Bab 25

3 2 0
                                    

   Melihat Zohar dan Farhan yang terdiam di depan pintu kamarnya, Arsa lalu melihat ke dalam kamar. Apa kiranya yang menahan mereka masuk.

“Arsa.”

“…Ibu.”

“Maaf Ibu masuk kamarmu. Baru pulang Nak?”

“Iya Bu. Hari ini Arsa mau main bareng sama temen-temen Arsa di rumah.”

“Biar Ibu bawakan kalian camilan, ya.”

“Terima kasih, Bu.”

Hanya senyuman yang bisa Adara lakukan ketika mendengar balasan Arsa. Sebagai Ibunya, ia selalu ingin mendengar Arsa bicara santai padanya. Sama seperti bagaimana Arsa kecil dulu.

Melihat Ibunya menuruni tangga, Arsa segera mengajak mereka semua masuk kamarnya, bersiap melakukan sesuatu yang mereka rencanakan di kampus.

Hira, Zohar dan Farhan yang sempat bingung bagaimana mereka harus menyapa Ibu Arsa tadi berpikir mereka mungkin bisa melakukannya nanti.

“Zohar, tutup gordennya.”

“Aye, Kapten!”

“Hira, siapkan lingkaranya”

“Haha, jadi kita mulai dengan itu?”

Arsa jadi satu-satunya orang yang tidak mengerti apa yang sedang mereka siapkan. Hira menggulung selimut menjadi lingkaran. Farhan dan Zohar yang sudah duduk di tengahnya memanggil Arsa untuk bergabung.

“Hira and Alsa…"

“Come sit here.”

“Ini…”

“Ya Arsa? Remember something?

“Engga, bukan itu Har, ini kaya cerita api unggun?”

“You got the point!”

“Dulu entah kenapa tiap malem kita sering ngelakuin ini, ngomongin sesuatu yang creepy, udahnya kita jadi ga bisa kemana-mana wkwkwkwk!” balas Farhan menambahkan ucapan Zohar.

“Tapi kayanya aku ga takut lagi sama yang gitua…”

“…”

Arsa tidak menyelesaikan kalimatnya. Ia diam mematung di sana, seolah pikirannya hilang tercabut.

“Arsa?” panggil Zohar, seperti biasa ia selali jadi yang pertama soal Arsa.

hah… hah.. hah…

“Sa? Sa!”

Melihat Arsa kesulitan bernafas, Zohar memanggil Arsa lagi sambil menepuk pundaknya.

“Arsa!”

“Hah… Zohar? Maaf maaf, tadi aku inget…”

Tidak menghiarukan ucapan Arsa, Zohar langsung menarik tangan Arsa untuk duduk bersamanya di kasur.

“Guys, kayanya kita move ke permainan selanjutnya.”

“Let’s go then! Cape juga sih, pengen rebahan.” timbal Farhan sambil mengajak Hira berdiri menghampiri Zohar.

“Hehe, sleep time huh” ucap Hira bersiap mengambil tempatnya di kasur besar itu.

“Wh-what? kita tidur?”

“Iya Sa. Sini.”

“No way!”

“Kenapa? Ini juga biasa kita lakuin pas kecil loh”

“But, Hira, you’re a girl…”

“Ini aku buat batasan kok, guling ini batasnya guys!”

“Oke” “Got it” ucap Zohar dan Farhan bersamaan.

Melihat kasur kesayangannya, Arsa juga jadi mau tidur bersama mereka. Ia juga ingin merasakan setidaknya sekali ini, bagaimana tidur bersama dengan teman-temannya ini.

Mereka akhirnya terlelap, menghilang bersama hening kamar dan hangat selimut yang menutupi kaki mereka. Arsa yang masih merasa aneh berada diantara Zohar dan Farhan belum tertidur. Ia khawatir, di kamarnya sekarang ada seorang gadis juga. Mungkin ketika mereka masih kecil ini masih jadi hal yang biasa, tapi sekarang mereka semua sudah besar.

Hening.

Zohar, Farhan dan Hira sudah terlelap.

Hanya Arsa yang masih pusing dengan pikirannya yang rumit.

“…”

“Mungkin tidak apa-apa… Kami hanya…”

Hilang. Mereka semua sudah hilang dengan bunga tidurnya masing-masing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang