50.

8.4K 693 67
                                    

Yuhu, kembali lagi di part selanjutnya

Happy reading



Glenn Fredly - Januari

🍃🍃🍃

"Gue dulu yang masuk."

"Gak, pokoknya gue duluan."

"Eeee jangan bereb-" Pintu terbuka kedua orang itu langsung terjatuh ke lantai. Siapa lagi kalau bukan Riski dan Rangga.

Keduanya saling berebut membuka pintu kamar ruang inap Vio. Hanya karena ingin membukakan pintu untuk Sinta masuk kedalam ruangan.

Vio meremas lengan suaminya badannya bergetar mendengar suara ricuh tersebut. Ale mengusap pipi istrinya lembut.

"Gak usah takut, mereka temen lo." ucap Ale menenangkan gadisnya.

Vio mulai mau berinteraksi dengan Ale sejak tadi pagi. Tapi dia masih belum mau berbicara banyak, dan jika ditanya pasti jawabannya hanya menggeleng atau menganggukkan kepalanya saja.

Ale memaklumi itu, masih syukur Vio tidak seperti kemarin yang memberontak jika bertemu dengannya.

"Takut ... " ucap Vio lirih menyembunyikan wajahnya di balik lengan Ale.

"Hai guys." sapa Riski saat selesai berdebat dengan Rangga.

Sinta menaruh kresek berisi buah-buahan, roti, dan susu itu diatas meja. Gadis itu mendekati Vio.

"Jangan deket-deket gue!" sentak Vio ketakutan. Hampir saja ia menangis.

Mereka menatap Ale seolah bertanya. Ale menghembuskan nafasnya pelan. Mengusap pundak istrinya yang bergetar hebat.

"Itu Sinta temen lo datang jenguk loh." kata Ale dengan lembut.

"Gue gak mau! Semua penghianat! Pergi!" Vio mengambil bantalnya lalu menggebukan ke teman-temannya. Ale mencekal tangan gadis itu supaya berhenti.

Ale berucap,"Hey. Dengerin gue dulu. Mereka disini baik kok gak ada niat ganggu lo. Tenang ya."

Vio menggelengkan kepalanya sambil memegangi kedua telingan nya. Kelima orang itu hanya diam. Tak tau harus berbuat apa sekarang.

"Gak mau pergi!" bentaknya.

"Vio ini gue Riski." Vio langsung menepis tangan Riski yang hendak menyentuh pundaknya.

"Jangan deket-deket sama gue, jangan sakitin gue, gue mohon hiks ... " ucap Vio mulai sesenggukan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Ale menangkup wajah istrinya dan kembali berucap, "Jangan nangis ya. Coba dulu liat mereka, mereka baik gak ada niatan mau nyakitin lo."

"PERGI!" bentak Vio membuat mereka terperanjat kaget.

"GUE GAK MAU! JANGAN SAKITI GUE PERGI!" sambungnya dengan mencak-mencak diatas kasur. Infus yang terpasang ditangan kiri Vio hampir lepas. Dan menyebabkan darahnya naik ke selang infus.

Ale langsung memencet tombol agar dokter ke ruangan. Ale mencekal tangan Vio yang terus saja bergerak.

"Vio, tenang ya. Jangan banyak gerak nanti tangan lo sakit." ucap Ale lembut.

Playboy VS PlaygirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang