Chapter 28

750 100 8
                                    

Happy reading

***

AUTHOR POV

Gelap dan lembab.

Vita bisa merasakan debu-debu tebal berterbangan di udara, membuat hidungnya gatal dan berakhir dengan bersin. Terakhir kali yang dia ingat adalah saat Evan mengurungnya di gudang, rasanya dia pingsan cukup lama dan mungkin orang tuanya sedang mencarinya. 

Awalnya Vita tidak ingin membuka mata karena kegelapan akan menyambut pengelihatannya, namun dia penasaran karena merasa ada seseorang yang mendekapnya, padahal tadi dia hanya sendirian di ruangan itu. Apa mungkin yang sedang mendekapnya bukan manusia?

“Vita!”

Suara familiar itu terdengar parau, Vita langsung membuka mata dan menemukan Miko yang mendekapnya erat. Pakaiannya berantakan, Vita bisa melihat darah yang mengering di beberapa bagian tubuh cowok itu. Dia tidak habis pikir bagaimana bisa cowok itu sampai di sini?

“Jangan takut, kamu gak sendirian.”

Suaranya semakin pelan, namun kata-kata itu mampu membuat Vita merasa tenang. Miko mengusap kepalanya sambil memaksakan senyum, detik selanjutnya cowok itu bersandar di bahu Vita sambil memejamkan mata.

Miko kehilangan kesadaran setelah berusaha terjaga berjam-jam hanya untuk memastikan kalau Vita baik-baik saja.

***

Vita terbangun dengan mata basah, mimpi buruk itu muncul lagi setelah sekian lama. Mimpi itu terasa singkat namun Vita tahu kalau dia sudah tidur cukup lama, ruangan serba putih menyambut pengelihatannya, sudah pasti ini rumah sakit. Tangan kanannya dihiasi infus sedangkan tangan yang satunya digenggam seseorang.

Itu Miko, dia tertidur dalam posisi duduk sambil menenggelamkan wajahnya di tepi kasur.

Eh, tunggu!

Miko menggenggamnya?

Artinya mereka bersentuhan?

Vita langsung menarik tangannya, gerakannya yang tiba-tiba membuat Miko membuka mata. Cowok itu langsung menyodorkan segelas air dan membantu Vita meminumnya.

Kamu gak papa?” Vita hanya mengangguk.

Kamu beneran gak papa kan?” Miko bertanya lagi, dari sorot matanya cowok itu benar-benar terlihat khawatir membuat Vita menarik senyum.

Aku gak—“ Miko tiba-tiba menyentuh pipinya dan menghapus jejak air mata di sana. Vita bengong, terlalu terkejut dengan apa yang Miko lakukan.

“Kamu….”

Phobia itu udah hilang, berkat kamu.”

Gimana bisa?”

“Udahan dong, gue gak ngerti kalian ngobrolin apa!”
Dita muncul di depan pintu dengan membawa sekantong plastik besar berisi camilan, di sebelahnya Alex nampak memeluk enam kaleng soda.
 
“Ganggu aja lo!”

Dita datang bersama dokter, katanya keadaan Vita sudah lebih baik tapi cewek itu harus menghabiskan infus dulu sebelum pulang, dan akhirnya mereka menunggu sambil makan cemilan dan memulai acara gibah rutin yang hampir tertunda.

“Lo tahu gak kalo seharian ini jadi trending topic?” tanya Dita sambil bersusah payah membuka bungkus Pocky.

“Maksudnya?”

“Tadi kak Rangga sama kak Bima nembak lo.”

“Oh.” Vita menerima kuaci yang sudah dikupas Miko. “Pantesan mereka nyerangnya keroyokan.”

Not Perfect [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang