32.

8.9K 760 20
                                    

Happy reading!

⚠️Belajar berkarya, tanpa harus menjiplak karya orang lain.

Enjoy guys!!

•••

Ale mengetuk pintu kamar berulang kali tapi Vio tak mau membukanya. Ia juga berulang kali memanggil nama Vio agar keluar dari kamar. Seakan enggan menjawab Ale akhirnya mengalah. Ale mendekati Lili yang tengah bermain boneka.

Lili melihat Ayahnya yang tampak lesu akhirnya Lili memeluk sang Ayah. "Bunda mana Yah?" tanya Lili.

"Dia ngambek, masa Ayah dicuekin mulu sama Bunda," ucapnya mengadu pada Lili.

"Ngambek karena apa?" tanya Lili lagi.

"Ayah gak bolehin main sama pacarnya."

"Hah pacar?" beo Lili.

"Ya gitu deh, Lili mau gak bantu Ayah bujuk Bunda supaya keluar kamar?" Lili mengangguk setuju.

"Tapi gimana Yah caranya?"

"Sini Ayah bisikin."

"Oke!" ucap Lili setelah mendengar bisikan ghaib.

•••••••

Tok

Tok

Tok

"Bunda!" ucap Lili sambil mengetuk pintu.

Tak lama kemudian pintu terbuka menampilkan Vio dengan wajah datarnya. Lili tersenyum melihat rencana pertamanya berhasil.

"Kenapa?" tanya Vio dengan menatap malas siapa yang menggendong Lili, Aleandra. Ya cowok itu tengah berpakaian rapi seperti Lili. Entah mereka mau kemana. Yang pastinya bodo amat buat Vio.

"Aku sama Ayah mau ketemu sama Mama Naya," ucap Lili tak lupa dengan senyum senangnya.

Vio memutar bola matanya malas mendengar nama itu. "Terserah."

Saat hendak menutup pintu kembali Ale menahannya. Vio mengangkat sebelah alisnya sambil bersedekap dada.

"Mau nitip gak?" tanya Ale.

"Gak," jawabnya ketus membuat Ale menahan tawa.

"Aku punya Bunda 2 yey! Bunda Vio dan Mama Naya hore!" ucap Lili sambil bersorak.

"Mau Bunda 2 mau 100 kek, gue gak peduli," gumam Vio lalu menutup pintu dengan kasar. Kedua orang itu cekikikan lalu bertos ria.

"Berhasil!"

•••••••

Saat sedang asiknya membaca novel. Suara kurir berteriak paket membuat Vio menghentikannya kegiatannya sebentar.

Vio mengerutkan keningnya. "Paket siapa?" gumamnya.

"PAKET!"

Vio beranjak dari kasurnya memakai sandal berbulu dengan bermotif bulan bintang.

"PAKET!"

"BENTAR BANG!" sahut Vio kesal.

"Emang bener-bener, siapa sih yang pesen," gerutunya menyumpah serapahi orang yang memesan barang tersebut.

"Benar dengan nama mbak Violet?" tanya mas kurir.

"Iya, buat siapa yang mas?"

"Buat mbak, kalau begitu saya pamit dulu ya mbak."

Playboy VS PlaygirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang