Aku tak peduli,
bukan karena keinginanku
tapi cara mu kepada ku•
•
•"Ris, bantuin gue mau nggak?" Tanya Alfan, ketua kelas di X-1 yang sekarang sudah berdiri didekat meja Carissa dengan membawa tumpukan buku.
Alfan Delana, yang sering dipanggil Alfan. Seorang ketua kelas yang bijaksana, pintar, baik kepada siapapun, sehingga banyak yang menyukainya, terutama para cewe disekolah itu.
Carissa berhenti tertawa karena ulah temannya yang satu itu sembari mendongakkan kepalanya, yang memperlihatkan Alfan sedang berdiri disampingnya.
"Eh- apaan tadi?" Tanya Carissa yang kurang mendengar ucapan Alfan karena tertawaan mereka tadi.
"Mau bantuin gue ga?" Ulang Alfan.
"Emm-- boleh, bentar ya we" Pamit Carissa kepada temannya.
"Yah Ris, ghibah nya belom selesai loh" Jeda sesaat "Nih juga, ga bisa liat orang ketawa dikit apa yak?" Balas Dhifa yang menggigit donatnya.
"Alah lo mah kerjaannya gibah mulu mana ketawa kayak nenek lampir lagi, kena azab keselek donat mampus lo situ, gue ga mau bantu" Timpal Alfan.
"Lo juga sih, kenapa harus Carissa? Rian mana" Ucap Lia.
"Lo kalo suka bilang aja, pake nanya Rian mana segala" Balas Alfan sembari melangkahkan kakinya tak peduli dengan ocehan mereka.
"Ketua kelas kok kayak gitu" Ucap Bintang dengan bersamaannya Alfan pergi.
"Gue duluan deh, bye"
Carissa melangkahkan kakinya keluar kelas beriringan dengan langkah Alfan. Ada beberapa orang yang menyapanya mereka dan hanya dibalas senyuman oleh keduanya.
"Berat nggak?" Tanya Alfan sembari merapikan beberapa buku berantakan yang sedang ia bawa.
Carissa menggeleng "Nggak kok"
"Sorry ya kalo gue ganggu obrolan kalian tadi"
"Emm-- nggak kok, ga ganggu"
"Abis Rian katanya sakbo sih, makanya ga bisa bantuin gue. Gue heran, pagi-pagi gini aja udah sakbo tuh anak" Ucap Alfan yang menatap kearah depan.
Rian Mahardika. Seorang keamanan yang gampang sekali akrab dengan orang lain, terutama dengan Alfan.
Carissa tertawa kecil mendengar ucapan Alfan.
Hingga pada akhirnya dari arah berlawanan, Carissa yang membawa tumpukan buku berjalan hingga melewati Athala. Cewe itu tersenyum simpul kepada Athala, namun senyuman itu sama sekali tidak dibalas, Athala hanya memasang muka datar saat melalui dirinya.
Gue ada salah ya sama Athala? Tanya Carissa pada dirinya sendiri.
Carissa menolehkan kepalanya kebelakang yang menatap punggung cowo itu yang semakin menjauh lalu menghilang dibalik belokan dinding.
"Denger-denger lo lagi deket sama Athala ya?" Tanya Alfan.
"Emm-- ga usah dibahas deh" Balas Carissa sembari menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.
✖ ✖ ✖
"Hay, Temen-temen kuh yang baik dan tidak sombong dan juga rajin menabung diwarung orang-- " Sapa Radit menghampiri temannya dibelakang kelas.
"Firasat gue ga enak sumpah" Alfian mengalihkan pandangannya kearah jendela.
"Pasti ada maunya tuh anak" Ucap Athala yang matanya fokus kepada game nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athala
Random"Gue suka sama lo bukan karena lo cantik,pinter,apalagi tajir.Bukan karena itu semua,tapi cinta datang dengan sendirinya dan datang disaat waktu yang gak tepat.Dan gue suka sama lo disaat kejadian waktu itu" Ucapnya dengan suara yang bernada serius...