29. Gadis Jahat

37.1K 5K 1.1K
                                    

-Jangan lupa Vote dan Komen ya, pembaca yang baik😈💜✨

Cuma mau kasih tahu, waktu nulis ini-aku lagi patah hati. Sebagai Team Han Seojun sejak jaman Webtoon, aku dendam banget sama TVN. Ya Allah... mana sebelumnya aku Team Han Jipyeong. Emang ya! TVN dendam sama marga Han.

Keinginan buat beli saluran TVN, terus bakar di depan PD-nim True Beuty 📈📈📈

Oke lupakan, itu radom! Btw kalian yang nonton TB, Team Suho apa Seojun?! Jawab!!! Aku mau cari temen yang lagi sakit hati juga.

Satu lagi! Aku mau coba nantangin kalian. Sebelum UP chapter 30, tolong kasih aku 100 vote dan komen tembus 400. Sekalian di akhir bakal aku mau infoin sesuatu.

Bisa nggak nih? Kalau nggak, ya gapapa hehehe... Soalnya baru sadar, ternyata banyak silent riders di sini. Sedih... nggak deng! Becanda.

Langsung aja... Happy Reading, kalian ‼️💋

🦋🦋🦋

Katakanlah Aurora adalah gadis dungu alias bodoh.

Bisa-bisanya sekarang dia terus terisak dengan menyedihkan. Perkataan Saga tadi nyatanya berhasil membuat adanya terasa sesak. Sangat menyakitkan mendapati cowok itu bersikap sangat brengsek terhadapnya. Sekali lagi, Aurora mengusap kedua matanya yang basah.

Tidak! Ini tidak benar, bagaimana pun menangisi cowok itu adalah hal percuma. Tidak seharusnya begini, tidak seharusnya dirinya merasa sesakit ini. "Brengsek!" Gadis itu kembali mengumpat tanpa sadar.

"Butuh tisu, neng?" sahut Supir taksi di depan, pria paruh baya itu merasa tidak tega dengan penumpangnya yang terus menangis.

Aurora menggeleng kecil, sesaat menunduk menyembunyikan wajahnya-yang bisa diperkirakan sangat buruk rupa. "Ng-nggak usah Pak, terimakasih."

Diam-diam Aurora menarik nafasnya dalam-dalam untuk mengatasi hidungnya yang terasa tersumbat.

Sumpah! Ini dia drama banget, sampe nangis-nangis. Emang ya, cowok inisial S itu bajingan!

Omong-omong, alasan kenapa Aurora memilih naik taksi dari pada menunggu tukang ojek langganannya, karena gadis itu ingin cepat-cepat sampai rumah. Nungguin tukang ojeknya yang sering ngaret jemput, udah keburu nangis di depan gerbang sekolah dia.

Nggak elit dong kalau di liatin anak-anak yang lain.

Tak lama laju taksi terasa melambat, ternyata mereka sudah hampir sampai di depan gerbang rumahnya. "Pak! Berhenti sini aja ya, jangan masuk!" tutur Aurora seraya mengeluarkan uang untuk membayar argo taksi.

"Terimakasih ya, Pak!"

Supir taksi itu mengangguk seraya tersenyum ke arah Aurora. "Terimakasih juga, neng!" balas supir taksi itu, ketika Aurora melangkahkan kakinya keluar.

Sesaat gadis itu berdiam diri di depan gerbang rumah. Nggak bisa dong dia masuk dengan keadaan mata super bengkak gitu. Bundanya bisa langsung ngadain sesi tanya jawab kayak filter QnA Instagram.

Dengan sigap akhirnya Aurora mengeluarkan botol minumnya, gadis itu sedikit menunduk untuk mencuci wajahnya. Duh! Untung aja sekitar lagi sepi-maklum, tetangga dia keluar rumah kalau ada tukang bakso lewat.

"Masih bengkak lagi!" decak Aurora seraya menatap pantulan wajahnya di layar ponsel.

"Saga brengsek!!!" umpat gadis itu seraya kembali membasuh matanya dengan Air putih.

Falling For a Gangsta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang