46. Narendra's

30.8K 4.4K 2.3K
                                    

-Jangan lupa Vote dan Komen ya, pembaca yang baik😈💜✨

Halo!! Apa kabar??? Siapa seneng dapet notif UPDATE??!

Selamat membaca yaa, semoga kalian suka. Jangan lupa ramein komentar, terima Kasih ❤️

🦋🦋🦋

Sepulang sekolah, Saga mendapatkan pesan dari Anastasya. Mamanya bilang jika wanita itu rindu dan ingin mengajaknya makan bersama nantinya. Dan disinilah Saga sekarang, berada di dalam mobil bersama mamanya yang seperti biasa terlihat sangat cantik.

Hanya saja jejak kantung mata itu sedikit mengganggu. Saga merasa sedih memikirkan keadaan mamanya beberapa hari terakhir ini. Sayangnya Saga itu pengecut, enggan pulang dan hanya bisa menanyakan kabar melalui seluler.

"Mama cantik banget," puji Saga tiba-tiba, yang mana berhasil memancing Anastasya menoleh.

"Tumben muji mama," kekeh Anastasya seraya fokus menyetir. "Pasti ada maunya."

Saga terdiam sesaat.

"Iya ada. Saga maunya mama senyum terus, jangan sedih!" Cowok itu berbisik dalam.

Seulas senyum haru tak bisa lagi Anastasya tahan. Jelas saja, ucapan dari putra bungsunya itu sukses membuat wanita itu merasa lebih kuat dengan keadaan mereka.

"Kamu pakai seragam siapa ini?" tanya Anastasya mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Punya Aldan," jawab Saga sambil mengetikkan balasan pesan di grup chat anak Salvador.

Soalnya sebelum ini, dirinya ingin ke rumah sakit bersama teman-temannya. Tapi karena mamanya datang dan mengajaknya makan, Saga memilih untuk menyusul saja nantinya.

Anastasya mengangguk sebelum melempar pertanyaannya kembali. "Kamu nggak mau pulang?" tanya wanita itu dengan hati-hati.

Pasalnya mama Saga sering merasa khawatir dengan keadaan putranya. Walau Saga sering memberi kabar dan datang ke butiknya, tetap saja ... naluri seorang ibu akan selalu bereaksi lebih.

"Mama kangen liat kamu di rumah," imbuh Anastasya yang semakin membuat Saga diam.

"Iya, Saga pulang besok."

"Besok kapan?"

"Besok kapan-kapan," sanggahan super ngawur itu membuat Anastasya menarik telinga Saga.

"Aw!!! Mama sakiiiit!" rengek Saga pura-pura kesakitan ketika telinganya di jewer.

"Makannya kamu itu pulang! Kasihan teman kamu yang kasih tumpangan, orang tuanya pasti mikir kamu nggak diurusin sama mama!" kata Anastasya berkeluh kesah.

"Iya," jawabnya sambil memasukkan ponsel ke saku seragam.

"Jangan iya-iya aja, Saga!"

"Iya, mama cantik!" Sanggah Saga yang entah bagaimana selalu bisa membuat Anastasya berhenti mengomel.

"Kalau kamu pulang, mama kan jadi nggak perlu mikir aneh-aneh kalau malem." Atensi Saga sesaat bereaksi untuk menoleh.

"Saga kan kasih kabar," ucap Saga memberi pengertian dengan lembut.

Anastasya menghela nafasnya pelan. "Iya, tapi mama tetep khawatir kamu kenapa-kenapa di luar. Mama pengen kamu pulang. Kamu apa nggak kangen rumah?"

Sesaat, cowok itu membuang pandangannya ke luar jendela. "Kangen, tapi Saga nggak mau ketemu papa."

Bibir Anastasya membisu mendengarnya.

"Sama Rafael juga." Menoleh, Anastasya menatap sisi wajah putranya dari bangku kemudi. "Kamu nggak mau ketemu El?"

Falling For a Gangsta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang