48. Ice Skating

28.8K 4.4K 1.6K
                                    

-Jangan lupa dengerin lagu di Mulmed! 😈💜✨

Minta komen yang banyak lagi dong di Part ini. 600 deh, Gapapa yaa. Kalau lebih Alhamdulillah banget. Maaf banyak mau 🤠

Kalian suka lupa alur nggak sih, kalau aku UPDATE lama? Kalau iya, maaf banget yaa.

Selamat membaca + Tandai kalau ada Typo!

🦋🦋🦋

"Lo mau bolos bareng gue nggak?" Kedua mata Aurora berkilat, seolah menunjukkan ketertarikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo mau bolos bareng gue nggak?" Kedua mata Aurora berkilat, seolah menunjukkan ketertarikan.

Sepasang alis itu pun terangkat perlahan. "Bisa?"

Tanpa menjawab, Saga langsung meraih jemari Aurora. Menggenggamnya dengan erat, sebelum berbisik, "siap-siap lari!"

Serta tanpa aba-aba Saga langsung menarik tangan Aurora, membawa gadis itu berlari keluar dari lapangan sekolah.

"HEH! KALIAN MAU KEMANA?!" teriakan dari Pak Budi itu sukses membuat Aurora menoleh.

Sesaat gadis itu menyeringai, menatap puas guru-guru yang terlihat gelagapan sebelum mengejar langkah mereka.

"BERHENTI DI SANA ATAU KALIAN TAHU AKIBATNYA!" Mengabaikan teriakan dan rauangan dari belakang sana, langkah Saga terus membuatnya berlari.

Melewati lorong, kelas-kelas, bahkan ruang guru. Tentu saja derap langkah keduanya membuat murid-murid dan guru yang tengah mengajar menoleh ke arah jendela. Mereka terlihat kebingungan melihat Aurora dan Saga berlari dari kejaran Pak Aji dan Pak Budi.

Masih dengan tangan yang menggenggam jemari Aurora erat-erat--cowok itu sesekali meraih barang-barang yang bisa dirinya raih; tempat sampah, bangku-bangku bahkan pot bunga untuk dijatuhkan ke tengah jalan.

Menghadang laju langkah milik guru-guru di belakang mereka. Pasalnya sekarang bukan hanya Pak Aji dan Pak Budi yang mengejar mereka--banyak guru mapel lain bahkan satpam sekolah mengejar mereka.

Saga itu gila! Tapi sialnya Aurora justru ikut tertawa gila.

Keduanya lantas berlari ke arah kantin, melewati loker-loker sebelum keluar lewat gerbang belakang sekolah.

"Gerbang belakang sekolah sering dikunci!" kata Aurora dengan nafas tersenggal-senggal.

Alih-alih menggubris ucapan Aurora, Saga justru melepas tautan tangan keduanya. Cowok itu menunduk--merendahkan tubuhnya dengan kedua tangan menyatu.

"Ayo naik!" kata Saga menyerahkan kedua tangannya sebagai pijakan Aurora.

"Lo gila?!" cicit Aurora hampir saja berteriak.

Falling For a Gangsta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang