EXTRA PART

14.6K 717 36
                                    

Happy reading

🦋🦋🦋

Disebuah restoran dimana keenam orang berlawan jenis itu tengah makan bersama diselingi candaan. Genap satu tahun setelah kelulusan mereka memilih melanjutkan kuliahnya masing-masing.

Mereka berkumpul dimalam minggu ini untuk sekedar santai-santai.

"Eh Ris, lo katanya mau dor," celetuk Ale membuat mereka menoleh.

"Dor naon?" tanya Vio.

"Ekhem ekhem."

Riski menghembuskan nafasnya pelan menoleh kearah Rangga. "Lo telat, jadi lo nggak boleh marah," ucapnya pada Rangga.

Rangga menaikkan sebelah alisnya lalu menghedikkan bahunya acuh kembali memakan kentang gorengnya sambil bermain ponsel.

"Oghey," ucap Riski lalu beranjak dari tempat duduknya mendekati Sinta.

Pria itu menggenggam tangan Sinta menyuruh gadis itu berdiri. "Gue emang bukan cowok yang romantis seperti yang lo inginkan, intinya gue ngomong gini ke lo untuk nembak lo, mau gak jadi pacar gue?" ucap Riski.

Rangga langsung mendongakkan kepalanya. Tiba-tiba tangannya terkepal menatap tajam tangan Sinta yang digenggam Riski.

Sinta mendadak cengo. "Hah?"

"Mau gak jadi ibu dari anak-anak gue?" ujar Riski.

"Hah?"

"Hah hah hah mulu, mulut lo bau jigong," kesal Riski.

"Lo niat nembak gue gak sih?" tanya Sinta masih bingung.

"Huftt, lo gak ngerti gue udah deg-deg an gini? Lo malah hah hah hah gak jadi nembak lah," ucap Riski lalu kembali duduk.

Sinta semakin bingung. "Heh! Ulang," ucap Sinta.

"Gak jadi," balas Riski.

"RISKI GUE BOGEM YA LU!" ucap Vio ikut kesal. Bisa-bisanya buat baper orang doang.

"Dia-nya ditembak malah cengo males gue," kata Riski.

Sinta menatap sendu Riski lalu duduk kembali sambil menundukkan kepalanya. "Gue udah bilang kalo serius jangan bercanda Ki, lo pikir persaan gue bahan bercandaan? Gue juga punya hati Ki," ucap Sinta pelan.

"SINI SIN SAMA GUE AJA," kompor Radit.

"Heh! Gak ya! Sin, sini lo mau gak gue tembak?" ucap Riski.

"Kalo gue mati gimana?" balas Sinta.

"Yaudah kalo lo mati tinggal gue gali lobang," ucap Riski.

Sinta melebarkan matanya langsung menabok lengan Riski membuat sang empu meringis. "Lo bener-bener ya! Gue udah serius, lo malah bercanda sih?!"

"Gue belum siap nikah Sinta," jawab Riski.

"Bodo Ki, gelap mata gue ketutupan sempaknya mak lampir," ucap Sinta kesal sambil menutup matanya.

"Oh, pantesan muka lo kayak mak lampir," sahut Riski.

"RISKI!" ucap Vio gregetan melihat tingkah laki-laki itu.

"Astatang kuping aing rasanya mo copot anjim," ucap Riski sambil mengusap telinganya yang nyut-nyutan.

"Buruan sebelum sold out, Riski!" ucap Radit.

"Yaya gitu aja pada ngegas. Lo mau gak jadi pacar gue?" tanya Riski pada Sinta.

"Y," jawab Sinta singkat.

"Ok," jawab Riski membuat mereka cengo.

"Gitu doang nih?" tanya Ale. Keduanya mengangguk.

"Garing anjing! Ah bodo amat yang penting Riski yang nanti bayar ini semua," ucap Vio.

Riski melototkan matanya tak terima. "Gue gak ada uang, astaghfirullah," ucapnya.

"Gak mau tau traktir!" ucap Ale.

"Iya gue traktir, tapi gue ngutang lo dulu."

"Ogah!" tolak Ale.

"Lo jahad bener dah, ngutang doang," ucap Riski.

"Ngutang doang tapi lo nya mana pernah bayar, lama-lama gue kasih bunga utang lo," kata Ale.

"Perhitungan mulu lo sama temen," ucap Riski.

"Lah kalo lo gak bayar malah dosa tolaul!" hardik Ale sambil menoyor kening Riski.

"Biasa aja anjuwingggg!" balas Riski.

"Ciyee yang udah jadian," goda Vio sambil menyenggol lengan Sinta.

"Apaan sih anjir," sahut Sinta malu-malu kocheng.

"Gegayan lu anak kampret," kata Vio.

Mata tajam itu semakin tajam, dan tangannya terkepal kuat langsung menggebrak meja dan berlalu pergi.

Pergi hilang dan lupakan,

—— BATAS HALUAN ——

Ini part khusus Riski, Sinta dan Rangga oghey🙂👍🏻.

Pengen baca cerita selanjutnya? Langsung cek aja squelnya ya!

See you next chapter

Jangan lupa vote, komen, follow, and share ya biar aku semangat up-nya

Playboy VS PlaygirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang