30. Rafael dan Saga

40.3K 5.1K 1K
                                    

-Jangan lupa Vote dan Komen ya, pembaca yang baik😈💜✨

Absen dulu sini, kalian baca jam berapa?
Bentar lagi buka puasa... yeay!!!!

Btw maaf baru bisa UP lagi, banyak tugas daring-jadi mood nulisnya kurang bagus. Nggak boong✌🏻✨

Bacanya pelan-pelan, di resapi dan di pahami~ 👻

🦋🦋🦋

"Jangan makan mie terus, kalau mama tahu bisa di marahin!"

Di tengah sunyi ruang dapur di jam 2 pagi, suara bernada berat itu menginterupsi. Terdengar begitu familiar, sesaat sukses membuat Saga langsung mengeraskan rahang, pertanda tidak suka mendengar suara itu lagi.

Saga yang semula menikmati mie kuahnya dengan khidmat, terpaksa menghentikan pergerakannya kala derap langkah seseorang mendekat detik selanjutnya. Tanpa berniat menoleh, Saga langsung meneguk habis air minum di gelasnya sebelum beranjak dari tempatnya.

"Kita perlu ngomong!" Saga langsung menepis tangan milik Rafael yang berusaha menahan dirinya dengan kasar.

"Kita perlu ngomong, Ga!" bujuk Rafael dengan suara yang masih lembut.

"Bokap bilang lo baru keluar dari penjara. Itu bener?"

"Sag?!" panggil Rafael mulai meninggikan suaranya.

Saga menaikkan pandangnya, menatap tanpa minat lawan bicaranya itu. "Nggak ada urusannya sama lo!" sanggah Saga, nyolot ke arah Rafael.

"Sejak kapan lo jadi rusak gini?" tanya Rafael, lagi.

Saga mendengus malas. "Bacot!"

Rafael cukup terkejut mendengar kalimat kasar itu ternyata bisa meluncur dari bibir Saga-saudaranya, yang notabennya adalah adiknya.

Ketika Saga hendak menyingkir dari hadapan Rafael, kakaknya itu sudah dulu menahan kedua pundaknya, mendorongnya pelan untuk kembali duduk di tempat. "Gue tau lo masih marah sama gue, tapi kita perlu ngomong."

Saga masih diam ketika Rafael menarik kursi di dekatnya.

"Kita kasih tahu mama secepatnya. Gue udah yakin bisa nanggung biaya hidup kita kalau mereka cerai. Gue pastiin bakal lulus tahun ini. Biar bisa langsung dapet kerja dan nanggung biaya sekolah lo, minimal sampe lulus."

"Gue akan nunda S1, biar lo kuliah dulu. Kita usahain dapet uang bareng. Gimana?"

Tiba-tiba saja Saga mendesis tajam, seulas senyum miring menghiasi wajah tampannya saat ini. "Apa cuma ini yang lo pikirin?" tanya Saga tanpa sadar, membuat Rafael menatapnya penuh tanda tanya.

"Apa?"

Saga menoleh. "Duit? Masa depan? Apa lagi? Kenapa nggak sekalian aja lo nunggu sampe bokap mati, terus ngasih hartanya ke lo... baru lo kasih tahu nyokap."

"Jaga omongan lo!" balas Rafael memperingati.

"Apa lo sekali pun nggak mikir perasaan mama, kalau dia tau anak-anaknya nyembunyiin hal kayak gini dari dia?" tanya Saga menatap sosok di hadapannya dengan sorot mata tidak percaya.

"Selama 2 Tahun! Dan lo masih belum berubah! Lo itu egois sejak awal, dan sekarang lo bahas tanggung jawab ke gue?" Saga berucap pelan. Cowok itu berusaha mengatur suaranya agar tidak sampai ke kamar orang tuanya.

Falling For a Gangsta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang