-enam

74 15 1
                                    


Waktu Jagad foto sama langit ... hehe

"Bisa gak sih lo gak usah uring-uringan kalo lagi jalan sama gue?" Omel Jihan sambil menatap Langit yang tengah menumpukan kepalanya dimeja restoran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Bisa gak sih lo gak usah uring-uringan kalo lagi jalan sama gue?" Omel Jihan sambil menatap Langit yang tengah menumpukan kepalanya dimeja restoran.

Saat ini mereka sedang berada direstosan sushi disalah satu Mall. Pasalnya sejak tadi, Langit terus menerus uring-uringan, ia terus-terusan merancau bagaimana menjawab pertanyaan Jagad tentang kejelasan hubungan mereka.

"Taunya orang yang bikin lo jadi kayak gini lagi asik nongkrong sama temen-temennya, ketawa-ketawa tanpa mikirin lo disini yang udah kayak orang gila." Lanjut Jihan dengan nada sebal.

"Jagad gak gitu..."

"BELAIN AJA TERUS!!!!" Sentak Jihan yang membuat Langit kembali menumpukan kepalanya dimeja. "Dengerin gue Langit Varsha Tara! Lo gak perlu khawatir, kalo emang Jagad beneran sayang sama lo, dia gak akan mempertanyakan itu untuk yang kedua kalinya." Sambung Jihan yang terlihat sudah mulai menarik-narik rambut Langit gemas.

"Yakin lo?" Ucap Langit memastikan.

"Kayak gak pernah pacaran aja deh lo" Jihan memutar bola matanya malas.

"Ya emang!" Jawab Langit sinis. "Jagad tuh cowok pertama yang bikin hati gue semriwing-semriwing, dipertemuan pertama pula. Lo sendiri juga tau" Lanjut Langit kemudian tersenyum.

"Pertanyaannya, Jagad semriwing-semriwing juga gak pas pertama kali liat lo? Lo nya aja yang emang udah kecintaan!" ucap Jihan ketus karena ia memang sangat selektif dengan siapapun laki-laki yang berusaha mendekati Langit.

"Jihan ..." Lirih Langit dengan wajah memelas, ia akan menyebut nama Jihan jika sang sahabat sudah mulai mengeluarkan ucapan pedasnya.

____

Setelah dirasa cukup lelah karena mengitari seluruh penjuru Mall, Langit dan Jihan memutuskan untuk pulang.

Waktu menunjukkan pukul 4 sore, Jihan mengajak Langit untuk mampir dikost-an nya. Jihan memang seorang anak rantau, keluarganya berada di Bandung. Namun, sejak ia bersahabat dengan Langit, disaat yang bersamaan Jihan merasa ia punya sahabat sekaligus keluarga disini. Jihan sudah mengenal baik keluarga Langit, begitupun sebaliknya. Jihan juga terlihat akrab dengan Rega. Jihan pun sangat setuju jika Rega adalah orang yang dingin dan super cuek.

"Sholat dulu ah, biar istirahatnya enak." Ucap Langit sambil menuju kamar mandi Jihan.

Jihan menyiapkan mukena miliknya dan menggelar sajadah untuk Langit.

APFOKUS || MARK LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang