Bab 14 Sayap

8 4 0
                                    

Arsa hanya diam mematung.
Apa-apan itu tadi? dia memelukku? tersenyum padaku? mengenalku? dulu? apa-apaan ini? Harusnya tadi aku tidak usah bertanya, harusnya aku ikuti saja permainan mereka. Tapi entah kenapa, aku tidak mau dipermainkan oleh mereka bertiga.

Akhirnya Arsa berjalan menuju kamarnya, meninggalkan dapur dan kejadian yang baru saja ia alami. Ia ingin mati rasa saja, jadi berapa kalipun hidupnya dipermainkan, tidak akan ada perasaan pelik seperti ini.

Para pelayan yang melihat kejadian ini, merasa tuannya sedang dalam mood yang buruk.

Menaiki tangga sampai lantai tiga saja tidak pernah membuatku lelah, jadi bagaimana bisa aku lelah karena semua ulah mereka tadi?

Masuk ke kamarnya, Arsa langsung tidur di kasur. Membuang semua perasaan dengan menutup matanya. Menunggu kantuk menjemput, membawanya melihat bunga-bunga tidur lainnya.

***
Arsa melihat hamparan rumput hijau yang luas, tidak ada yang menghalangi pemandangannya. Di sekeliling Arsa hanya ada rumput hijau, langit biru cerah dan awan putih yang meneduhkan. Arsa berjalan lurus kedepan, mencoba mencari tahu, sedang dimana ia sekarang. Ini pasti bukan mimpi, Arsa belum pernah bermimpi seperti ini.

Ketika Arsa melihat pohon di depannya, Arsa awalnya ingin istirahat sebentar. Tapi yang ia temukan bukan hanya pohon rindang yang menyejukkan saja, ia juga melihat malaikat yang pernah muncul dimimpinya. Sedikit senang rasanya mimpi ini berwarna, ia jadi bisa melihat semua warna yang ada. Mengenakan baju setelan berwarna hitam, memunculkan rasa muak Arsa karena sering melihat setelan itu. Menatap terlalu lama, akhirnya mata mereka bertemu, melihat satu sama lain.

Malaikat itu turun dari pohon, mengepakkan sayapnya. Arsa tidak melepaskan pandangan darinya sedikit pun. Ia terlalu terpukau dengan keindahan sayapnya. Berwarna putih terang, terlihat lembut dan sangat lebar. Cantik dan kuat. Hanya itu yang Arsa pikirkan ketika melihat sayapnya.

Hah, pikirannya aneh sekali ya. Sebegitu indahkah sayapku ini? batin Leo.
Malaikat yang diutus untuk memberikan sesuatu pada Arsa.

Berjalan mendekati Arsa, malaikat itu masih memperlihatkan sayapnya. Dia ingin sedikit lebih lama lagi melihat Arsa diam seperti ini. Setidaknya ia istirahat sekarang. Sebelum semuanya dimulai.

Setelah berdiri di depan Arsa, entah kenapa sang malaikat merasa ingin memeluknya. Mata coklatnya yang indah menunjukkan segalanya. Ia bisa membaca pikiran Arsa. Ia juga sudah melihat bagaimana kehidupannya selama ini. Semua yang ia lihat semakin menguatkan niatnya untuk memeluk Arsa.

Sayap putihnya itu mulai bergerak kedepan, menuju tubuh Arsa. Membuat tubuh mereka berdua semakin dekat. Sayap itu terus menghilangkan jarak yang ada. Arsa yang dipeluk dengan sayap lembut itu menerima dekapan hangat darinya. Lambat laun tangan Arsa meraih pinggang sang malaikat. Leo tidak keberatan jika Arsa menyentuh tubuhnya. Ini adalah hadiah kecil darinya, setelah ia melewati semua ujian hidup dengan baik.

GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang