Chapter 17

876 121 23
                                    

Maaf banget updatenya molor (ToT)
Chapter ini full tentang Bima, cermati latar waktunya biar gak bingung ^,^

***

AUTHOR POV

Akhir-akhir ini Bima sering berangkat pagi, bukan karena takut terlambat tapi agar tidak terpapar sinar matahari. Bima tahu kalau sinar matahari pagi mempunyai banyak manfaat untuk tubuh, tapi kata Alex, sinar matahari pagi dan siang bisa membuat kulitnya bertambah gelap. Tentu saja Alex berbohong, tapi bodohnya Bima percaya.

Kelas masih sepi saat Bima datang, hanya ada lima siswa termasuk sahabatnya yang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Bima melemparkan tasnya ke atas meja, membuat orang yang duduk di sana tersentak kaget sampai hampir melempar ponselnya.

“Setan lo! Untung hp gue gak jatuh!” Leo mengomel.

“Salah sendiri nonton begituan pagi-pagi!”

“Banyak jump scarenya, njing. Mana berani gue nonton malem-malem!”

“Banci.” Bima bergumam dengan suara keras. “Heh, gue denger ya!”

Kalau saja Leo sedang memegang benda tajam, sudah pasti akan ia lemparkan ke wajah sahabatnya.

“Sengaja emang biar lo denger.”

Leo melanjutkan acara menontonnya karena menanggapi ocehan Bima hanya membuang-buang tenaga. Sedangkan Bima sibuk melepas aksesoris-aksesoris yang sempat membuat teman-teman sekelasnya heboh sebulan yang lalu. Tepatnya setelah dia berguru kepada Alex agar menjadi putih.

Kata Alex, jika ingin putih maka Bima harus sering memakai jaket, topi dan masker saat bepergian. Besoknya Bima benar-benar memakai semua benda itu, tak lupa juga memakai kacamata lensa bening yang sengaja ia beli di olshop agar penampilannya semakin kece. Waktu itu ia masih belum terbiasa berangkat pagi, kebiasaan datang tepat tiga menit sebelum bel berbunyi masih sulit ia ubah.

Saat baru saja masuk kelas, para siswi langsung heboh. Mereka mengerubungi Bima dan melemparkan pertanyaan absurd yang membuat cowok itu ternganga tak percaya.

Oppa!” seorang cewek memekik.

“Hayo ngaku, lo Oppa-Oppa Korea kan?!”

“Heh, goblok! Dia mana ngerti bahasa Indonesia!”

“Oh iya, anyeonghaseyo Oppa! Saranghaeyo!”

“Anjir! Ini sih pasti Ferrel Bramasta!”

Cewek-cewek sekelasnya terus melemparkan pertanyaan tanpa memberi Bima kesempatan untuk menjawab, akhirnya Bima membuka maskernya. Membuat kerumunan itu terkejut dan langsung bubar dengan wajah dongkol.

“Yaelah, gue kira artis kesasar!”

Jika hampir semua cewek di sekolah jatuh hati pada Bima, maka hanya cewek-cewek sekelas yang sudah kebal dengan pesonanya. Mereka sudah tiga tahun di kelas yang sama dan sangat hafal dengan kelakukan Bima. Faktanya Bima tampan, berkharisma, punya tubuh ideal dan bisa bermain basket, definisi cowok sempurna dalam novel-novel wattpad. Tapi kelakuan bobroknya akan terlihat begitu dia memasuki kelas.  

Sudah sebulan berlalu dan selama itu pula Bima selalu menuruti nasehat Alex, baik yang masih wajar ataupun di luar akal. Bima sudah terlanjur percaya. Setelah melepaskan semua aksesoris, Bima memoles pelembab lalu sunblock di wajah dan kedua lengannya. Kata Alex, kalau mau punya kulit putih dan glowing harus siap ribet.

Leo tidak bisa berhenti ngakak begitu melihat wajah sahabatnya selesai memakai skincare.  Warna putih dari pelembab dan sunblock begitu kontras diatas kulit Bima yang coklat.

Not Perfect [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang