Athala ✖ 10

933 21 3
                                    

"Athala!"

Athala tersentak ketika dirinya dipanggil dengan suara yang cukup menggelegar. Dia sebenarnya cukup kesal karena lamunannya itu dibuyarkan oleh Bu Endah. Bu Endah adalah guru Biologi, dan pelajaran itu sangat tidak disukai oleh Athala Alexandra.

"Dari tadi ngelamunin apa kamu?" Ucap Bu Endah sembari berkecak pinggang.

"Saya ga ngelamun, Bu. Justru saya tadi lagi ngebaca" Elak Athala.

"Coba kamu jelasin halaman 28, kalo kamu dari tadi ngebaca" Pinta Bu Endah yang masih dalam posisi berkecak pinggang.

"Mampus gue kan"  Batin Athala sembari menepuk jidatnya, tetapi dia cukup beruntung, buku yang berada dihadapannya membuka lembaran halaman yang dimaksud. Jadi, kebohongannya tadi tidak terlalu tampak oleh Bu Endah.

"Sabar ya buk" Athala membaca halaman tersebut sekilas yang membahas tentang jantung dan fungsinya.

"Al, kaya gimana ngejelasinnya?" Tanya Athala yang suaranya hampir berbisik pada Alfian, yang dapat dikatakan cukup pintar.

Athala menunjuk buku tersebut yang bertuliskan fungsi jantung. Alfian mengambil bukunya lalu menuliskan intisari dari tiap paragraf itu.

"Buruan"

"Ya sabar kali, ini nulisnya tuh butuh proses"

Setelah Alfian menulis dengan cepat, dengan tulisan yang dapat dikatakan amburadul, Athala langsung mengambil buku itu kehadapannya.

"Gila, ini beneran tulisan lo Al? Gini amat dah" Bisik Athala yang baru melihat buku Alfian.

"Tulisan gue tuh limited edition tau"

"Anjir, gue susah mahamin tulisan lo kalo kaya gini" Athala membacanya dengan susah payah didalam hati.

"Lo baca aja dah"

" Ok. Jadi gini bu, dihalaman 28 itu ngejelasin bahwa ' jantung tersusun dari otot lurik yang bercabang, terdiri atas empat ruang, yaitu dua serambi dan dua bilik. Jantung berfungsi untuk mengatur peredaran darah atau sebagai pompa. Kerja jantung adalah kedua serambi menguncup, kedua bilik mengembang. Kemudian kedua bilik menyempit, kedua serambi mengembang ' intinya gitu lha buk"

"Kesambet apaan kamu? Kok bisa jadi tobat gitu?"

Mendengar ucapan itu, seisi kelas pecah dengan tertawaan mereka.

"Ga kesambet apa-apa bu"

"Bacot lo" Bisik Alfian. "Itu kan dari gue gan" Lanjutnya.

"Ga jadi dapet pahala lho kalo lo ga ikhlas"

"Inget, pahala lo tuh kaya... " Athala mendekatkan jari telunjuk dengan jari jempol dan menyisakan satu senti saja. "Trus dosa lo tuh... " Athala kembali meragakannya, dengan kedua tangannya direntangkan.

"Ga sadar diri lo, nyet"

"Ehh, iya. Berarti kita senasip dong" Mereka tertawa hingga terdengar oleh Bu Endah.

"Ngapain kalian?! Ga ada yang lucu disini!" Bu Endah menatap Athala dan alfian dengan tatapannya yang tajam. Athala dan Alfian langsung terdiam.

"Ada kok buk" Jawab Alfian dengan jujur. Alfian mengeduh kesakitan ketika Athala menyikutnya.

"Maksudnya alfian tuh ga ada kok buk" Ucap Athala yang membenarkan perkataan alfian yang jujur tadi, lalu Bu endah melanjutkan kembali menjelaskannya.

"Kata lo tadi pahala gue, eh salah pahala kita segini... Trus dosa kita segini. Jadi kalo pahalanya mau nambah ya, harus jujur lha" Ucap Alfian seperti mengikuti gerakan Athala yang belum sampai lima menit tadi.

AthalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang