rasa apa?" tanya Malaka menawari es krim favoritnya pada Balqis dan juga Hana.

"Ngga usah deh, Mbak." tolah Hana halus.

"Nggak apa apa. Ayo gausah sungkan." ujar Malaka.

Hana dan Balqis berpandangan sejenak, "Yaudah, aku rasa strowberi aja deh, Mbak" ujar Hana.

MALAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang