Athala ✖ 24

722 24 9
                                    

✖ ✖ ✖

"Oh, jadi ini yang namanya Carissa?!-- Gue bilangin ya sama lo, jadi cewek tuh ga usah genit sama cowo bisa ga sih?! Termasuk Athala, Athala is mine. Jadi, jangan coba-coba ngerebut dia dari gue" Bentak seseorang yang memenuhi gendang telinga Athala.

Suara tadi ga asing ditelinga gue batin Athala.

"Ris? Rissa?" Panggil Athala melalui telepon yang masih tersambung dengan handphone Carissa.

"Bro gue duluan ya" Pamit Athala sembari berlari kecil kearah motor ninja merahnya.

"Mau kemana oi?" Tanya Radit yang melihat gerak-gerik Athala sedari tadi.

"Balek ke sekolah" Ucap Athala sembari memasang helm nya lalu handphone itu ia selipkan antara telinganya dan helm yang sedang ia pakai agar ia bisa mengetahui apa yang terjadi hanya melalui telpon itu. Motornya melaju dengan kecepatan penuh, jarak antara sekolah sedikit memerlukan waktu kurang lebih 5 menit. Jujur ia sangat mengkhawatirkan keadaan Carissa saat ini, ia tak mau melihat gadis yang ia sukai sejak awal masuk sekolah dalam keadaan terpuruk.

"Anjir" Umpat Athala sembari tangannya menarik rem secara dadakan. Lampu hijau telah berganti menjadi merah, mau tak mau Athala harus memberhentikan kendaraannya. Athala mengusap wajah nya dengan tangan kiri, jujur ia tak pernah sekhawatir ini untuk seseorang.

"Semoga lo baik-baik aja, Ris" Ucapnya dalam hati.

Athala memarkirkan motornya di parkiran sekolah. Suasana sekolah terlihat sepi karena para murid sudah pulang dari satu setengah jam yang lalu, hanya tersisa beberapa murid yang ada keperluan di sekolah.

Athala membuka helm nya, tangan kirinya masih memegang handphone diteliganya. Ia berlari kecil menuju tempat keberadaan Carissa, jujur ia tak tau Carissa saat ini sedang dimana. Tak tau mengapa pikirannya memerintahkan dirinya menuju toilet sekolah.

Athala menatap pintu toilet itu dengan teliti. Pertengkaran yang ia dengar dihandphone masih terjadi ditoilet. Ia mematikan telepon itu lalu memasukkan nya kedalam saku celana seragamnya. Ia tak tau harus berbuat apa, apakah ia harus masuk kedalam toilet itu? Atau ia harus menunggu sampai pertengkaran itu selesai?

Saat ia masih memikirkan keputusan itu, pintu toilet itu terbuka. Athala menatap gadis yang baru saja keluar dalam hitungan detik, lalu akhirnya gadis yang masih membawa seragam itu memutuskan untuk pergi meninggalkan Athala.

Namun, Athala memegang pergelangan gadis itu sehingga Carissa tak dapat melanjutkan langkah kakinya.

"Are you ok?" Tanya Athala yang masih menggenggam tangan Carissa.

Carissa menganggukkan kepalanya sembari tersenyum tipis. Ia ingin sekali mengatakan apa yang terjadi, tetapi mulutnya bungkam seketika. Carissa sadar, sekarang jarak lah yang menimbulkan tameng terbesar antara dirinya juga Athala. Carissa melepaskan genggaman itu lalu pergi menjauh dari Athala.

"Rissa!" Panggil Athala, namun panggilan itu membuat Carissa semakin menjauhi dirinya.

Athala memberhentikan langkahnya saat ingin mengejar Carissa.

"Udah lah Athala, ngapain sih lo ngejar-ngejar cewe ga jelas kayak dia. Mending sama gue, yang jelas-jelas setia terus sayang lagi sama lo" Athala menolehkan kepalanya kearah ambang pintu toilet, matanya mendapati tiga cewek yang ia kenal salah satu nya adalah, Chika.

"Apa lo bilang? Carissa ga jelas? Lo yang lebih ga jelas! Gue denger semua percakapan kalian, termasuk lo nampar dia. Maksud lo apa ha? Seharusnya lo sadar disini lo sebagai kakak kelas yang harus bersikap baik, bukan malah bertingkah seenak jidat lo" Hardik Athala.

AthalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang