51.

7.9K 642 29
                                    

Yuhu, bertemu lagi di part selanjutnya

Happy reading

🍃🍃🍃

"Sekarang kamu ceritain semua apa yang membuat hati kamu nggak nyaman sekarang." ucap wanita cantik seorang psikiater muda berusia 26 tahun yang dipilih mami Ale untuk menangani Vio.

Vio terdiam bahunya mulai bergetar ketakutan. Seakan dia ingat kembali apa yang kemarin udah berusaha ia lupakan.

Wanita bernama Nikma itu memegang pundak Vio dan mengusapnya pelan. "Gak papa Vio, cerita aja sama saya. Siapa tau dengan kamu berbagi cerita sama saya, kamu jadi sedikit berkurang beban pikiran kamu." ucapnya lembut.

Vio meneteskan air matanya lalu menggelengkan kepalanya. Tangannya sudah meremas kuat baju yang dia pakai.

Ale yang dibelakangnya mengusap punggung istrinya. "Jangan pendam kesedihan sendirian gak baik juga, Vi."

"G-gue takut ... " ucap Vio lirih masih sesenggukan.

Ale mengangkat kepala Vio agar gadis itu tidak menunduk dan menatap matanya. "Bilang sama gue, jangan takut ada gue yang selalu ada didekat lo. Jangan nangis lagi." Tangannya terulur mengusap pipi Vio menghapus jejak air matanya.

Vio menghela nafasnya pelan. "Dia jahat.. dia penghianat, di-dia nyiksa gue Le." ucapnya sesenggukan.

"Mbak Vio tenang dulu ya, nanti kalo mbak udah siap cerita, cerita aja. Saya akan dengarkan." kata Nikma.

Vio berbalik langsung menubruk Ale dan memeluknya erat. Ale mengusap rambut hitam Vio. Nikma tersenyum melihat kedua sejoli ini.

Setelah beberapa menit kemudian Vio mulai tenang. Ia melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya.

"Sudah siap?" tanya Nikma dibalas anggukan kecil Vio.

"Sahabat yang gue kira baik ternyata salah, dia bahkan lebih jahat dari yang gue pikirkan." Vio menghela nafasnya pelan sebelum melanjutkan ceritanya. Sedangkan Ale dan Nikma hanya menyimak.

"Dia culik gue dan menyiksa gue selama dua hari tanpa ampun. Gue gak dikasih makan minum secuil pun. Gue dijambak, dicakar, ditampar, dicambuk hiks.. dipukul, disiram pake air kotor, didorong, diinjak hiks.. " Nikma mengusap pundak gadis itu yang bergetar hebat.

Ale diam-diam mengepalkan tangannya mendengar penuturan istrinya yang sangat menyedihkan. Tak terbayang gimana rasanya menjadi Vio waktu itu. Bayangkan dua hari woy, tak ada otak lah.

"Kamu tau kenapa dia ngelakuin itu ke kamu?" tanya Nikma.

"Dia salah paham, dia kira gue yang masukin calon suaminya ke penjara. Jujur gue gak tau kalo calon hiks.. calon suaminya di penjara, gue gak tau hiks.." jawab Vio.

"Yasudah kamu yang sabar ya, lupain aja kejadian itu. Gimana rasanya punya masalah terus cerita ke orang lain?"

"Lebih enteng." ucap Vio tersenyum tipis. Ale menghapus air mata Vio.

Srottt..

"Maaf ya mbak." ucap Ale tak enak pada Nikma melihat Vio yang mengeluarkan cairan bening di hidungnya di baju Ale. Vio menyengir sambil mengusap hidungnya.

"Iyaa gak papa." balas Nikma.

"Mau pulang?" tanya Ale pada Vio. Vio hanya menganggukkan kepalanya.

Sebenarnya seluruh badannya masih sakit semua. Karena tak enak menolak ucapan Maminya untuk dibawa ke psikiater. Vio pun mencoba menghargai mertuanya.

Playboy VS PlaygirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang