23. Aldeoz

39.1K 6.1K 1.1K
                                    

-Jangan lupa Vote dan Komen ya, pembaca yang baik😈💜✨

Terima kasih untuk 50k pembaca! Yeayyy 🥰✨

🦋🦋🦋

Langkah Saga terhuyung ketika tiba-tiba Gaska menarik kerah pakaiannya, mendorong tubuhnya dengan cukup keras sampai menabrak kab mobil. Mata Gaska tertuju pada Saga yang sudah memasang ekspresi sadis, siap melawan jika Gaska tidak kunjung melepas cekalan pada kerah pakaiannya.

"Gue udah bilang, jangan campurin urusan pribadi lo sama kita, anjing!" geram Gaska setengah berbisik.

Saga membuang muka, menatap sosok Aurora yang sudah berdiri di antara teman-temannya. Gadis itu menyanggupi permintaannya untuk datang ke Aldeoz, semudah itu.

Hanya untuk Rafael?

Saga mengulum seulas senyum picik, tanpa sadar.

"Tenang! Dia nggak akan jadi masalah." Setelah mengatakan itu, Saga menepis tangan Gaska dari tubuhnya dengan kasar.

Keduanya masih saling melempar tatap permusuhan, sampai Aldan mendekat dan melerai keduanya. "Udah! Kita masuk sekarang!"

Di sisi lain, melihat Saga mendekat kepadanya, Aurora bergeming di tempatnya. Tak lama sosok jangkung dengan pakaian serba hitam itu sudah menjulang di hadapannya, menatapnya dengan sorot intens dan penuh pertimbangan di balik topi hitam itu.

Damn! Ganteng banget, Ara hampir mimisan.

"Lo punya kesempatan buat balik," itu suara Saga, berhasil membuat kesadaran Aurora pulih.

"Gue ikut masuk!" Langkah kecil Aurora berniat menyusul teman-teman Saga yang sudah dulu masuk kedalam, namun dengan cepat tangan kokoh milik Saga menahan tubuhnya.

"Gue cuma mau peringatin, kalau lo udah masuk ke sana artinya lo terima resiko. Nggak ada jalan keluar." Saga berbisik parau di telinganya, dengan tajam-nyaris seperti peringatan.

Aurora mengangkat wajahnya, membalas tatapan Saga yang seolah memintanya untuk mundur. "Gue nggak takut. Lo nggak usah khawatir, cukup siapin alamat Rafael buat gue."

Aurora itu keras kepala, seharusnya Saga ingat itu.

"Terserah!" desis Saga memutar bola matanya acuh tak acuh.

Detik selanjutnya Aurora menunduk, merasakan jemari kecilnya digenggam erat oleh Saga. Cowok itu menariknya untuk memasuki pintu masuk Aldeoz.

Semilir angin malam menerpa keduanya, nyaris menusuk-nusuk dengan dinginnya. Aurora mengeratkan jaket yang membalut tubuhnya. Keduanya tengah mengantri masuk ke dalam Aldeoz, antrian panjang yang dipenuhi orang-orang bertubuh besar dan sangar. Semuanya laki-laki.

Sesaat kedua netra Aurora bergerak tidak fokus, seharusnya Aurora tidak terkejut mendapati fakta jika dirinyalah satu-satunya gadis yang mengambil tempat di sana. Tanpa sadar genggamannya pada tangan Saga terasa lebih erat.

Tidak! Aurora tidak takut, hanya sedikit khawatir.

Antrian kian pendek, Aurora berjinjit-jinjit-penasaran dengan apa yang berada di depan sana.

Lama banget elah! Kayak antri sembako aja.

Saga melirik ke arah Aurora, sesaat mendengus mendapati gadis itu berhasil menarik perhatian banyak orang dengan tingkahnya. Fakta jika Aurora memiliki ciri fisik, yang selalu berhasil menarik pria lain meliriknya untuk kedua kali, membuat Saga kesal tanpa alasan.

Falling For a Gangsta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang