-Jangan lupa Vote dan Komen ya, pembaca yang baik😈💜✨
Drop ur favo emoji 🚀💥
🦋🦋🦋
Sulit di percaya.
Baru hari kedua Aurora resmi menjadi murid Candrawana, dirinya sudah terlambat masuk sekolah. Kayaknya emang Aurora ini lagi apes banget, mana yang terlambat cuma dia sendiri-kan masih mending kalau ada teman terlambat.
"Mati gue!" Aurora berjinjit berusaha mengintip pos satpam di samping gerbang.
"Pak tolong bukain!"
"Astaga pak!" teriaknya lebih keras.
"Pak saya mau masuk." Bukannya satpam yang datang, malah dua orang berseragam OSIS sepertinya, yang berjalan mendekat.
Keduanya menatap Aurora tajam, membuat gadis itu langsung mengunci mulutnya rapat-rapat.
"Percuma teriak-teriak. Lo nggak bakal bisa masuk sebelum jam ke 2 mulai,"
"Kenapa kak?" tanya Aurora sedih.
"Karena itu peraturannya. Lo murid baru kan?" Salah satunya bertanya, membuat Aurora mengangguk membenarkan.
"Isi list dulu, baru nanti lo bisa masuk. Info aja, jangan sampe lo terlambat sampe 3 kali, karena sekolah bakal manggil orang tua lo ke sini."
"Sekarang sebutin Nama sama Kelas lo!"
"Kalau gue isi list, bolehin masuk ya kak... please, sekali aja. Janji nggak akan ngulang," pungkas Aurora menawar.
"Aurora Eva Amalthea," Reflek Aurora menutupi name tag di seragamnya, walau terlambat.
Sial! Mereka benar-benar menulis namanya.
"Kelas berapa lo?"
"Kalau gue jawab, boleh masuk ya. Sekali doang, tolong dong kak! Hari ini ada pelajaran olahraga." Gadis itu kembali memohon.
"Nggak ada! Jawab, lo kelas berapa?"
"Ada apa?"
"Ini ada murid yang telat, sesuai peraturan dia baru bisa masuk jam ke 2." Aurora semakin menundukkan wajahnya, pasrah.
"Dia maksa buat masuk kelas, Ga." Gadis itu-Salsa, melirik ke arah Aurora. "Katanya murid baru, tapi baru 2 hari masuk udah telat aja. Gue tanyain kelas berapa nggak mau jawab." sindirnya.
"Kelas berapa?" Suara bariton itu membuat Aurora mendongak. Hal pertama yang gadis itu lihat ialah sepasang netra coklat yang nampak tidak terlihat asing.
Bibir Aurora terbuka menyadari siapa yang tengah berdiri di hadapannya. Dengan seragam rapi dan atribut lengkap, bukan pakaian urakan dan penutup wajah. Dengan tanda pengenal bertuliskan OSIS di lengannya, bukan lagi bendara bertuliskan SALVADOR di sana.
Penampilannya jauh berbeda, tapi mereka orang yang sama.
Rupanya bukan hanya Aurora, cowok yang diketahui bernama Saga itu juga terlihat terkejut melihat figur gadis yang tengah berdiri di luar gerbang sekolah saat itu. Keduanya melempar tatap cukup lama, sampai Saga menjadi yang pertama memutuskan pandang.
"Tolong kalian urus aja, jangan sampe dia masuk sebelum jam ke 2," titah Saga yang membuat Salsa dan Rakha mengangguk.
Ketika Saga berniat berlalu, reflek Aurora menahan lengan cowok itu. Kedua saksi bisu yaitu Salsa dan Rakha terkejut bukan main. Keduanya melotot melihat kelancangan Aurora. Memangnya siapa gadis itu, berani sekali menyentuh lengan seorang Saga?

KAMU SEDANG MEMBACA
Falling For a Gangsta [SELESAI]
Fiksi Remaja[PRIVATE CHAPTER. SILAHKAN FOLLOW DAHULU SEBELUM BACA] Ini bukan cerita dalam bayanganmu, sebaiknya baca dulu 💙 Sagara Damian Narendra. Orang-orang mengenalnya sebagai dewa kesempurnaan. Si ketua OSIS yang tampan dan penuh pesona. Dalam hidupnya, m...