Pagi yang cerah untuk mengawali hari. Athala mengendarai motor ninja merahnya dijalanan yang dipenuhi kendaraan lalu lalang. Athala memberhentikan motonya, lampu hijau kini berubah menjadi merah.
Cowo itu melihat jam hitam yang melingkar di pergelangan tangannya, jam menunjukkan waktu 07.20 .
"Aishh, buruan ijo dong lam. Tolong kerjasamanya, ntar gue telat lagi, emang lu mau nanggung kalo gue telat ha? Makanya buruan" Dongkol Athala.
Motor yang berhenti disamping Athala dan mendengar ocehan Athala hanya menggelengkan kepala.
Lampu merah berubah menjadi hijau, Athala mulai mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.
Cowo itu memarkirkan motornya diantara jejeran motor yang lainnya. Athala melepas helm yang ia pakai lalu merapihkan rambutnya.
"Untung belom bel, gara-gara Aland tai nih ga mau bangunin gue" Umpatnya.
Athala malangkahkan kakinya dengan tangan yang dimasukkan ke saku celananya dari tempat parkiran ke ruang kelasnya. keadaan sekolah nya masih ramai berlalu-lalang.
"Haii" Sapa seorang wanita sembari menepuk pundak Athala.
Cowo itu melirik kearah samping tempat cewe itu berjalan beriringan dengannya. Athala menghentikan langkahnya membiarkan cewe itu berjalan dua langkah lebih dulu, lalu melihat kembali siapa yang menyapanya.
"Carissa? " Athala memiringkan wajahnya, heran.
Carissa menghentikan langkahnya lalu melihat tempat Athala berdiri "Hmm, buruan ntar lagi bel nih" Cewe itu melanjutkan melangkahkan kakinya.
"Eh-- iya iya" Athala berlari untuk menyamakan langkahan nya dengan carissa.
"Kok lo nyapa gue? Eh- eh- buka maksdunyakan eh- seharusnya"
"Ga boleh emang? Kok situ yang ngatur?" Ucap Carissa sembari mengeluarkan kaca dari tasnya lalu melihat wajahnya.
"Ini serius lo kan Riss? " Athala menghentikan langkahnya kembali lalu memegang wajah Carissa. Memastikan apakah itu Carissa, tidak seperti biasa, Carissa yang biasanya tidak menyapa menjadi menyapanya.
Carissa tersenyum simpul hingga lesung pipi kanan terlihat olehnya.
Beberapa meter dari tempat mereka, Alfan menghentikan langkahnya secara spontan, pandangannya terpaku pada mereka. Alfan mengepalkan tangan kirinya berpikir sejenak, lalu melepaskan kepalan tangan itu.
"Lo bukan siapa-siapa dia Al, lo ga berhak kayak gini" Batin Alfan lalu melanjutkan langkah nya kembali.
Athala melepas tangannya dari wajah cewe itu. Ia menggelengkan kepalanya, lalu melanjutkan jalannya mendahului Carissa.
"Lo ngapain bego" Ucapnya sembari melihat kedua tangannya.
✖ ✖ ✖
Bel sudah berbunyi setengah jam yang lalu. Alfan membuka pintu putih kamarnya, manaruh tas nya diatas meja belajar lalu membaringkan tubuhnya diatas kasur sembari menutup matanya-- berusaha melupakan apa yang terjadi hari ini. Tanpa disadari, satu tetes mengalir begitu saja dari ujung matanya.
Hampit satu jam Alfan membiarkan dirinya seperti itu. Cowo itu membuka matanya menatap lampu yang menyala, lalu ia duduk sejenak menoleh kekanan manatap jam weker hitamnya. Jam menunjukkan 18.03.
Alfan baranjak dari duduknya, lalu menghampiri toiletnya. Kedua tangannya memegang ujung wastafel, matanya menatap wajahnya dicermin yang ada dihadapannya, lalu tersenyum simpul untuk menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Alfan menyalakan keran wastafel lalu mencuci mukanya kemudian mematikannya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athala
Random"Gue suka sama lo bukan karena lo cantik,pinter,apalagi tajir.Bukan karena itu semua,tapi cinta datang dengan sendirinya dan datang disaat waktu yang gak tepat.Dan gue suka sama lo disaat kejadian waktu itu" Ucapnya dengan suara yang bernada serius...