Athala ✖ 02

1.5K 48 8
                                    

Carissa dkk keluar dari kelas yang sangat membosankan, pasalnya baru saja hari pertama sekolah dan jam pertama sudah disambut dengan pelajaran hitung menghitung.

"Yok ngantin, dah pening nih palak. Masa iya, baru pagi-pagi udah ngitung aja" Ujar Lia sembari mengelus-elus kepalanya yang dapat diartikan bahwa 'sekarang kepalanya lagi pening'.

Nyatanya Lia memang kurang suka dengan menyangkut pautkan dengan hitung menghitung.

Carissa dkk turun melalui anak tangga dari lantai dua kelantai dasar, karena kantin terletak di sana.

Sampainya dikantin merka menempati salah satu meja dari yang lain. Kantin sudah mulai dipadati oleh murid-murid yang lapar.

"Pada mau mesen apa? sini biar gue pesenin" Ujar Dhifa dengan senang hati.

"Gue siomay sama es teh manis" Carissa memberi tahu.

"Kalo gue mie ayam sama... Jus alpukat deh" Ucap Bintang.

"Gue sama kayak Rissa, kalo minumnya capcin" Ujar Lia.

Dhifa pergi meninggalkan mereka, dan memesankan pesanan temannya masing-masing.

Disaat Dhifa pergi, Olin muncul dengan wajah yang dapat dibilang kusut. Olin langsung bergabung dengan temannya itu dan duduk disamping Bintang.

"Kenapa lagi lo? muka ditekuk gitu" Ucap Carissa sembari menyubit pipi Olin.

"Jangan bilang lagi kalo sekarang lo lagi akting" Timpal Bintang.

"Ihhh...enggak lho ini beneran,masa pagi-pagi dah ngitung aja sih" Dongkol Olin.

"Kelas kita juga kali,lo pikir lo aja?" Timpal Lia.

Dhifa datang dengan membawa pesanan temannya dengan kesulitan, namun tidak ada sama sekali yang membantunya, mereka hanya melihat sedetik lalu memalingkan pandangannya dari Dhifa.

"Baaaik kali ya, sampe-sampe gak mau nolongin" Ucap Dhifa sebal.

Merka hanya menjawab cengiran khas mereka. Mereka mulai menyantap makanannya masing-masing yang habis dibawa oleh Dhifa kecuali Olin,Olin membawa bekal dari rumah yang dibuat khusus untuknya.

"Eh, lo tau ga sih? yang kita bilang ganteng itu, masih inget gak?" Ucap Olin memulai pembicaraan.

"Ah...itu, siapa sih namanya? oh iya Athala kan" Jawab Dhifa.

"Kenapa emangnya?" Carissa mulai penasaran dengan pembicaraan gantung itu.

"Masa dia bisa jawab soal MTK sih, dengan mudahnya lagi, gak nyampe 5 menit dah siap mana ngerjain didepan papan tulis lagi. Kan gue iri jadi nya"

"Unch, udah ganteng , pinter ngitung pula. Idaman lha itu" Ucap Lia dengan antusias.

"Iya sih, tapi sayangnya gerombolan tukang rusuh" Olin menunjuk dengan dagu, mereka mengikuti arah objek. Objeknya yaitu Athala yang sedang tertawa dengan gerombolannya.

Carissa juga melihat kearah satu objek yang sama seperti temannya. Melihat nya tertawa, ntah mengapa senyum tipis mengambang diwajah nya.

• • •

Disaat istirahat, gerombolan tukang rusuh seperti biasa duduk dipojokan kantin. Mereka duduk dimeja itu setiap hari, termasuk Athala.

Athala duduk dikursi dengan kaki diluruskan dan ditopang oleh sebuah kursi yang ada di sampingnya. Dan ada juga yang duduk dimeja, salah satunya yaitu Radit dan Alfian.

"Sandal apa yang paling enak didunia" Tanya Radit kepada teman gerombolan tukang rusuhnya itu.

"Sandal? swallo?" Sahut Rafa.

AthalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang