Chapter 15

1K 120 10
                                    

AUTHOR POV

Ini bukanlah kali pertama anak osis membuat majalah, selain karena tidak ada ekskul jurnalistik, mereka sangat bisa diandalkan. Bahkan saking multitalentanya, mereka seperti babu bagi para guru.

Hari ini mereka sedang rapat untuk menentukan siapa lima model murid berprestasi yang akan muncul di majalah sekolah. Seperti biasa, Rangga—si ketua osis tampan idaman para kaum hawa memimpin rapat dengan bijaksana. Tapi rupanya banyak anggota yang tidak bisa fokus, bukannya memberi pendapat malah asik melamun sambil memandang wajah sang ketua osis.

“Gimana kalo Muthia dari ekskul voli? Dia berulangkali menang dalam lomba tingkat provinsi.”  Seorang anggota berpendapat.

“Kayaknya gak cocok sama tema kali ini, lagi pula voli itu kan berkelompok, bukan perorangan.”

“Yah, kak Bima gak bisa jadi model dong?”

“Kalau anak olimp, gimana?”

“Boleh juga tuh, kan banyak murid berprestasi akademis di sekolah kita!”

“Oke, kira-kira ada berapa murid yang sering ikut olimp?” Si ketua osis akhirnya angkat bicara setelah mendengar beberapa pendapat, anggotanya memang dapat diandalkan. Tak heran kalau berulang kali acara sekolah sukses karena kerja sama mereka.

“Setahu gue ada lima sih, tapi dua di antaranya ikut olimpiade di pelajaran yang sama.”

“Ambil satu aja, yang sering menang. Berarti tinggal satu murid lagi ya?” wakil ketua osis menimpali, tangannya mengetuk-ngetuk di atas meja.

“Gimana kalo anggota dari ekskul bela diri?” ucapan Rangga barusan membuat hampir semua orang di ruangan itu tersentak, lalu kompak menoleh ke arahnya.

“Vita maksud lo?” Tanya wakilnya dengan nada horor. “Mendingan Dita aja deh, ngeri gue kalo harus wawancarain cewek itu.”

Jika sebagian besar cowok di sekolah adalah bucinnya Vita, maka cowok-cowok osis adalah sebagian kecil perkumpulan yang tidak suka padanya. Mungkin kurang tepat kalau dibilang tidak suka, karena nyatanya mereka iri dan takut pada gadis itu. Ya, siapa juga yang tidak iri karena Vita lebih dihormati dan ditakuti daripada anggota osis itu sendiri? 

“Gak bisa, Dita udah masuk list murid yang sering ikut olimp.” Si sekertaris bersuara.

“Berarti udah fix Vita ya? Sekertaris tolong dicatat.” Rangga menepuk tangannya sekali lalu tersenyum menatap semua anggota. “Rapat hari ini sampai di sini saja, untuk tugas selanjutnya akan dibagi setelah dirundingkan dengan pengurus osis.”

***

Hari ini Dita bertingkah aneh, cewek itu bertukar bangku dengan Miko dan menjadi lebih pendiam. Padahal dia yang paling suka berbicara, sekalipun topiknya tidak berfaedah, entah hanya perasaan Vita saja atau Dita memang berusaha menghindari Alex sejak tadi?

Vita mencoba membaca situasi, karena Dita masih diam daritadi. Alex pun terlihat tidak peduli.

Dita berdiri. “GSG kuy?”

Vita hanya mengangguk, mungkin Dita ingin bicara sesuatu dengannya. Tebakannya pun tepat, karena begitu mereka berdua duduk di luar gedung itu Dita langsung menangis heboh sambil mengumpat. Itu kebiasaan Dita, cewek itu selalu menangis terlebih dahulu sebelum bercerita. Sedangkan Vita masih menunggu dengan sabar.  

“Huaaaa! Bangsat! Anjing! Bima sialan!”

“Alex lebih milih Bima daripada gue!! Huaaa!”

Vita tersenyum lega lalu menepuk-nepuk pelan punggung sahabatnya. Akhirnya Dita menangis karena cowok biasa. Sesuatu yang Vita pikir mustahil. Biasanya sahabatnya itu hanya menangis kalau ada seiyuu atau aktor favoritnya menikah.

“Iya, gue tahu kalau Bima emang sialan.”

Dita mengangguk-angguk sambil sesenggukan, lalu mengalirlah cerita saat Alex meninggalkannya demi Bima tanpa alasan kemarin siang. Vita berusaha fokus menyimak, tapi ingus yang mengganjal di lubang hidung Dita membuatnya berkali-kali salfok.

“Kayaknya Alex udah diguna-guna deh sama Bima!” mungkin karena terlalu kesal Dita sampai melupakan embel-embel ‘kak’ yang selalu ia sematkan di depan nama Bima.

“Kalau menurut gue kayaknya Alex dari dulu gay deh.”

“Kok gitu?!” Dita tidak terima, anehnya dia masih membela Alex walau hatinya sakit karena perkataan cowok itu kemarin.

“Soalnya dia gak pernah tertarik sama cewek, dia deketan sama lo aja ekspresinya biasa. Walaupun gue ogah banget mengakui, tapi lo itu termasuk tipe cewek manis yang bisa bikin cowok-cowok mimisan. Aneh banget kan kalo dia biasa-biasa aja?” tidak ada yang tahu kalau Alex pernah hampir jantungan karena berdekatan dengan Dita saat mereka ke Event waktu itu.

“Walaupun sejenak rasanya nge-fly, tapi perkataan lo bener juga. Eh, tapi dia suka sama loli, tuh!”

Loli kan 2D, dia juga pernah kecyduk nonton anime BL kan?”

“Bener juga. Eh, gak, gak mungkin! Alex gak mungkin bagian dari kaum yaoi! Pasti ini gara-gara pengaruhnya Bima!” Dita masih bersikukuh membela pujaan hatinya.

“Ngomong-ngomong soal Bima,” Vita menyodorkan sebuah novel horor sambil memejamkan matanya, masih ngeri dengan cover novel tersebut.

“Dari siapa? Gak mungkin beli, lo kan gak suka beginian.”

“Kemarin ada di atas meja gue, dan gue sempat ketemu Bima yang baru keluar dari kelas kita.” Dita terngaga, seperti baru saja menyadari sesuatu yang sangat penting.

“Anjir! Gue baru inget kalo kak Bima itu salah satu bucin lo, kok sekarang malah belok?!”

Vita mengangguk-angguk, lalu melemparkan novel itu ke pangkuan Dita karena Dita tidak kunjung menerimanya. Rasanya Vita ingin membuang novel itu dari kemarin, membayangkan ada di satu ruangan bersama novel horor sudah cukup membuatnya merinding sampai terjaga semalaman. Untungnya Miko berbaik hati menemaninya begadang.

Kalau dibuang pun sayang, karena Dita menyukai novel horor. Kemarin Vita ingin memberikan pada Dita, tapi dia lupa.

“Ini harus diselidiki!”

“Udahlah, gak usah melakukan hal unfaedah.”

“Ini juga menyangkut masa depan Alex!”

“Serah lu!”

***


Maapkan aku karena telat Up:’(

Kalau dipikir-pikir aku gak pernah nunjukin waktu mereka lagi belajar di kelas ya?
Perasaan mereka Cuma nongkrong di kantin, ke perpus, sama ekskul doang wkwkkw

Sebenernya aku gak mau update chapter 11 sampai chapter ini karena benar-benar kurang memuaskan dan gak sreg. Tapi kalau mau direvisi lagi juga butuh waktu, di sisi lain aku pingin cepet publish biar cepet selesai.

Judul cerita ini Not Perfect, isi nya juga jauh dari kata Perfect, tapi aku bakalan berusaha membuat ending yang Perfect buat kalian. Dan rencananya cerita ini bakal aku revisi kalau udah tamat. Doakan semoga tamatnya gak molor sampai tahun depan ya!!

Makasih buat kalian yang udah baca, vote, dan komen!

Thank you, love you, and see you♥

Not Perfect [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang