63.

7.7K 675 252
                                    

Yo wasap bro mamen mamen kembali lagi di part selanjutnya

Happy reading

🍃🍃🍃

Hari kelulusan mulai dekat. Ale mulai disibukkan dengan les dan ujian. Dan kandungan Vio mulai memasuki bulan ke 8.

Setiap hari Vio hanya di rumah homeschooling, makan, tidur, nonton TV, sedikit membantu sekertarisnya ngurus perusahaan Daddy.

Sedangkan Ale sibuk mengejar pelajaran, mengelola cafe, membantu Papinya mengurus kantor, mendapatkan hatinya Violet. Ups...

"Selamat pagi." Ale mencium puncak kepala Vio lalu mengambil tempat duduk disamping Lili.

"Pagi," jawab keduanya.

"Mau makan apa?" tanya Vio.

"Ambil sendiri aja, lo mau apa?" ucap Ale sambil mencekal tangan istrinya yang hendak mengambil nasi. Ale menarik tangan itu supaya duduk.

"Lo duduk aja, biar gue yang ambilin," sambungnya.

"Biar gue aja, Le," kata Vio.

Ale menggeleng tegas. "Nurut," tekannya.

Vio menghela nafasnya pelan. "Tumis kangkung sama ikan tuna goreng tepung," ucap Vio.

Ale mengangguk dan segera mengambilkannya. Lalu beralih menatap Lili. "Lili mau yang mana?" tanyanya.

"Ku mau Dodit tak ada yang lain," ucap Lili membuat mereka menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Masih kecil bucin nya udah akut.

"Hanya Dodit yang selalu ada-"

"Stop, mau makan apa?" potong Ale.

Lili menyengir lebar. "Nasi goreng udang!" ucapnya.

Mereka memulai sarapannya dengan tenang.

"Bun, nanti Dodit aku ajak main kerumah boleh nggak?" tanya Lili.

Vio tersedak makanannya dengan cepat meminum air putih tersebut. "Kamu teh beneran suka sama Dodit?" tanya Vio dengan logat Sunda.

Lili mengangguk polos.

Ale menepuk keningnya pelan. "Astaghfirullah. Bucin banget kamu ini," ucap Ale.

"Hah? Naon bucin?" tanya Lili.

"Budak cinta," kata Ale.

Lili menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Tapi Lili, kan bukan budak, Yah," ucapnya polos.

"Iya udah, kamu lanjut aja makannya," lerai Vio. Lili hanya menganggukkan kepalanya.

Setelah beberapa menit kemudian Ale berdiri. Mereka selesai sarapan. Ale mengambil tasnya lalu mengulurkan dasi itu pada istrinya.

Vio mengambil dasi itu lalu memasangkan dasinya pada suami.

"Nanti gue pulangnya rada telat," ucap Ale melingkarkan tangannya di pinggang istrinya.

"Les?" tanya Vio diangguki pria itu.

"Yaudah nanti kalo pulang gue nitip kebab Turki-"

"Nggak langsung dari Turki, kan?" tanya Ale hati-hati.

Vio tersenyum penuh arti. "Kalo boleh hayuk meluncur!"

Ale menjadi kelabakan sendiri. "Eh jangan ntar gue beliin. Yaudah gue berangkat dulu. Assalamualaikum," ucapnya.

"Lili ayo berangkat!" ucap Ale.

"Iya bentar!" sahut Lili.

"Bunda Lili berangkat dulu, Assalamualaikum," pamit Lili.

Playboy VS PlaygirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang