Athala ✖ 27

299 13 2
                                    

Athala duduk dikantin yang kini hanya dirinya, Radit,  dan beberapa orang yang berjualan di kantin. Tangan cowo itu menopang dagu dengan tangan yang satu lagi memutarkan handphonenya untuk mencari kerjaan, karena sedari tadi Radit asik dengan handphone nya sendiri.

Ting! Ting!

Tangannya berhenti memutarkan handphone lalu ia membuka pesan yang baru saja masuk.

Grup Chat

Raditya putra: Ngumpul di rooftop, bosen gw dikantin sama ibu kantin

Alfiano Denandra: Apaan si anjir, gue dah sampe rumah

Ravin Maheswara: Males ah ada Radit suka ngutang

Rafa Anggara: Wee nebenglhaa cepaat!

Refaldo David: Ngegas?

Rafa Anggara: Do jemput gue, ok? Sipp makasii lho ya

Refaldo David: Hmm buruan serlok

Ravin Maheswara: Dit utang loo

Raditya putra: Hp gue kok tiba-tiba burem ya, kenapa nih?

Setelah membaca itu, Athala melihat kearah samping tempat Radit duduk.

"Gue siapa njir? Ibu kantin? " Tangannya mengambil kunci motornya lalu melemparkan kunci itu kearah Radit.

Radit mengelus kepalanya yang terkena kunci motor itu "Duh lu ngelempar ga make perasaan ya, yang penting kena"

"Bodo" Balasnya singkat.

"Ya Tuhan, tolong berikanlah kesabaran pada radit terus berikanlah dosa radit ke Athala. Amiin" Ucap Radit seperti meragakan orang berdoa.

"Ihh bener-bener lu ya"

Athala berdiri lalu berjalan kearah tempat jualannya pak didi, membuka pintu kulkas lalu mengambil dua botol teh.

"Nih pak uangnya, kembalinya ambil aja" Ucap Athala sembari menyodorkan uang miliknya, lalu ia berjalan ketempat duduknya kembali.

"Nih buat lo" Ucapnya sembari memberikan sebotol teh untuk Athala.

Radit membuka tutup botol teh lalu meminumnya hingga berisi setengah "Thanks, gratiskan? "

"Tapi lo tarek ga omongan lo yang tadi! Sumpa lo ya, capek-capek gue ngumpulin dosa gue sendiri eh malah ditambah sama dosa lo. Kalo kaga, yang lo minum tadi harus ngebayar tiga kali lipat" Ucap Athala sembari membuka tutup botol teh itu.

"Innalillahi, sumpa lha ya gue sabar banget ngadepin lu" Radit mengalihkan pandangannya dari Athala.

✖ ✖ ✖

Athala melangkahi setiap anak tangga untuk menuju ke lantai atas hingga kerooftop, sedangkan Radit sudah mendahului Athala terlebihdulu kerena Athala yang ingin ke toilet. Athala melambatkan langkah kakinya, matanya tertuju kearah orang yang sedang menuruni tangga,  cewe itu tidak melihat dirinya pandangannya tetap kearah anak tangga yang akan ia lewati. Kemudian pandangan Athala beralih ke seseorang disamping cewe itu, Alfan. Alfan hanya memandangi balik orang itu hingga sampai dilantai dua.

Sampainya di rooftop, Athala menghampiri segerombolan temannya yang sudah berkumpul disana.

"Dih boker lu yaa, lama banget sumpa" Sapa Rafa sembari memainkan handphone nya.

"Eh Athala, lama ga ketemu nih" Ucap Radit.

Athala membaringkan tubuhnya diatas kursi yang sudah disusun memanjang "Apaan si lo, dimana-mana gue ketemu lo. Ga dikelas, ga dikantin, ga disini, sampe muak gue"

"Hmm serah lu dah"

"Kiri oi kiri" Ucap Ravin.

"Lo lagi ga naik angkot pin tolong" Balas Alfian.

"Apaan si piano, gue lagi liatin Aldo ngegame" Ucap Ravin.

Radit menaruh handphone nya "Gue punya tebak-tebakan nih, kalo bisa ngejawab gue kasih goceng deh"

"Halah paling 'sandal terasi' " Saut Rafa.

"Sakarepmu" Balas Radit malas.

"Berani goceng, gocap dong dompet lagi surut nih" Ucap Aldo.

"Yaelah goceng lumayan bisa beli cilok noh" Ujar Radit

"Sakarepmu" Balas Radit malas. "Nih Kenapa sepion ada dua? Hayoo" Tanya Radit kepada temannya.

"Emm- kalo satu namanya Septian" Sahut Athala.

"Apaan si ath sumpa, septian yang ga berdosa dibawa-bawa anjir" Balas Ravin.

"Kalo dua kesepion, kalo satu kesepian, wkwk" Ujar Alfian.

"Ternyata Athala sama sepion ga jauh bega anjirr" Ucap Rafa.

"Anjir, tai lo rap sumpa" Ujar Athala.

"Eh lu piano kok lu tau si, google ya lu? " Tuduh Radit

"Dih, sini-sini goceng" Ucap Alfian.

"Utang lo sama gue dah numpuk Raditya putra, buruan bayar ga! Sebelum gue lupa ntar" Ujar Ravin.

✖ ✖ ✖

Ok, sampe sini dulu👌🏻

Happy Reading 📖

Jangan lupa vote dan comment yaa📱

Makasii☺

AthalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang