Chapter 32

936 101 36
                                    

AUTHOR POV

Hari yang ditunggu akhirnya datang, pagi ini semua murid kelas sebelas sudah berbaris rapi di lapangan. Semuanya membawa tas besar, tapi sepertinya Dita terlihat paling mencolok, cewek itu membawa dua tas besar berwarna kuning yang terlihat sangat berat.

Satunya berisi barang-barang pribadinya dan satunya lagi berisi perlengkapan memasak lengkap, sebenarnya Dita kebagian membawa wajan dan panci, namun teman-teman kelas yang kurang ajar tiba-tiba menyuruhnya membawa semua peralatan dengan alasan 'tidak diizinkan mama'

Dita sempat protes tapi dia kalah argumen karena Vita tidak ikut membelanya, cewek itu ketiduran semalam.

"Njir, kuning-kuning kayak tai!"

"Bacot!"

Dita melemparkan satu tasnya pada Alex yang tidak berhenti bilang 'tai' sedari tadi. Rasanya ingin sekali dia melemparkan tai sungguhan di wajah pucat Alex agar terlihat sedikit berwarna.

Jam menunjukkan pukul tujuh, satu persatu bis mulai meninggalkan sekolah. Ada televisi kecil di dalam bis yang memutar MV dangdut, Aldi selaku biduan kelas 11 IPS-1 menggelar konser dadakan.

"TARIK SIS?"

"SEMONGKO!"
Seisi bis langsung gaduh, bisa-bisanya Aldi berjoget-joget seperti cacing kepanasan di dalam bis yang sedang melaju. Cowok-cowok mulai menyawer dengan uang seribuan, murid lainnya tidak tinggal diam, mereka merekam momen itu untuk diunggah di akun instagram kelas.

***

Bis mulai memasuki area pedesaan, jalanan sempit yang sepi serta pohon-pohon menjulang tinggi menjadi pemandangan yang menyejukkan mata.

Vita sudah terlelap namun cewek itu terus bergerak tidak nyaman. Berulang kali kepalanya bersandar di kursi namun akhirnya jatuh menatap jendela. Walau begitu, Vita sama sekali tidak membuka mata.

Miko menahan tawa, telapak tangannya yang lebar meraih kepala Vita pelan-pelan lalu menyandarkan di bahunya. jujur, Miko bukan bermaksud sok gentlemen, dia hanya capek melihat Vita yang bolak-balik terbentur kaca jendela.

Di bangku lain Alex sibuk sendiri dengan ponselnya, cowok itu sedang memberikan tutorial modus pada para klien. Bunyi keyboardnya yang berisik membuat Dita tidak bisa memejamkan mata.

"Lex, berisik tau gak! lo chat sama siapa sih dari tadi?!"

"Sst! gue lagi berbisnis."

"Halal atau haram?"

"Semi haram."
Dita mendengus, kantuknya sudah hilang. Cewek itu meraih sebungkus camilan dari totebag.

Dita ingin membagi camilan itu pada Vita dan Miko yang duduk di belakangnya. Tapi ketika berbalik, dua orang itu sudah tertidur. Vita tertidur di bahu Miko, sedangkan Miko menyandarkan kepalanya di kursi dengan tangan kanan melingkar di pinggang Vita.

Dita mengeluarkan ponsel dan buru-buru memotret mereka.
Bibirnya menarik senyum lebar. "Ternyata, Miko bisa modus juga.."

Bis berhenti di tempat tujuan, udara segar menyambut begitu mereka turun dari bis, suasana yang asri membuat siapapun betah berlama-lama berada di luar ruangan.

Panitia sudah membagi mereka dalam beberapa kelompok berjumlah 10 anggota, lima cowok dan lima cewek. Kegiatan pertama adalah membangun tenda, murid-murid menggerutu, padahal mereka sedang study tour bukan ikut Persami.

Untung saja tenda yang dibagikan panitia adalah tipe tenda instan. Tenda itu cukup besar mungkin muat untuk lima orang. Vita sedang sibuk membaca panduan membangun tenda ketika beberapa cowok dari kelompok lain tiba-tiba mendatanginya.

Not Perfect [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang