Fyi: dialog antara Vita dan Miko jika bercetak miring berarti mereka pakai bahasa isyarat ya.
Maafkan daku karena gak bisa menjabarkan seperti apa bahasa isyarat mereka saat mengucapkan sebuah kalimat:''''''''
***
AUTHOR POV
Vita menatap Miko yang mengusap peluh di keningnya, ia menatap langit dan menghela napas kasar. Kalau begini caranya dia jadi menyesal karena tidak berkata jujur pada Bu Risma, tapi apalah daya nasi sudah menjadi bubur.
Vita menengok kiri dan kanan, mencoba mencari ide agar Miko tidak kepanasan, dan ide itupun muncul saat ia melihat adik kelasnya lewat sambil memakai topi sekolah dan atribut lengkap, padahal ini hari selasa. Vita pun menyapanya, membuat kumpulan cowok-cowok yang sengaja nongkrong di depan kelas untuk melihat Vita menjerit tertahan.
"Hai, dek!"
Orang yang disapa malah melongo, ia menoleh ke kanan dan kiri. Tidak ada siapa-siapa. Ia pun menunjuk dirinya sendiri dengan tatapan bingung setengah tidak percaya.
"Sa-saya, kak?" tanyanya gugup.
"Iya kamu. Boleh pinjem topinya gak?"
Cowok itu berdebar-debar, bukan karena dia sedang berbicara dengan cewek yang digilai hampir semua kaum adam di sekolahnya. Namun, karena cewek itu ingin meminjam topinya dengan nada memaksa, seakan tidak menerima penolakan.
Bukannya pelit atau bagaimana, hanya saja-
"Ayolah, dek! Kamu tetap ganteng kok walau botak!"
Topi itu adalah penyelamat harga diri dari ejekan teman-temannya. Tapi karena cewek cantik di depannya memuji, entah kenapa tangannya refleks melepas topi itu sambil senyum-senyum sendiri. Membuat sekumpulan cowok yang memperhatikan mereka mengumpat penuh iri.
"Tapi ada syaratnya, kak!"
"Apa?" cowok itu mengeluarkan ponselnya dan membuka fitur kamera.
"Minta foto ya?"
Vita mengiyakan, lalu satu menit setelahnya dia menghampri Miko yang masih sibuk menyapu. Ia memasangkan topi itu di kepala Miko, membuat si empunya menoleh ke belakang dan bertatapan dengan Vita yang tersenyum lebar.
"Biar kamu gak kepanasan!"
"Terima kasih, Vita."
Tidak ada yang tahu kalau sekumpulan cowok tadi kompak menggumamkan satu kalimat yang sama di hati mereka.
'Pokoknya besok gue harus botak biar dibilang ganteng sama Vita!'
***
Setelah menyelesaikan hukuman, Vita dan Dita kembali ke kelas, sedangkan Miko mampir ke toilet. Aneh, kelas mereka kosong, padahal belum jam istirahat. Dita mengernyit heran, merasa ada yang tidak beres ia pun mengecek jadwal pelajaran yang ditempel di samping papan tulis. Matanya membola saat membaca jadwal pelajaran hari ini.
"Vita! Sekarang pelajaran biologi bukan fisika, geblek!"
Dita berdecak sebal, harusnya tadi ia curiga saat Vita mengatakan kalau mapel hari ini adalah fisika. Ia lupa kalau Vita tidak pernah mengingat jadwal pelajaran sejak awal masuk SMA karena jadwal mereka selalu berganti setiap minggu. Iya, guru mereka se-labil itu.
"Temen-temen pasti praktek di lab. Sesat gue percaya sama lo!"
Dita berkacak pinggang saat Vita terus saja menatap meja tanpa menghiraukan ocehannya, "Cukup Alex aja yang sering kacangin gue. Lo, jangan ikutan!"
Vita berbalik menatap sahabatnya dengan raut serius, yang justru membuat wajahnya seperti sedang menahan boker. Rasanya Dita ingin tertawa, tapi urung mengingat Vita punya kebiasaan menjitak keningnya.
Vita menunjuk mejanya, di sana ada sebotol air mineral dingin dengan note yang ditempel di atas tutup botolnya.
'For my sunshine'
"Anjir, secret admirer! Cowok kelas mana nih?" bukannya geli, Dita malah heboh sendiri setelah membaca note itu.
"Botolnya gak ada segel."
"Itu biar lo gak susah bukanya, cowok gentle, tuh! Diminum, gih!"
"Ogah."
"Yaudah, buat gue aja."
"Jangan!"
"Dih, pelit!"
"Bukan gitu, gue curiga kalau... ada bekas bibir cowok itu mulut botolnya."
"WHAT? Indirect kiss maksud lo?!"
Dita histeris. "Gendheng! Cowok mesum! Buang aja deh!"
Vita mengangguk, lalu membuang botol itu di tempat sampah yang ada di dalam kelas.
Tanpa ada yang tahu, seorang cowok yang sedari tadi mengintip di balik jendela mengumpat kasar karena rencananya gagal.
'Gimana bisa Vita tahu kalau ada bekas bibir gue di sana?'
Cowok itu berbalik hendak pergi, namun hampir saja dia terjungkal karena terkejut dengan kehadiran cowok berkulit putih yang menatapnya polos.
Ternyata ada satu orang yang tahu.
***
Holaaaaaaaa!!!!
Gimana kabarnya?
Chapter ini pendek ya? Biarin :p
akhirnya aku bisa update lagi huhuu:''''
setelah mencoba nulis lagi, kayaknya alur cerita ini akan berubah dari alur kemarin yang udah aku buat. Mungkin ini bakal jadi cerita paling to the poin yang pernah kalian baca?
Mau gimana lagi? Aku gak inget dulu nulis apa aja sampai chapter 28, tapi belum masuk konflik, njirr!
Udah segitu aja cuap-cuapnya.
Oh ya, buat cowok-cowok yang bakalan botak di chapter depan. Aku akan berteriak GUOBLOOOK! Untuk kalian :v
Thank you and See you..
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Perfect [END✓]
Teen FictionSinopsis dihapus karena terlalu cringe😂😂 Start: 29 Maret 2020 Finish: 10 Januari 2021 [10/04/20] #1 isyarat [17/05/20] #1 autis [08/06/20] #1 notperfect [02/08/20] #1 tunarungu [19/10/20] #1 miko [27/10/20] #1 husbu [2...