Athala ✖ 13

870 21 1
                                    

Athala menggelengkan kepalanya, berusaha membuyarkan semua lamunanya itu. Cowo itu beranjak dari rebahannya kemudian melangkahkan kakinya menuju kelantai satu untuk mengambil beberapa cemilan dari kulkas.

Athala membuka pintu kulkas itu, dia merasa bitu, bingung dengan apa yang akan ia ambil sekarang, sebelum sampai didapur ia seperti banyak yang ingin diambil, namun semua pikiran itu lenyap seketika.

Tuh kan, gue jadi lupa apa yang mau gue ambil batin Athala sembari menjambak rambutnya, frustasi.

Didalam kulkas itu banyak sekali makanan seperti ice cream, buah, susu, coklat, minuman bersoda dan masih banyak lagi. Setelah bergulat dengan pikirannya sendiri, akhirnya Athala memutuskan untuk mengambil semua makan itu, masing-masing satu.

Langkah kakinya kembali menaiki tangga dan membawa makanan itu dengan susah payah kelantai dua. Athala membuka pintu yang bercatkan putih itu lalu menutupinya kembali. Bukan, itu bukanlah kamar milik Athala, melainkan itu kamar abangnya. Aland.

"Hay, nyet" Athala langsung duduk di samping Aland yang sedang fokus dengan laptop yang berada di pangkuannya ditempat tidur.

Hay, nyet. Mungkin kata itu sering diucapkan, baik Athala maupun Aland sebagai kata pertama untuk mereka bertemu. Yang memulai kata itu, tentu saja Athala lah yang memulainya duluan. Aland menoleh kesamping, matanya bukan terpusat pada orang yang berbicara, melainkan pada segerombolan makanan yang dibawa oleh Athala.

"Gila lo ya, nyet. Mau ngebuat kamar orang kotor" Ucap Aland yang pandangannya kembali terpusat pada laptopnya.

"Emm.. Enaknyaa" Goda Athala yang sedang memakan sebatang coklat.

"Mau dong, nyet"

"Ogah, tadi marahin"

"Duh, ade gue makin lama makin ganteng dehh" Puji Aland supaya diberi coklat tersebut.

"Sorry nih yaa. Lebih baik gue makan aja sendiri"

"Yahh, kok ade gue jahat sih?"

"Bodoamatt" Mata Athala kembali terpusat pada makanannya kembali.

Ntah lha karena apa, Athala melemparkan satu batang coklat yang sengaja ia bawakan dua, karena Athala tahu kalau Aland menyukai coklat dan sebenarnya coklat yang ia bawakan dua itu memang ia niatkan untuk Aland. Yahh, jual mahal dikit lha.

Aland mengaduh ketika coklat yang dilempar Athala itu mengenai kepalanya.

"Lo ngira-ngira kek kalo ngelempar. Sakit nih" Ucap Aland yang masih meng elus-elus kepalanya.

"Tuh kan, marah lagi. Sensian emang orangnya. Gue bakar juga lama-lama" Ujar Athala sengit.

"Bodoamat. Yang penting gue dah dapet coklatnya" Aland memakan coklat itu, dengan mata yang masih terfokus pada laptopnya.

"Ngapain sih? Serius amat. Kaya lebih pentingan dia banget dari pada gue" Athala menunjuk dengan dagu kearah laptop.

"Anak kecil ga perlu tau" Matanya masih menatap layar laptop tersebut. Sejujurnya, Aland belum mempunyai pacar ataupun sejenisnya, dan itu sudah diketahui oleh Athala. Prinsip Aland sekarang hanyalah belajar, bukan pacaran apalagi ngerokok. Sama seperti Alfian, namun Aland dalam versi kalem, sedangkan Alfian dalam versi yang petakilan.

"Astaghfirullah. Tobat lah kamu nak" Athala mengelus kepala Aland hingga kedagu, memang itu niat awal Athala. Untuk menghancurkan jambul khatulistiwa Aland.

"Anjir, rusak rambut gue Athala!" Seru Aland sembari memegang rambutnya.

"Sebagai ade yang baek, gue benerin deh"

AthalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang