13. Dia yang Berbeda

51.8K 6.9K 546
                                    

-Jangan lupa Vote dan Komen ya, pembaca yang baik😈💜✨

Berdoa dulu sebelum baca. Btw part ini panjang banget; 2359 kata 🍕🍿✨

🦋🦋🦋

Aurora turun dari motor Saga. "Thanks," katanya seraya melepas helm milik Rico yang kebesaran di kepalanya.

Aurora mendengus. "Rambut gue jadi bau!" decak gadis itu seraya menyerahkan helm milik Rico kepada Saga.

Saga membuka kaca helmnya sebelum menerima helm dari Aurora. "Lebay banget lo" cibir Saga hampir menarik sebuah senyuman geli tatkala melihat Aurora sibuk menciumi rambutnya sendiri.

Mendengar itu Aurora mendesis pelan.

"Gue balik dulu," pamit Saga seadanya, membuat Aurora mengangguk.

Cowok itu menutup kembali kaca helmnya. Detik selanjutnya suara deruman terdengar-polusi suara banget itu motor, perasaan. Cowok itu mulai mengendarai motornya meninggalkan Aurora yang masih berdiri di tempatnya, siap membelah jalanan Kota Jakarta malam itu.

🦋🦋🦋

Saga memasuki rumahnya, cowok itu mengernyit menyadari keadaan rumahnya terasa lebih ramai. Tidak biasanya pelayan terlihat mondar-mandir untuk menyelesaikan tugasnya. Tak lama atensinya teralihkan kepada sosok Anatasya-mamanya yang saat ini berjalan ke arahnya. "Ya ampun Saga! Kamu dari mana aja?"

Saga mengerjap, terkejut mendapati sosok wanita cantik yang tengah memeluknya erat. "Mama kapan pulang?" bisik Saga lembut.

"Tadi siang mama sama papa sampai, ini muka kamu kenapa, sayang?" tanya Anatasya khawatir melihat wajah putranya penuh dengan memar.

Saga menunduk, menahan tangan mamanya yang mencoba menge-check luka di wajahnya. "Jatuh."

"Itu suara Saga?" Suara bariton itu sukses membuat Saga dan Mamanya menoleh. Tak lama Freddy Narendra muncul dari ruang tamu.

"Papa ini Saga-"

"Kamu berantem lagi?" Suara pria berjas itu mendadak meninggi, kerutan pada ujung matanya terlihat semakin jelas. Pria itu menggeleng kecil, tidak habis pikir dengan Saga yang selalu pulang dengan keadaan luka-luka seperti itu.

"Anak siapa lagi yang kamu pukuli?!" tanya Freddy menghampiri putranya. Pria itu mengamati wajah putranya yang penuh dengan luka dengan tatapan kecewa.

"Kamu ini nggak ada kapoknya berantem terus. Ini pasti gara-gara kamu bergaul sama kakak kelas kamu itu!" tuduh Freddy seraya melayangkan tatapan tajam kepada Saga.

Anatasya menghembuskan nafasnya pelan, wanita itu menghampiri suaminya yang terlihat naik pitam melihat keadaan putra bungsu mereka. "Udah, Saga baru pulang. Jangan di marahin dulu."

Mendengarkan sang istri Freddy menarik nafasnya, pria itu mencoba menenangkan diri. "Kamu nanti di kamar aja, nggak usah keluar-keluar! Kalau rekan bisnis papa liat kamu dengan keadaan kayak gini, mereka mikirnya macem-macem. Bikin malu keluarga kamu ini!" Freddy berbisik di akhir kalimat, namun Saga masih bisa mendengarnya dengan jelas.

"Percuma jadi ketua OSIS, kalau kerjaannya cuma berantem! Mau jadi apa besok?" Saga terdiam, tidak berniat menjawab.

"Kalau nggak bisa banggain orang tua kaya kakak kamu, seenggaknya jangan nambah beban pikiran!" kata papanya, lagi.

Falling For a Gangsta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang